Banner 468 x 60px

 

Selasa, 29 Oktober 2019

Seorang Hakim yang mengundurkan diri dari Jabatannya

2 komentar

Saya Mengundurkan Diri Dari Jabatanku

Suatu ketika seorang ulama yang Masyhur, yaitu al-Imam al-Qadhy Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani yang menjabat sebagai Qadhy (Hakim) di Lebanon Masa Itu dihadapkan pada suatu kasus pembunuhan.

Saat persidangan berlangsung, didatangkan pemuda yang menjadi tersangka pembunuhan.

Terjadi dialog antara Syekh Yusuf An-Nabhani selaku Qadhy dengan Pemuda tersebut.

Syekh Yusuf Pun Bertanya :
Apa betul kamu telah melakukan suatu pembunuhan

Sang pemuda menjawab :
Iya, betul...Saya telah membunuh seseorang wahai Syekh...

Lalu Syekh Yusuf bertanya lagi :
Kalau boleh Kau jelaskan apa motif dari pembunuhanmu wahai Anak Muda?

Dijawab oleh Sang pemuda :
Orang Itu...telah menghina Rasulullah SAW terang-terangan....Saya tidak sanggup lagi menahan amarahku terhadap orang-orang yang mencaci Rasulullah SAW dihadapanku... Lantas aku membunuhnya...

Syekh Yusuf diam sejenak...Lalu bertanya lagi :
Tangan yang mana Kau gunakan untuk membunuh orang itu... Kanan atau Kiri?

Dijawab olehnya:
Tangan kananku ini wahai Syekh...

Lalu Tiba-tiba Syekh Yusuf An-Nabhani turun dari singgasana Hakim menuju ke arah pemuda tadi. Meraih tangan kanannya lalu  menciumnya berkali-kali seraya berkata :

Tangan Ini kelak yang akan membawamu ke sorga....
Wahai hadirin sekalian...
Saksikanlah, mulai hari Ini saya mengundurkan diri dari jabatanku selaku Qadhy di sini, Karena saya tidak akan pernah sanggup menghukum seseorang yang telah membunuh yang disebabkan membela kehormatan Rasulullah SAW...!!

Masyaa Allah.....

Demikian cinta dan hormatnya Syekh Yusuf An-Nabhani Kepada Rasulullah SAW dan agamanya...

Berbeda dengan ulama-ulama yang sekarang, meski belajarnya sampai ke Australia atau Eropa, tapi sibuk membela orang kafir meski telah jelas-jelas melecehkan ayat suci al-Qur'an.
barakallahufykum

Read more...

Jumat, 18 Oktober 2019

Uang itu milikmu, tapi sumber daya alam milik kita bersama

0 komentar

Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup foya2.

Ketika saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan2 masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja di mana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan & 2 kaleng minuman di meja mereka.

Saya bertanya dalam hati apa hidangan yang begitu simple dapat disebut romantis & apa si gadis akan meninggalkan si pemuda kikir tersebut?

Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut & mereka menghabiskan tiap butir makanan yang ada di piring mereka.

Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, tersisa kira2 sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris, kami dan teman2 paham bahwa meraka tidak senang kami memubazirkan makanan.

Lalu temanku berkata kepada wanita tua itu, "Kami yang bayar kok, bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang tersisa."

Wanita2 itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP & menelpon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Sekuritas Sosial pun tiba. Setelah mendengar tentang sumber masalah pertengkaran, ia menerbitkan surat denda Euro 50 (kira2 denda Rp. 750.000) pada kami.

Kami semua terdiam..

Petugas berseragam tersebut berkata dengan suara yang galak, “ *PESAN* *HANYA YANG SANGGUP* *ANDA* *MAKAN, UANG ITU* *MILIKMU TAPI* *SUMBER DAYA ALAM* *INI MILIK* *BERSAMA. ADA* *BANYAK ORANG LAIN DI* *DUNIA YANG* *KEKURANGAN.* *KALIAN TIDAK PUNYA* *ALASAN UNTUK* *MENYIA-NYIAKAN* *SUMBER DAYA ALAM* *TERSEBUT.”*

Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua malu bener, KAMI SUNGGUH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini dari negara yang tidak makmur2 amat. Untuk gengsi, kita sering pesan banyak & sering berlebihan saat menjamu orang.

*PELAJARAN INI* *MENGAJARI KITA* *UNTUK SERIUS* *MENGUBAH* *KEBIASAAN BURUK* *KITA.*

“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.”

Jadi kawan2, mari mulai mengurangi pemubadziran, karena *"uang memang milikmu," tapi ... "sumber daya alam itu milik bersama."*

*#Ayo direnungkan...*
Di pesta pernikahan yang kita hadiri, sering sekali kita lihat sisa makanan dalam piring sudah waktunya kita membuat catatan di dalam undangan : *AMBILLAH* *MAKANAN YANG* *SANGGUP ANDA* *HABISKAN. JANGAN* *MUBAZIR*

Ayo kita mulai gerakan anti kemubaziran di kalangan keluarga: dan teman2 kita.
🎋Mubazir tanda tiada bersyukur nikmat🌴

Memeperingati Hari Pangan Sedunia

Read more...