Banner 468 x 60px

 

Selasa, 26 Desember 2017

Kunci diterima nya amal

0 komentar

KUNCI DITERIMA AMAL

” إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu." 

▶ (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian shahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi).

🌸 Dalam lafadz lain:

فإن قبلت منه قبل سائر عمله وإن ردت عليه عليه رد سائر عمله

Apabila shalatnya diterima maka akan diterima semua amalnya. Dan apabila ditolak, maka akan ditolak seluruh amalnya."

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang benar benar menjaga shalatnya, rukun dan syaratnya serta kekhusyuannya akan menyebabkan  amal  lainnya diterima, oleh karena itu jagalah waktu-waktu shalat dan selenggarakan lah dengan berjamaah agar keutamaan shalat tersebut sempurna.

Hadits tersebut menegaskan juga bahwa satu satu nya cara untuk menebus shalat yang ketinggalan dan tidak sempat tertunaikan adalah dengan melakukan shalat shalat Sunnah. Tidak ditemukan cara yang yang dianjurkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk menyempurnakan dan mengganti  shalat  yang tertinggal  kecuali dengan 
cara seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut.

Terdapat lima tingkatan terkait dengan shalat seseorang, yaitu   :

🍁 *1. Mu’aqab (kelompok yang diazab).*
Mereka adalah _golongan manusia yang mengerjakan sholat, tetapi salah menjalankannya dan jauh dari sempurna. Selain syarat dan rukunnya diabaikan, mulai dari pelaksanaan wudlu hingga soal thaharah  lainnya juga tidak mendapat perhatian. Dapat dikatakan, mereka itu shalat asal-asalan. Waktu shalat sering dilakukan diluar waktunya,sering terlambat, bahkan seringkali tidak dilaksanakan. Merekalah dalam al-Qur’an disebut *An shalatihim sahun* _"orang yang dhalimun linafsihi" yaitu orang yang menzalimi diri sendiri_.

🍃 *2. Muhasab (kelompok yang dihisab)*.
Golongan ini adalah _mereka yang rajin melaksanakan shalat, menjaga waktu-waktunya, demikian juga syarat, wajib dan rukunnya. Secara lahiriyah seluruh ketentuan mengenai shalat sudah dipenuhinya. Wudlunya bagus, pakaiannya nenutup aurat, tidak terkena najis, menghadap qiblat, tepat waktu, demikian juga semua rukun shalat tidak cacat. Sayang, satu hal yang kurang pada kelompok ini adalah kehadiran hatinya. Pada saat shalat, hati dan pikirannya tidak dijaga sehingga melayang-melayang entah kemana_.

🌹 *3. Mukaffar’anhu (yang diampuni dosa-dosanya).*
Setingkat lebih baik lagi adalah _kelompok orang-oramg yang senantiasa menjaga batasan-batasan shalat, menjalankan wajib dan rukunnya, bahkan menjalankan sunnah-sunnahnya, sekaligus bersungguh-sungguh disisi Allah SWT dari segala godaan nafsu was-was yang mengotori pikiran dan perasaannya. Dalam shalatnya mereka sibuk menjaga hati dan pikirannya. Mereka berkosentrasi penuh agar setan tidak berkesempatan  mencuri shalatnya_.

🌻 *4.Mutsah (yang diberi pahala).*
Tak sekedar diampuni dosa-dosanya, _mereka termasuk orang yang berhak mendapat pahala yang berlimpah. Mereka ini adalah segolongan kecil orang  yang *aqimush-shalat* (menegakkan shalat),tidak sekedar menjalankannya. _Golongan ini menegakkan shalat dengan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan hatinya tenggelam dalam menjaga batasan-batasanya. Mereka tidak membiarkan hatinya sedikitpun terlena dari segala hal yang dapat mengganggu konsentrasi shalatnya. Pada tingkatan ini seluruh anggota tubuhnya berzikir, pikirannya berzikir, juga hatinya berzikir.

🍀 *5. Muqarrib min Rabbihi (yang mendekatkan diri kepada Allah.)*
Tingkatkan yang paling tinggi adalah orang yang menegakkan shalat sampai pada tahap *Muqarribin* yaitu _orang-orang yang dekat dengan Allah. Ketika shalat, golongan ini merasa benar-benar bertemu dan berhadapan dengan Allah. Jika tidak melihat Allah, maka mereka yakin bahwa Allah melihatnya. Mereka meletakan hatinya dihadapan Allah, merasa diawasi Allah, dan hatinya penuh dengan kedekatan kepada Allah. Dihatinya telah sirna segala was-was dan segala pikiran diluar shalat. Mereka itulah orang-orang yang disebut Nabi SAW sebagai_ *muhsinin*

Firman Allah Subhanahu wa Taala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

اِنَّنِيْۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ  اَنَا فَاعْبُدْنِيْ  ۙ  وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Innaniii anallohu laaa ilaaha illaaa ana fa'budnii wa aqimish-sholaata lizikrii

"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah sholat untuk mengingat Aku."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 14)

Read more...

Rabu, 20 Desember 2017

Kisah istri Nabi Luth Alaihisslaam

0 komentar

*WALI'AH PUN TERCYDUK KARENA PRO LGBT*

Nabi Luth memiliki istri bernama Wali'ah. Sebagaimana banyak dinukil oleh para mufassir, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Wali'ah tidak termasuk pelaku LGBT. Terbukti ia menikah dengan Nabi Luth dan mempunyai beberapa anak.

Jika Al-Qur'an pernah menyebut pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nabi Luth dan Nabi Nuh (fakhonatahuma), itu adalah pengkhianatan aqidah dan keberpihakan pada agenda musuh. Bukan pengkhianatan berupa baghyun atau fahisyah.

Salah satu versi sejarah menyebutkan, bahwa semula Wali'ah adalah istri yang baik. Sayang ia terpengaruh oleh seorang wanita tua yang menawarkan kekayaan berupa emas dan perak, dengan syarat ia harus bersedia memberi tahu penduduk Sodom, jika ada lelaki tampan yang bertamu ke rumahnya. Rumah Nabi Luth memang sering kedatangan tamu dari kaum lain.

Iman Wali'ah kalah dengan nafsu dan hasrat akan kekayaan dunia. Ia menerima tawaran wanita tua itu. Ia pun memberitahu kaum Sodom, setiap kali ada lelaki tampan yang bertamu pada suaminya.

Sementara itu, da’wah Nabi Luth kepada kaumnya tidak menambah apa-apa kecuali perlawanan dan kesombongan. Mereka terus-menerus mempertontonkan kekejian dan kemungkaran. Hingga Nabi Luth memohon pertolongan kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al Ankabut: 30).

Alloh mengabulkan doa Nabi Luth, dan mengutus Malaikat untuk membinasakan mereka. Malaikat datang ke Negeri Sodom dengan menyerupai dua orang lelaki yang tampan. Nabi Luth merasa susah dan sempit dadanya karena kedatangan mereka. Ia takut kedua tamunya akan menjadi mangsa seperti biasanya. (QS. Huud: 77)

Sementara bagi Wali'ah ini adalah peluang untuk mendapatkan pundi-pundi emas. Maka dengan diam-diam ia memberitahukan kedatangan kedua pemuda tampan itu kepada kaumnya.

Kaum Sodom pun berdatangan ke rumah Nabi Luth dengan penuh kebringasan. Luth mencoba mencegah mereka dengan menawarkan untuk menikahi putri-putrinya. Hal itu bagi Luth lebih ringan dari pada mereka berbuat bejat kepada tamunya. Namun mereka tidak berminat sedikit pun kepada putri-putri Luth.

Tiba-tiba tamu itu berkata kepada Nabi Luth: “Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak dapat mengganggu engkau.” Kemudian mereka berkata lagi: “Bukakan pintu dan tinggalkanlah kami bersama mereka!”.

Nabi Luth pun membuka pintu rumahnya. Kaumnya menyerbu masuk dengan penuh kegilaan menuju ke arah tamu-tamu Nabi Luth. Ketika itulah, Malaikat menunjukkan kelebihannya, ia mengembangkan sayapnya dan memukul orang-orang durjana itu.

Akhirnya mata mereka menjadi buta seketika. Mereka berteriak kesakitan dan bingung mencari arah. Bertanyalah Nabi Luth kepada Malaikat: “Apakah kaumku akan dibinasakan saat ini juga?” Malaikat menjawab bahwa azab akan ditimpakan kepada kaumnya pada waktu Subuh nanti.

Malaikat memerintahkan Nabi Luth untuk pergi pada akhir malam nanti bersama semua keluarganya, terkecuali istrinya. Istrinya Wali'ah termasuk yang akan diadzab. Karena ia telah berpihak dan turut membantu orang-orang berbuat kerusakan (QS. Huud: 81).

Kisah Wali'ah ini memberi pelajaran penting tentang keberpihakan. Betapa keberpihakan terhadap kekejian dan kemungkaran akan menyeret pada kebinasaan. Apapun yang menjadi alasan. Entah karena tendensi materi, empati yang bukan pada tempatnya, atau karena intelektualitas yang kebablasan.

_@hakimuddinsalim_

Read more...

Kisah istri Nabi Luth Alaihisslaam

0 komentar

*WALI'AH PUN TERCYDUK KARENA PRO LGBT*

Nabi Luth memiliki istri bernama Wali'ah. Sebagaimana banyak dinukil oleh para mufassir, Ibnu Abbas mengatakan bahwa Wali'ah tidak termasuk pelaku LGBT. Terbukti ia menikah dengan Nabi Luth dan mempunyai beberapa anak.

Jika Al-Qur'an pernah menyebut pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nabi Luth dan Nabi Nuh (fakhonatahuma), itu adalah pengkhianatan aqidah dan keberpihakan pada agenda musuh. Bukan pengkhianatan berupa baghyun atau fahisyah.

Salah satu versi sejarah menyebutkan, bahwa semula Wali'ah adalah istri yang baik. Sayang ia terpengaruh oleh seorang wanita tua yang menawarkan kekayaan berupa emas dan perak, dengan syarat ia harus bersedia memberi tahu penduduk Sodom, jika ada lelaki tampan yang bertamu ke rumahnya. Rumah Nabi Luth memang sering kedatangan tamu dari kaum lain.

Iman Wali'ah kalah dengan nafsu dan hasrat akan kekayaan dunia. Ia menerima tawaran wanita tua itu. Ia pun memberitahu kaum Sodom, setiap kali ada lelaki tampan yang bertamu pada suaminya.

Sementara itu, da’wah Nabi Luth kepada kaumnya tidak menambah apa-apa kecuali perlawanan dan kesombongan. Mereka terus-menerus mempertontonkan kekejian dan kemungkaran. Hingga Nabi Luth memohon pertolongan kepada Allah, “Ya Tuhanku, tolonglah aku atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al Ankabut: 30).

Alloh mengabulkan doa Nabi Luth, dan mengutus Malaikat untuk membinasakan mereka. Malaikat datang ke Negeri Sodom dengan menyerupai dua orang lelaki yang tampan. Nabi Luth merasa susah dan sempit dadanya karena kedatangan mereka. Ia takut kedua tamunya akan menjadi mangsa seperti biasanya. (QS. Huud: 77)

Sementara bagi Wali'ah ini adalah peluang untuk mendapatkan pundi-pundi emas. Maka dengan diam-diam ia memberitahukan kedatangan kedua pemuda tampan itu kepada kaumnya.

Kaum Sodom pun berdatangan ke rumah Nabi Luth dengan penuh kebringasan. Luth mencoba mencegah mereka dengan menawarkan untuk menikahi putri-putrinya. Hal itu bagi Luth lebih ringan dari pada mereka berbuat bejat kepada tamunya. Namun mereka tidak berminat sedikit pun kepada putri-putri Luth.

Tiba-tiba tamu itu berkata kepada Nabi Luth: “Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak dapat mengganggu engkau.” Kemudian mereka berkata lagi: “Bukakan pintu dan tinggalkanlah kami bersama mereka!”.

Nabi Luth pun membuka pintu rumahnya. Kaumnya menyerbu masuk dengan penuh kegilaan menuju ke arah tamu-tamu Nabi Luth. Ketika itulah, Malaikat menunjukkan kelebihannya, ia mengembangkan sayapnya dan memukul orang-orang durjana itu.

Akhirnya mata mereka menjadi buta seketika. Mereka berteriak kesakitan dan bingung mencari arah. Bertanyalah Nabi Luth kepada Malaikat: “Apakah kaumku akan dibinasakan saat ini juga?” Malaikat menjawab bahwa azab akan ditimpakan kepada kaumnya pada waktu Subuh nanti.

Malaikat memerintahkan Nabi Luth untuk pergi pada akhir malam nanti bersama semua keluarganya, terkecuali istrinya. Istrinya Wali'ah termasuk yang akan diadzab. Karena ia telah berpihak dan turut membantu orang-orang berbuat kerusakan (QS. Huud: 81).

Kisah Wali'ah ini memberi pelajaran penting tentang keberpihakan. Betapa keberpihakan terhadap kekejian dan kemungkaran akan menyeret pada kebinasaan. Apapun yang menjadi alasan. Entah karena tendensi materi, empati yang bukan pada tempatnya, atau karena intelektualitas yang kebablasan.

_@hakimuddinsalim_

Read more...

Selasa, 19 Desember 2017

Kisah Sodom di desa Legetang, Dieng Jawa Tengah Indonesia

0 komentar

Azab itu pernah terjadi di sebuah desa bernama Legetang , Dieng th 1955

Buat yg blom pernah dengar dongeng tentang kisah Sodom & Gomorach versi Indonesia

Dalam semalam desa Legetang hilang lenyap seketika...

Ada sekelumit kisah nyata yang pernah terjadi pada sebagian
bangsa ini yang mungkin kita telah lupa. Dan sayangnya, peristiwa
yang penuh dengan pelajaran ini sama sekali tidak disinggung-
singgung sedikit pun di dalam buku pelajaran di sekolah. Kita dan
anak-anak kita tidak pernah tahu jika ada suatu desa yang
penduduknya nyaris sama dengan kaum Sodom-Gomorah, senang
bermaksiat, yang terkubur seluruhnya dalam satu malam hingga
tidak bersisa. Satu desa bersama seluruh penduduknya lenyap dalam
satu malam tertutup puncak sebuah gunung yang berada agak jauh
dari lokasi desa itu.
Inilah kisah tentang Dukuh Legetang, yang masuk dalam wilayah
Banjarnegara, Jawa Tengah. Kejadiannya di tahun 1955.
Pada saat itu, Dukuh Legetang yang terletak di Desa Pekasiran,
Kecamatan Batur, Banjarnegara, merupakan sebuah dukuh yang
makmur. Berbagai kesuksesan di bidang pertanian menghiasi
kehidupan dukuh (desa) itu.
Penduduknya cukup makmur dan kebanyakan para petani yang
cukup sukses. Mereka bertani sayuran, kentang, wortel, kobis, dan
sebagainya.
Berbagai kesuksesan duniawi yang berhubungan dengan pertanian
menghiasi dukuh Legetang. Misalnya apabila di daerah lain tidak
panen tetapi mereka panen berlimpah. Kualitas buah dan sayur
yang dihasilkan juga lebih baik dari yang lain.
Namun bukannya mereka bersyukur, dengan segala kenikmatan ini
mereka malah banyak melakukan kemaksiatan. Barangkali ini yang
dinamakan “istidraj” atau disesatkan Allah dengan cara diberi
rezeki yang banyak namun orang tersebut akhirnya makin tenggelam
dalam kesesatan.
Masyarakat Dukuh Legetang umumnya ahli maksiat. Perjudian di
dukuh ini merajalela, begitu pula minum-minuman keras. Tiap malam
mereka mengadakan pentas Lengger, sebuah kesenian tradisional
yang dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung
kepada perzinaan. Ada juga anak yang malah melakukan
kemaksiatan bersama ibunya sendiri. Beragam kemaksiatan lain
sudah sedemikian parah di dukuh ini.
Pada suatu malam, 17 April 1955, turun hujan yang amat lebat di
dukuh itu. Tapi masyarakat Dukuh Legetang masih saja tenggelam
dalam kemaksiatan. Barulah pada tengah malam hujan reda. Tiba-
tiba terdengar suara keras seperti sebuah bom besar dijatuhkan di
sana, atau seperti suara benda yang teramat berat jatuh. Suara
itu terdengar sampai ke desa-desa tetangganya. Namun malam itu
tidak ada satu pun yang berani keluar karena selain suasana
teramat gelap, jalanan pun sangat licin.
Pada pagi harinya, masyarakat yang ada di sekitar Dukuh Legetang
yang penasaran dengan suara yang amat keras itu barulah keluar
rumah dan ingin memeriksa bunyi apakah itu yang terdengar amat
Cumiakkan telingan tadi malam. Mereka sangat kaget ketika di
kejauhan terlihat puncak Gunung Pengamun-amun sudah terbelah,
rompal. Dan mereka lebih kaget bukan kepalang ketika melihat Dukuh
Legetang sudah tertimbun tanah dari irisan puncak gunung
tersebut. Bukan saja tertimbun tapi sudah berubah menjadi sebuah
bukit, dengan mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh
Legetang yang tadinya berupa lembah, kini sudah menjadi sebuah
gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya mati.
Gegerlah kawasan Dieng…
Seperti diceritakan oleh salah satu saksi hidup peristiwa ini, Toyib
(71) ‘’Suara ‘guntur ’-nya (sebutan longsor di daerah setempat) itu
sampai terdengar ke rumah saya. Padahal, rumah saya Desa
Kepakisan,’’ kisah Toyib yang saat peristiwa itu berusia 11 tahun.
Lanjut Toyib, akan tetapi karena gelapnya malam dan hawa dingin
menusuk tulang, membuat warga yang mendengar suara
mengejutkan itu tidak berani keluar rumah untuk memeriksanya.
Baru esok paginya diketahui, ternyata suara itu berasal dari
longsoran lereng sisi tenggara Gunung Pengamun-amun yang tepat
menimpa Dukuh Legetang. Dari kejauhan terlihat puncak Gunung
Pengamun-amun sudah ‘rompal’ (Jw. Terbelah).
Bukan saja tertimpa tapi juga berubah menjadi sebuah bukit yang
mengubur seluruh dukuh beserta warganya. Dukuh Legetang yang
tadinya berupa lembah, kini berubah menjadi gundukan tanah
menyerupai bukit.
Menyadari peristiwa itu, sontak masyarakat di sekitar Dukuh
Legetang terkejut. Kemudian banyak yang berteriak ‘Legetang
guntur !’, situasi saat itu menjadi ramai dan membuat masyarakat
berbondong-bondong untuk melihat lokasi kejadian.
‘’Walaupun dusun yang lain juga hampir sama, tapi Dukuh Legetang
sudah terlalu parah, terutama maksiat-maksiat masalah seks
bebas,’’ kata Toyib.
Dari 351 korban jiwa, terdapat 19 orang yang berasal dari luar
Dukuh Legetang. Sementara itu, masih ada dua orang warga asli
Legetang yang selamat dari bencana tersebut.
‘’Yang hidup cuma disisakan dua sama Allah, itu perempuan semua.
Mungkin disisakan dua biar untuk sejarah keadaan desa sini, tapi
sekarang sudah meninggal,’’ imbuhnya.
Masyarakat sekitar terheran-heran. Seandainya Gunung Pengamun-
amun sekedar longsor, maka longsoran itu pasti hanya akan
menimpa lokasi di bawahnya. Akan tetapi kejadian ini jelas bukan
longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-
amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih
ada. Namun sungai dan jurang itu sama sekali tidak terkena
longsoran. Jadi kesimpulannya, potongan gunung itu malam tadi
terangkat dan jatuh menimpa dukuh Legetang.
Siapa yang mampu mengangkat separo gunung itu kalau bukan Allah
Yang Maha Kuasa?
Quote:
Dan apabila gunung-gunung diterbangkan,” (QS. at-Takwir: 3).
Untuk memperingati kejadian itu, pemerintah setempat mendirikan
sebuah tugu yang hari ini masih bisa dilihat siapa pun.
Ditugu tersebut ditulis dengan plat logam:
Quote:
“TUGU PERINGATAN ATAS TEWASNJA 332 ORANG
PENDUDUK DUKUH LEGETANG
SERTA 19 ORANG TAMU DARI LAIN-LAIN DESA
SEBAGAI AKIBAT LONGSORNJA GUNUNG PENGAMUN-AMUN
PADA TG. 16/17-4-1955″
Salah seorang saksi tragedi Legetang, Suhuri warga Pekasiran RT
03/04 yang kini berusia sekitar 72 tahun mengatakan, musibah
terjadi malam hari pukul 23.00 saat musim hujan. ”Saya dan
beberapa teman malam itu tidur di masjid. Saya baru dengar kabar
gunung Pengamunamun longsor jam tiga pagi,” katanya. Suhuri
mengaku lemas seketika begitu mendengar kabar tersebut, karena
kakak kandungnya, Ahmad Ahyar, bersama istri dan 6 anaknya
tinggal di dusun Legetang. Namun Suhuri maupun keluarganya dan
warga lain tak berani langsung ke dusun yang berjarak sekitar 800
meter dari pusat desa Pekasiran, karena beredar kabar tanah dari
lereng gunung Pengamunamun masih terus bergerak.
Lenyapnya desa Legetang dan penghuninya juga menyimpan
misteri, karena Suhuri dan beberapa warga Desa Pekasiran lain
seusianya yang kini masih hidup mengatakan, antara kaki gunung
sampai perbatasan kawasan pemukiman di dusun itu sama sekali
tidak tertimbun, padahal jaraknya beberapa ratus meter.
”Longsoran tanah itu seperti terbang dari lereng gunung dan jatuh
tepat di pemukiman. Sangat aneh”, kata Suhuri sembari
menjelaskan, gejala lereng gunung akan longsor sudak diketahui 70
hari sebelum kejadian. Para pencari rumput pakan ternak dan kayu
bakar untuk mengasap tembakau rajangan di samping untuk
memasak, melihat ada retakan memanjang dan cukup dalam di
tempat itu. Tapi tanda-tanda tadi tak membuat orang waspada,
meski sering jadi bahan obrolan di Legetang. Orang baru
menghubung-hubungkan soal retakan di gunung itu setelah
Legetang kiamat,” katanya.
Waktu itu semua orang tercengang dan suasana mencekam melihat
seluruh kawasan dusun Legetang terkubur longsoran tanah. Tak ada
sedikit pun bagian rumah yang kelihatan. Tanda-tanda kehidupan
penghuninya juga tak ada, kenang Suhuri.
Sungguh kisah tenggelamnya dukuh Legetang ini menjadi
peringatan bagi kita semua bahwa azab Allah swt yang seketika itu
tak hanya terjadi di masa lampau, di masa para nabi, tetapi azab
itu pun bisa menimpa kita di zaman ini. Bahwa sangat mudah bagi
Allah swt untuk mengazab manusia-manusia lalim dan durjana
dalam hitungan detik. Andaikan di muka bumi ini tak ada lagi
hamba-hamba-NYa yang bermunajat di tengah malam menghiba
ampunan-Nya, mungkin dunia ini sudah kiamat.
Jika Anda dari daerah Dieng menuju ke arah (bekas) dukuh Legatang
maka akan melewati sebuah desa bernama Pakisan. Sepanjang jalan
itu Anda mungkin akan heran melihat wanita-wanitanya banyak
yang memakai jilbab panjang dan atau cadar. Memang sejak dulu
masyarakat Pakisan itu masyarakat yang agamis, bertolak belakang
dengan dukuh Legetang, tetangga desanya yang penuh dengan
kemaksiatan.
Wallahu a’lam bisshawab.

https://m.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/desa-yang-hilang-kisah-nyata-sodom-gomorah-di-banjarnegara.htm

Read more...

Jumat, 15 Desember 2017

Sejarah lahir nya imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit

0 komentar

Kisah Inspiratif

Kisah Seorang Pemuda Yang Menemukan Buah Apel

Alkisah ada seorang pemuda, yang bernama Tsabit bin Ibrahim. Dia ingin pergi menuntut ilmu. Di tengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata "Astagfirullah"

Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. "Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini".

Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.

"Assalamu'alaikum...."

"Wa'alaikumsalam wr.wb.". Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.

Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.

"Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua". tanya pemuda itu.

Lalu pak tua itu menjawab. "Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?"

Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan."Baiklah pak, saya mau."

Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun.

"Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?"

Pak tua itu diam sejenak. "Belum."

Pemuda itu terhenyak. "Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu."

"Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi."

"Apa itu pak tua?"

"Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?"

"Ya, aku mau." jawab pemuda itu.

Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. "Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?"

Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak...dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.

"Baiklah pak, aku mau."

Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya. Seketika itupun dia berlari mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya.

"Ayahanda...siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?"

Pak tua itu tersenyum dan menjawab. "Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu."

Pemuda itu tampak bingung. "Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?

Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?"

Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. "Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat."

Tsabit amat bahagia mendapat seorang isteri solehah dan wanita yang memelihara dirinya. Dengan penuh syukur dia berkata tentang isterinya, “Ketika kulihat wajahnya… Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”.

Tsabit dan isterinya yang sholihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikurniakan seorang putera yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia, Beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit.
 
Semoga bermanfaat

Read more...

Sejarah penaklukan Al Quds oleh khalifah Umar bin Khattab

0 komentar

#SEJARAH_AL_QUDS

*Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih*

(Sejarah.Islam) -  Kekalahan tentara Romawi di Yarmouk membuat peluang umat Islam untuk menaklukkan Kota Al-Quds (Yerusalem) terbuka luas ....

Patriarch Sophronius, seorang Bishop memberikan syarat agar Khalifah Islam saat itu, Umar bin Al-Khattab sendiri yang hadir menemui penduduk Yerusalem dan menjamin keamanan.

Pada sangkaan Sophronius, umat Islam akan menolak syarat tersebut dan akan melakukan serangan terhadap Kota Yerusalem sebagaimana kerajaan-kerajaan yang pernah ada sebelum Islam seperti Persia dan Romawi melakukannya .... tapi ternyata harapan mereka keliru.

Abu Ubaidah bin Jarrah yang ketika itu sudah mengepung Yerusalem, dengan sikap toleransi memenuhi permintaan Sophronius dan rakyat disitu .... Ia menerima syarat tersebut dan menjemput Khalifah Umar Al-Khattab menuju ke Kota Yerusalem.

Di saat itulah kisah hebat pembukaan Kota Al-Quds (Yerusalem) yang dilakukan Khalifah Umar Al-Khattab mulai ....

Khalifah Umar Al-Khattab pergi ke Baitul Maqdis dengan tidak diiringi oleh pasukan militer, ... dan tidak juga mengenakan pakaian yang mewah - mewah untuk melambangkan kehebatan pemerintahannya .... ia datang dengan hanya membawa seekor unta, dan ditemani oleh seorang khadamnya saja. ... Dan Perjalanan Umar dan khadamnya dari Madinah ke Kota Al-Quds, hanya berbekalkan air, roti dan kurma.

Menurut riwayat, Umar dan khadamnya bergantian menaiki unta .... Jika Umar menaiki unta, maka khadamnya akan berjalan sambil memegang kereta unta tersebut .... Sedangkan jika giliran khadamnya yang menaiki unta, Umar pula yang akan berjalan sambil memegang kereta unta itu .... Setiap kali giliran dilakukan, mereka akan membaca surah Yassin sampai habis .... Itulah yang dilakukan oleh Umar dan khadamnya sehingga mereka sampai ke Kota Al-Quds.

Sebelum mereka sampai ke Kota Al-Quds, Umar telah melalui tenda tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah di Jabiya .... Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan salah seorang Sahabat Nabi yang termasuk dalam daftar 10 orang yang telah dijanjikan surga ..... Turut bersama Abu Ubaidah saat itu adalah Khaled Al-Waled.

Ketika tentara-tentara Islam menyadari kedatangan Khalifah Umar Al-Khattab, mereka menyambutnya dengan penuh rasa penghormatan .... Ketika itu giliran Umar berjalan kaki dan memegang kereta unta sementara khadamnya naik .... Berkali-kali khadamnya meminta agar Umar di atas unta sebelum sampai ke perkemahan tentara, ... tetapi hal itu ditolak oleh Umar karena kerendahan hati dan ketinggian budinya.

Melihat kondisi kaki Khalifah Umar yang sudah pecah-pecah dan berselimut debu-debu tanah dan luka karena perjalanan yang jauh, Abu Ubaidah dengan niat yang baik memberi saran kepada Umar untuk mengapit sampai ke pintu Kota Al-Quds, "Wahai Amiral Mukminin, jika kamu memerintah agar kami memapah dan mengemudi perjalananmu niscaya kami akan lakukan ... Mereka (warga Al-Quds) tentu akan kagum melihat kemegahan kamu sebagai seorang Khalifah "...

Tiba-tiba Umar Al-Khattab merenung Abu Ubaidah, ... dengan wajah yang sangat kecewa atas apa yang diucapnya lalu keluarlah kata-kata Umar yang mahsyur kepada Abu Ubaidah, "Demi Allah ..... Jika bukan engkau yang mengucapkannya wahai Abu Ubaidah niscaya aku akan menghukummu sebagai pelajaran buat umat ini! ... . Sesungguhnya kita semua ini adalah hina, lalu kita dimuliakan Allah dengan Islam, jika kita mencari kemuliaan selain Islam sudah tentu kita akan dihina oleh Allah ".

Khalifah Umar menolak usulan Abu Ubaidah dan tidak memperpanjang dialog bersamanya .... Umar bersama khadamnya terus berlalu pergi meninggalkan perkemahan tentara Islam di Jabiya (Satu daerah di luar Kota Yerusalem).

Mereka masih bergantian menaiki unta sambil menghabiskan bacaan surah Yassin .... Apabila Kota Al-Quds semakin dekat, khadamnya memesan agar Umar terus tetap naik unta, sementara dia yang akan memegang kereta unta yang dinaiki Umar .... Tetapi Umar tegas melarang dan memerintahkan pembantunya agar terus sesuai waktu giliran yang ditetapkan .... Kebetulan, ketika jarak mereka berdua hampir tiba ke pintu gerbang Kota Al-Quds, waktu itu giliran Umar memegang tali pedati unta tersebut.

Berkerumun tentara-tentara Romawi dan warga Al-Quds yang beragama Nasrani memenuhi jalan-jalan .... Mata mereka terfokus pada seorang pemimpin yang tidak pernah mereka lihat sepanjang sejarah peradaban dunia ....Biasanya penguasa-penguasa Roma akan datang membawa bala tentara, bendera di-raja dan sebagainya .... Tetapi Umar datang dengan baju kasar yang lusuh dan berdebu, sementara kedua kakinya juga berdebu.

Umar berhenti ketika sampai di gerbang Dimashq, ... salah satu pintu masuk ke Kota Al-Quds .... Kemudian beliau terus berjalan meninggalkan unta dan khadamnya di situ, ...

Pembesar-pembesar Kristen tertegun melihat kedatangan Khalifah Umar .... Mereka semua menganggap Umar akan tiba dengan satu rombongan yang besar, sehebat reputasi dan namanya .... ternyata mereka terpedaya dengan sangkaan-sangkaan buruk tentang Umar, ... sebaliknya Khalifah Umar hanya ditemani oleh seorang khadam setibanya di Jerusalem .... Lebih mengharukan, mereka melihat Khalifah Umar yang menarik tali pedati yang dikendarai khadamnya .... Mereka merasakan perbedaan yang jelas antara pribadi Khalifah Umar dengan semua Raja Kaisar yang pernah menaklukkan Jerusalem sebelum ini.

Seluruh warga Al-Quds dan pembesar-pembesar di Jerusalem memberikan penghormatan kepada Umar sambil menundukkan kepala. Kemudian Umar berkata, "Angkat kepala kamu ... sesungguhnya kamu tidak perlu menundukkan kepala (sujud) seperti ini kecuali kepada Allah".

Patriarch Sophronius bersama bishop-bishop lain memakai pakaian yang mewah-mewah berkilauan, ... sedangkan orang yang ingin diberikan penghormatan, hanya memakai pakaian seperti rakyat biasa .... Sophronius malu melihat penampilah Khalifah yang sungguh sederhana, .... dalam hatinya berkata, "Jika beginilah pemimpin Islam, sesungguhnya pemerintah kamu (Umar) tidak akan tewas".

Saat Sophronius bersemangat dan meneteskan air mata melihat kesederhanaan Umar, dia teringat akan tanda-tanda pemilik sebenarnya Kota Al-Quds sebagaimana yang disebut di dalam Alkitab .... Sophronius mendekati Umar sambil di tangannya memegang kunci Kota Al-Quds .... Kemudian Sophronius berkata kepada Umar, "Sesungguhnya orang yang akan aku serahkan padanya kunci kota Al Quds ini, ... pasti akan memiliki tiga merek ... Petanda-petanda tersebut jelas disebutkan di dalam kitab Injil kami.

"Pertama, orang itu akan berjalan sementara khadamnya mengendarai kendaraan miliknya .... Kedua, orang itu datang dalam kondisi kedua kakinya diselimuti debu-debu tanah (lumpur) .... Ketiga, orang itu datang dalam kondisi bajunya penuh dengan tambalan ".

Setelah Sophronius melihat tanda-tanda tersebut ada pada Khalifah Umar Al-Khattab, dia kemudian meminta izin kepada Umar untuk menghitung berapakah tambalan yang ada pada baju yang dipakainya .... Ada 17 jahitan yang menempel pada baju Umar, .... dengan perasaan penuh debaran dan ta'ajub Sophronius berkata, "Inilah tanda yang ketiga, ya Tuhan .... Tidak diberikan kunci-kunci Kota Al Quds ini kecuali kepada seorang pemimpin yang memiliki tiga tanda keagungan di mana tanda-tanda inilah yang paling unggul dalam lembaran sejarah dan tidak ternilai harganya (seperti yang disebut di dalam Injil), pertama, Khadamnya yang naik kendaraan ... kedua Pap debu-debu tanah .... dan ketiga, ... Patch pada bajunya ".

Menurut Sophronius, tanda-tanda ini menunjukkan bahwa pemerintah yang diperintah oleh Umar adalah pemerintah yang akan relevan sepanjang zaman, .. Kemudian dia menambahkan lagi, "Aku tidak sedih untuk memberikan kunci ini kepada Umar dan kerajaannya"

Khalifah Umar kemudian menerima penyerahan kunci kota suci itu secara resmi dari Sophronius .... Khalifah Umar mengikat jaminan keselamatan dan keamanan dengan Kristen yang akan tetap tinggal di Yerusalem.

Setelah selesai upacara penandatanganan perjanjian perdamaian, Khalifah Umar dibawa berjalan-jalan disekitar kota Al-Quds sampai tiba waktu shalat, ... Uskup Sophronius mengajak Umar untuk melaksanakannya di Holy Sepulchure - Gereja Al-Qiamah (maqam suci Jesus yang diklaim oleh Kristen) .... Namun ajakan itu ditolak, karena Umar khawatir perbuatan tersebut akan menjadi hujjah generasi Islam berikutnya untuk mengubah gereja menjadi masjid.

Umar kemudian meninjau sekitar area Gereja Al-Qiamah dan berjalan keluar menuju ke selatan, lalu beliau melakukan shalat di tempat perhentiannya .... Kawasan tersebut kini dikenal dengan nama Masjid Umar.

Genap 10 hari, .. Khalifah Umar bersama tentara-tentara Islam memasuki Kota Al-Quds dengan aman .... Sukses tersebut dirayakan dengan menunaikan qiyam dan doa syukur kepada Allah SWT ... Sewaktu berdoa, Umar tiba-tiba menangis ... Lalu salah seorang bertanya kepada Umar, "Wahai Umar apakah kamu menangis karena kemenangan ini?"

"Benar, aku menangisi kemenangan ini .... dan aku teringat Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda ... "

"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap diri kamu. Tapi yang aku khawatirkan adalah kesenangan dunia yang disajikan pada diri kamu semua, sebagaimana yang diperoleh oleh orang-orang sebelum kamu. Lalu kamu semua saling pintas-bypass untuk mendapatkannya sebagaimana mereka, sampai harta tersebut membinasakan kamu seperti mereka dibinasakan (karena kelalaian terhadap dunia).

Read more...

Sejarah penaklukan Al Quds oleh khalifah Umar bin Khattab

0 komentar

#SEJARAH_AL_QUDS

*Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih*

(Sejarah.Islam) -  Kekalahan tentara Romawi di Yarmouk membuat peluang umat Islam untuk menaklukkan Kota Al-Quds (Yerusalem) terbuka luas ....

Patriarch Sophronius, seorang Bishop memberikan syarat agar Khalifah Islam saat itu, Umar bin Al-Khattab sendiri yang hadir menemui penduduk Yerusalem dan menjamin keamanan.

Pada sangkaan Sophronius, umat Islam akan menolak syarat tersebut dan akan melakukan serangan terhadap Kota Yerusalem sebagaimana kerajaan-kerajaan yang pernah ada sebelum Islam seperti Persia dan Romawi melakukannya .... tapi ternyata harapan mereka keliru.

Abu Ubaidah bin Jarrah yang ketika itu sudah mengepung Yerusalem, dengan sikap toleransi memenuhi permintaan Sophronius dan rakyat disitu .... Ia menerima syarat tersebut dan menjemput Khalifah Umar Al-Khattab menuju ke Kota Yerusalem.

Di saat itulah kisah hebat pembukaan Kota Al-Quds (Yerusalem) yang dilakukan Khalifah Umar Al-Khattab mulai ....

Khalifah Umar Al-Khattab pergi ke Baitul Maqdis dengan tidak diiringi oleh pasukan militer, ... dan tidak juga mengenakan pakaian yang mewah - mewah untuk melambangkan kehebatan pemerintahannya .... ia datang dengan hanya membawa seekor unta, dan ditemani oleh seorang khadamnya saja. ... Dan Perjalanan Umar dan khadamnya dari Madinah ke Kota Al-Quds, hanya berbekalkan air, roti dan kurma.

Menurut riwayat, Umar dan khadamnya bergantian menaiki unta .... Jika Umar menaiki unta, maka khadamnya akan berjalan sambil memegang kereta unta tersebut .... Sedangkan jika giliran khadamnya yang menaiki unta, Umar pula yang akan berjalan sambil memegang kereta unta itu .... Setiap kali giliran dilakukan, mereka akan membaca surah Yassin sampai habis .... Itulah yang dilakukan oleh Umar dan khadamnya sehingga mereka sampai ke Kota Al-Quds.

Sebelum mereka sampai ke Kota Al-Quds, Umar telah melalui tenda tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah di Jabiya .... Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan salah seorang Sahabat Nabi yang termasuk dalam daftar 10 orang yang telah dijanjikan surga ..... Turut bersama Abu Ubaidah saat itu adalah Khaled Al-Waled.

Ketika tentara-tentara Islam menyadari kedatangan Khalifah Umar Al-Khattab, mereka menyambutnya dengan penuh rasa penghormatan .... Ketika itu giliran Umar berjalan kaki dan memegang kereta unta sementara khadamnya naik .... Berkali-kali khadamnya meminta agar Umar di atas unta sebelum sampai ke perkemahan tentara, ... tetapi hal itu ditolak oleh Umar karena kerendahan hati dan ketinggian budinya.

Melihat kondisi kaki Khalifah Umar yang sudah pecah-pecah dan berselimut debu-debu tanah dan luka karena perjalanan yang jauh, Abu Ubaidah dengan niat yang baik memberi saran kepada Umar untuk mengapit sampai ke pintu Kota Al-Quds, "Wahai Amiral Mukminin, jika kamu memerintah agar kami memapah dan mengemudi perjalananmu niscaya kami akan lakukan ... Mereka (warga Al-Quds) tentu akan kagum melihat kemegahan kamu sebagai seorang Khalifah "...

Tiba-tiba Umar Al-Khattab merenung Abu Ubaidah, ... dengan wajah yang sangat kecewa atas apa yang diucapnya lalu keluarlah kata-kata Umar yang mahsyur kepada Abu Ubaidah, "Demi Allah ..... Jika bukan engkau yang mengucapkannya wahai Abu Ubaidah niscaya aku akan menghukummu sebagai pelajaran buat umat ini! ... . Sesungguhnya kita semua ini adalah hina, lalu kita dimuliakan Allah dengan Islam, jika kita mencari kemuliaan selain Islam sudah tentu kita akan dihina oleh Allah ".

Khalifah Umar menolak usulan Abu Ubaidah dan tidak memperpanjang dialog bersamanya .... Umar bersama khadamnya terus berlalu pergi meninggalkan perkemahan tentara Islam di Jabiya (Satu daerah di luar Kota Yerusalem).

Mereka masih bergantian menaiki unta sambil menghabiskan bacaan surah Yassin .... Apabila Kota Al-Quds semakin dekat, khadamnya memesan agar Umar terus tetap naik unta, sementara dia yang akan memegang kereta unta yang dinaiki Umar .... Tetapi Umar tegas melarang dan memerintahkan pembantunya agar terus sesuai waktu giliran yang ditetapkan .... Kebetulan, ketika jarak mereka berdua hampir tiba ke pintu gerbang Kota Al-Quds, waktu itu giliran Umar memegang tali pedati unta tersebut.

Berkerumun tentara-tentara Romawi dan warga Al-Quds yang beragama Nasrani memenuhi jalan-jalan .... Mata mereka terfokus pada seorang pemimpin yang tidak pernah mereka lihat sepanjang sejarah peradaban dunia ....Biasanya penguasa-penguasa Roma akan datang membawa bala tentara, bendera di-raja dan sebagainya .... Tetapi Umar datang dengan baju kasar yang lusuh dan berdebu, sementara kedua kakinya juga berdebu.

Umar berhenti ketika sampai di gerbang Dimashq, ... salah satu pintu masuk ke Kota Al-Quds .... Kemudian beliau terus berjalan meninggalkan unta dan khadamnya di situ, ...

Pembesar-pembesar Kristen tertegun melihat kedatangan Khalifah Umar .... Mereka semua menganggap Umar akan tiba dengan satu rombongan yang besar, sehebat reputasi dan namanya .... ternyata mereka terpedaya dengan sangkaan-sangkaan buruk tentang Umar, ... sebaliknya Khalifah Umar hanya ditemani oleh seorang khadam setibanya di Jerusalem .... Lebih mengharukan, mereka melihat Khalifah Umar yang menarik tali pedati yang dikendarai khadamnya .... Mereka merasakan perbedaan yang jelas antara pribadi Khalifah Umar dengan semua Raja Kaisar yang pernah menaklukkan Jerusalem sebelum ini.

Seluruh warga Al-Quds dan pembesar-pembesar di Jerusalem memberikan penghormatan kepada Umar sambil menundukkan kepala. Kemudian Umar berkata, "Angkat kepala kamu ... sesungguhnya kamu tidak perlu menundukkan kepala (sujud) seperti ini kecuali kepada Allah".

Patriarch Sophronius bersama bishop-bishop lain memakai pakaian yang mewah-mewah berkilauan, ... sedangkan orang yang ingin diberikan penghormatan, hanya memakai pakaian seperti rakyat biasa .... Sophronius malu melihat penampilah Khalifah yang sungguh sederhana, .... dalam hatinya berkata, "Jika beginilah pemimpin Islam, sesungguhnya pemerintah kamu (Umar) tidak akan tewas".

Saat Sophronius bersemangat dan meneteskan air mata melihat kesederhanaan Umar, dia teringat akan tanda-tanda pemilik sebenarnya Kota Al-Quds sebagaimana yang disebut di dalam Alkitab .... Sophronius mendekati Umar sambil di tangannya memegang kunci Kota Al-Quds .... Kemudian Sophronius berkata kepada Umar, "Sesungguhnya orang yang akan aku serahkan padanya kunci kota Al Quds ini, ... pasti akan memiliki tiga merek ... Petanda-petanda tersebut jelas disebutkan di dalam kitab Injil kami.

"Pertama, orang itu akan berjalan sementara khadamnya mengendarai kendaraan miliknya .... Kedua, orang itu datang dalam kondisi kedua kakinya diselimuti debu-debu tanah (lumpur) .... Ketiga, orang itu datang dalam kondisi bajunya penuh dengan tambalan ".

Setelah Sophronius melihat tanda-tanda tersebut ada pada Khalifah Umar Al-Khattab, dia kemudian meminta izin kepada Umar untuk menghitung berapakah tambalan yang ada pada baju yang dipakainya .... Ada 17 jahitan yang menempel pada baju Umar, .... dengan perasaan penuh debaran dan ta'ajub Sophronius berkata, "Inilah tanda yang ketiga, ya Tuhan .... Tidak diberikan kunci-kunci Kota Al Quds ini kecuali kepada seorang pemimpin yang memiliki tiga tanda keagungan di mana tanda-tanda inilah yang paling unggul dalam lembaran sejarah dan tidak ternilai harganya (seperti yang disebut di dalam Injil), pertama, Khadamnya yang naik kendaraan ... kedua Pap debu-debu tanah .... dan ketiga, ... Patch pada bajunya ".

Menurut Sophronius, tanda-tanda ini menunjukkan bahwa pemerintah yang diperintah oleh Umar adalah pemerintah yang akan relevan sepanjang zaman, .. Kemudian dia menambahkan lagi, "Aku tidak sedih untuk memberikan kunci ini kepada Umar dan kerajaannya"

Khalifah Umar kemudian menerima penyerahan kunci kota suci itu secara resmi dari Sophronius .... Khalifah Umar mengikat jaminan keselamatan dan keamanan dengan Kristen yang akan tetap tinggal di Yerusalem.

Setelah selesai upacara penandatanganan perjanjian perdamaian, Khalifah Umar dibawa berjalan-jalan disekitar kota Al-Quds sampai tiba waktu shalat, ... Uskup Sophronius mengajak Umar untuk melaksanakannya di Holy Sepulchure - Gereja Al-Qiamah (maqam suci Jesus yang diklaim oleh Kristen) .... Namun ajakan itu ditolak, karena Umar khawatir perbuatan tersebut akan menjadi hujjah generasi Islam berikutnya untuk mengubah gereja menjadi masjid.

Umar kemudian meninjau sekitar area Gereja Al-Qiamah dan berjalan keluar menuju ke selatan, lalu beliau melakukan shalat di tempat perhentiannya .... Kawasan tersebut kini dikenal dengan nama Masjid Umar.

Genap 10 hari, .. Khalifah Umar bersama tentara-tentara Islam memasuki Kota Al-Quds dengan aman .... Sukses tersebut dirayakan dengan menunaikan qiyam dan doa syukur kepada Allah SWT ... Sewaktu berdoa, Umar tiba-tiba menangis ... Lalu salah seorang bertanya kepada Umar, "Wahai Umar apakah kamu menangis karena kemenangan ini?"

"Benar, aku menangisi kemenangan ini .... dan aku teringat Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda ... "

"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap diri kamu. Tapi yang aku khawatirkan adalah kesenangan dunia yang disajikan pada diri kamu semua, sebagaimana yang diperoleh oleh orang-orang sebelum kamu. Lalu kamu semua saling pintas-bypass untuk mendapatkannya sebagaimana mereka, sampai harta tersebut membinasakan kamu seperti mereka dibinasakan (karena kelalaian terhadap dunia).

Read more...

Sabtu, 09 Desember 2017

Pesan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantiyo

0 komentar

*Pesan Panglima TNI* *Merinding bacanya*

*PRAJURIT*
Jalan hidupmu adalah pilihan.
Tak perlu cemas dengan hari esokmu yang belum tentu.
Lalui saja hari ini dengan sabar hingga datang malam buatmu.
Engkau tak perlu mendambakan dunia yang serba neka.
Cukuplah merasa bahagia bila engkau mampu bertahan dengan beratnya kehidupan.

Engkau telah menukar masa remajamu yang penuh canda tawa,
Dengan perjuangan, ketabahan, dan keprihatinan yang mendalam.

Engkau tak bisa memiliki banyak harta,
Walaupun kecerdasanmu memungkinkannya.
Tak perlu merasa rendah diri bila engkau tak bisa bercerita tentang mobil-mobil yang ingin engkau miliki.
Karena bis atau truk cukup mengantarkanmu ke tempat yang ingin kau tuju.

Tak usah merasa kurang pengetahuan bila engkau tak tahu di mana tempat makan yang enak-enak, kafe-kafe dan resto-resto.
Karena makan hanyalah untuk membuatmu kuat berdiri dan berlari.
Walaupun makan siang dan malammu adalah nasi yang di masak dini hari.
Berbahagialah bila engkau mampu puasa, menahan diri di antara rekan-rekanmu yang berpesta -pora tiap hari.

Tak usah merasa penasaran bila engkau tak pernah merasakan nyamannya tidur di kamar hotel-hotel.
Bukankah engkau sering terlelap bila kau dapati rindangnya pohon atau tenda yang engkau dirikan?

Bila engkau tak memiliki bekal uang dalam sakumu, tetaplah percaya diri.
Bukankah udara, air dan matahari masih disediakan gratis buatmu?
Engkau tak perlu kehilangan senyum ceria.

Bila engkau tak sempat bertamasya melihat indahnya negeri dengan pesawat-pesawat,
Tak usah cemas, karena kamu akan mendapatkan pengalaman luar biasa dengan pesawat angkut yang kau tinggalkan saat pesawat itu masih di awan.
Bukankah engkau akan senang tak terkira bila payungmu terbuka dan engkau selamat ketika menginjakan kaki di tanah?

Bila hingar bingar dunia telah mereda, sering-seringlah engkau terjaga.
Dingin malam yang menembus sepatu, jaket dan topi bajamu, tak perlu membuat hatimu beku.
Peluk saja senjatamu dengan harapan….
Ketahuilah jawaban: “ Mengapa engkau lakukan semua ini…”

Bila engkau selesai melaksanakan tugas di tempat yang jauh, dan pulang membawa banyak luka.
Tidak usah merasa kecewa bila di bandara atau di stasiun tak ada yang menjemputmu, apalagi mengalungi bunga.
Kau boleh melenggang pulang dengan ransel dan pikulan barangmu.
Di perjalanan kau akan merasa cukup berarti, bila ada seseorang yang menantimu dengan kerinduan.

Bila engkau berhasil berbuat sesuatu dengan baik, tapi tidak dipuji…
Janganlah engkau berkecil hati.
Dan bila engkau melakukan sedikit kesalahan…, caci maki tak usah membuatmu sakit hati.
Milikilah perasaan yang lapang, lembut dan mesra,
berusahalah mempunyai sifat yang terpuji.

Jangan lupa engkau juga harus pandai memilih tempat berdiri,
Tempatmu bukanlah di tengah orang kaya, orang licik dan tamak,
Sebab mereka akan membeli jiwa besarmu dengan harga yang tidak seberapa.

Akrablah dengan orang kebanyakan, orang yang hidupnya prihatin, miskin dan papa.
Bila keadaan memaksamu untuk memilih, pilihlah tempat bersama mereka,
Gunakan tenaga dan budi baikmu, tanpa mengharap balas jasa ataupun sekedar ucapan terimakasih.
Semoga mereka akan berdo’a untuk kesejahteraan hidupmu.

Bila perjalanan hidup telah berakhir…, dan engkau temui kematian.
Jangan bersedih bila engkau dimakamkan di tanah sepi, yang tak pernah di kunjungi lagi.
Semoga dosamu diampuni dan amal baik menjadi penghiburmu.

Tetapi bila engkau sedikit beruntung…
Penguburan jasadmu akan di upacarakan…
Atasan, rekan dan bawahanmu,  akan memberi penghormatan kebesaran buatmu….
Kisah hidupmu akan di bacakan….
Dan….peti matimu akan diselimuti kain berwarna…
Kain bendera yang selama hidup engkau bela....

*Gatot Nurmantio*

Read more...

Selasa, 05 Desember 2017

Cara agar cepat kaya

0 komentar


Cerita Aa Gym..
Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seorang yang kaya raya. . Beliau tdk mau disebutkan nama nya Bicara dunia, beliau sudah sangat cukup. Bahkan untuk seluruh keturunannya pun, insyaallah terjamin. Yang selalu menarik bagi saya ketika bertemu orang yang demikian adalah mencari tahu pribadinya.

Rupanya Beliau punya satu kebiasaan sedari dulu, yaitu membeli dagangan pedagang kecil meski tidak membutuhkannya. Bahkan, ketika sudah kaya. Beliau punya karyawan yang khusus untuk keliling, nyari pedagang sapu lidi, pedagang tembikar, pedagang caping, pedagang kipas anyam, dan lain-lain sejenisnya. Yang biasanya jualannya jalan kaki atau naik sepeda. Penjualnya sudah tua. Beliau berniat untuk membagi rezekinya melalui itu.

Saya bertanya, kenapa tidak diberi sedekah? Hebatnya jawaban beliau.

"Mereka sedang ikhtiar, saya tidak ingin merendahkan ikhtiar mereka. Biarlah mereka mendapat 2 kesenangan.
Pertama, dagangannya laku.
Kedua, mereka jadi tidak putus asa, karena di jaman sekarang yang banyak mall dan toko modern, masih ada orang yang membeli dagangan mereka."
Subhanallah.

Dan setelah dibeli, barang itu akan dibagikan kembali oleh beliau ke siapa saja. Mendengar kebiasaan ini, saya yakin. Amalan inilah kunci kekayaannya.

Karena sebenarnya, entah beliau sadar atau tidak. Beliau tengah melakukan 3 amalan sekaligus.
1. Sedekah.
2. Membantu kesulitan saudara sesama muslim.
3. Membahagiakan hati orang lain.

Pantaslah kalau kekayaannya menggunung luar biasa. Karena Alloh telah melihat bahwa beliau ini memang pantas mengelola harta yang banyak. Ini sekaligus menjadi renungan bagi kita semua. Khususnya saya.

Apakah sudah ada niat di dalam hati, atas setiap rezeki yang nantinya kita dapatkan akan kita salurkan untuk orang lain?
Atau kah kita masih hanya berniat mengumpulkan harta, karena ingin nampak kaya raya sendirian saja?
Mungkin patut kita bertanya serius ke hati sendiri. Jangan sampai semakin kaya, hati semakin serakah.

Padahal sifatnya harta. Ia akan memberi kepuasan hanya jika ia dibagikan. Dan akan semakin memberikan rasa kurang, jika ia disimpan.

Wallahu'alambishawab .
(KH Aa' Gym)

http://sari.sukses.family

Read more...

Pengertian Jatah Rezeki

0 komentar

*JATAH RIZKI*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ ، فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ ، اتَّقُوا اللَّهَ أَيُّهَا النَّاسُ ، وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ ، خُذُوا مَا حَلَّ ، وَدَعُوا مَا حَرُمَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)

Syaikh Shalih al-Maghamisi dalam sebuah ceramahnya menceritakan ada seorang lelaki jatuh ke dalam sumur. Ia pun berteriak minta tolong. lalu berhasil mengeluarkan orang itu dari sumur dalam keadaan selamat. Sesorang menyodorkan kepadanya segelas susu untuk diminimumnya dan menenangkann keadaanya.

Setelah tenang orang-orang bertanya,”Bagaimana bisa Anda jatuh ke dalam sumur.?”

Mulailah orang itu bercerita, lalu ia berdiri di bibir sumur untuk mempraktikan kronologi saat ia terjatuh kedalam sumur.Qodarullah, tanpa di sengaja orang itu terjatuj lagi ke dalam sumur dan akhirnya mati.

Orang itu diselamatkan oleh Allah karena masih tersisa jatah rezekinya di dunia, yakni satu gelas susu untuknya. Maka setelah jatah rezeki disempurnakan untuknya, ia terjatuh di tempat  yang sama kemudian mati.

Hakekat dari rizki kita adalah apa yang kita konsumsi dan yang kita manfaatkan. Sementara yang kita kumpulkan belum tentu menjadi jatah rizki kita.

Dalam hadis dari Abdullah bin Sikhirradhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِى مَالِى – قَالَ – وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلاَّ مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ

Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat. (HR. Ahmad 16305, Muslim 7609 dan yang lainnya).

Karena itu, sekaya apapun manusia, sebanyak apapun penghasilannya, dia tidak akan mampu melampaui jatah rizkinya.

Orang yang punya 1 ton beras, dia hanya akan makan sepiring saja. Orang yang memiliki 100 mobil, dia hanya akan memanfaatkan 1 mobil saja. Orang yang memiliki 100 rumah, dia hanya akan menempati 1 ruangan saja…

Padahal semua yang kita kumpulkan, sudah pasti akan dihisab oleh Allah..

Demikian, Allahu a’lam.

Read more...

Malas tertindas, berhenti mati

0 komentar

*KEMAMPUAN SEBELUM NASAB KETURUNAN*

Di salah satu pasar New York ada seorang penjual balon yang berfikir untuk menarik perhatian para pembeli. Ia menemukan ide dengan cara melepas banyak balon di udara untuk menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Ia mengambil balon putih dan mengisinya dengan gas kemudian melepaskannya. Setelah itu ia mulai mengisi balon merah, biru dan kuning.

Melihat pemandangan yang menarik tersebut, anak-anak mulai berkumpul di sekitar penjual balon untuk membeli balon. Tiba-tiba datang seorang anak berkulit hitam sambil mengamati balon-balon tersebut. Tidak lama kemudian anak kecil ini menarik ujung jaket penjual balon sambil melihat ke arahnya dan bertanya: Bang, kalau abang melepas balon berwarna hitam bisa terbang ke atas tidak?

Penjual balon pun mengangguk dengan lembut sambil menatap ke arah kedua mata anak itu dan berkata: Pasti nak, balon itu akan terbang. Karena yang membuatnya bisa terbang itu bukan warna tetapi apa yang ada di dalamnya.

Pesan: Percayalah bahwa penggerak utama menuju kesuksesan, keunggulan dan prestasi adalah keimanan, ketaatan, akhlak, mentalitas, kemampuan, kemauan, dan tekad yang kuat, bukan nasab keturunan, warna kulit, harta, atau rupa.

Nabi saw mengajari kita agar setiap pagi dan sore berdoa memohon perlindungan dari sejumlah mentalitas negatif yang menjadi penghalang kesuksesan:

_"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gelisah dan sedih, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan dominasi orang_ (Bukhari 6369)

_Al-Hammu_ (gelisah) adalah kerisauam yang disebabkan oleh faktor internal (dari dalam diri kita sendiri), seperti fikiran-fikiran dan perasaan-perasaan yang salah dan negatif. Misalnya berfikir selalu gagal, tidak mampu, tidak layak, buruk sangka, atau selalu berfikir duniawi, karena dunia makin dipikirkan makin membuat sedih dan galau. Atau perasaan negatif seperti merasa dipinggirkan atau disingkirkan, merasa sial, merasa tidak berguna, merasa tidak dilibatkan, merasa tidak dihargai, dan lainnya. Semua fikiran dan perasaan negatif ini bisa menimbulkan kegelisahan dan pada gilirannya membuat seseorang kehilangan semangat dan energi.

_Al-Hazan_  (sedih) adalah kegalauan yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti musibah, cobaan, kegagalan dan lainnya. Bila salah menyikapinya maka hal tersebut bisa memunculkan kesedihan berlarut dan pada gilirannya bisa membuat seseorang lesu dan tidak punya gairah hidup, karena selalu murung.

_Al-Ajzu_ (kelemahan), lemah mental dan semangat, akibat tidak mau belajar, berjuang, berlatih, dan melewati hambatan. Kalau lemah fisik biasanya dingkapkan dengan _adh-dha'fu_ . Banyak orang yang secara fisik lemah atau tidak sempurna tetapi kelemahannya itu tidak menghalanginya untuk berprestasi dan sukses, karena punya mental yang kuat dan semangat tinggi. Sekalipun berbadan kuat dan sehat tetapi jika lemah mental dan semangat biasanya tidak sukses.

_Al-Kasal_ (kemalasan). Kemalasan adalah rukun utama kegagalan, karena Allah menciptakan kehidupan dunia sebagai tempat berjuang keras. Karena itu, Allah mewajibkan kita  usaha untuk mendapatkan rezki-Nya dan tidak hanya berpangku tangan mengharapkan datangnya rezki. Allah Maha Kuasa mengirim buah kurma yang masak kepada Maryam tanpa usaha apa pun darinya, karena Maryam dalam keadaan lemah setelah melahirkan. Tetapi Allah tetap menyuruhnya melakukan usaha sekalipun hanya dengan menggoyang-goyang pohon kurma, lalu pohon itu menggugurkan buah kurma yang masak kepadanya (Maryam: 25).

_Al-Jubnu_ (sifat pengecut) yaitu rasa takut yang berlebihan sehingga membuat seseorang tidak berani berjihad karena takut mati, tidak berani  berbisnis karena takut rugi, tidak berani mencoba karena takut gagal, tidak berani berdakwah karena takut menghambat karir, jabatan, bisnis atau pekerjaan, tidak berani berinfaq karena takut miskin, tidak berani bertarung karena takut luka, tidak berani bepergian karena takut kecelakaan, tidak berani naik karena takut jatuh, tidak berani belajar karena takut ujian, tidak berani menunjukkan identitas Islam karena takut celaan, tidak berani menyampaikan kebenaran karena takut diputus bantuan, hingga akhirnya nenjadi orang yang tidak berdaya guna.

_Al-Bukhlu_ (kikir), sifat ini menghambat seseorang dari berkontribusi moril dan materil, sehingga dalam perjuangan bersama ia sekalu berfikir saya dapat apa. Jika tidak mendapat apa-apa, ia tidak mau bergerak memberikan kontribusi untuk Islam dan kaum muslimin. Karena itu, Allah menyebut orang yang terhindar dari sifat ini sebagai orang yang sukses (al-Hasyr: 9). Bahkan sifat kikir merugikan diri sendiri. Di rumah sakit banyak orang kaya dirawat karena kekuranfan gizi. Karena itu, Allah mengajari orang-orang bertakwa agar membiasakan betinfaq dan berkontribusi sejak dari sebelum berpunya (karena kikir bukan monopoli orang kaya saja) dan setelah berpunya (Ali Imran: 134) agar terhindar dari penyakit ini.

_Ghalabatid-dain_. (lilitan hutang), termasuk hutang budi karena terlalu banyak menerima pemberian sehingga tidak mandiri dalam berpendapat dan bersikap. Kemerdekaannya tergadai oleh pemberian yang diterimanya. Ini bisa menghambat kreatifitas, kemandirian, dan kesuksesan.

_Qahrir-rijal_   (dominasi orang), apalagi jika dia hanya menjadi _single fighter_, tidak mau bergabung bersama jama'ah kaum muslimin hingga ia tidak mampu menghadapi bujukan, godaan atau ancaman. Nabi saw mengingatkan:

_"Kalian harus berjama'ah dan jangan berpecah belah, karena setan bersama orang yang sendirian, dan dari dua orang lebih jauh. Siapa yang ingin tinggal di tengah surga maka ia harus komit dengan jama'ah"_ (Sunan Tirmidzi 2165)

Ust. Aunur Rofiq

Read more...