Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 21 Oktober 2017

Persaingan tidak sehat transportasi ONLINE

0 komentar

PERSAINGAN TIDAK SEHAT TRANSPORTASI ONLINE

Sebenarnya saya sudah agak malas menulis soal transportasi online. Karena sebelumnya saya mengira pemerintah/otoritas terkait tidak paham wujud asli dari startup2 transportasi online (dan juga e-commerce) yg sejatinya mirip2 skema ponzi (menggunakan uang investor kedua untuk membayar keuntungan investor pertama, lalu menggunakan uang investor ketiga untuk membayar keuntungan investor kedua, dst. Detailnya pernah saya tulis satu setengah tahun yg lalu disini: https://www.facebook.com/satria.mahendra/posts/10153669779028172) Tapi ternyata pemerintah tahu nature bisnis aslinya memang seperti itu. Sayangnya pemerintah malah mendukung dengan alasan mengembangkan ekonomi kreatif, inovasi teknologi, dsb. (https://kominfo.go.id/content/detail/10849/pemerintah-optimistis-ada-5-unicorn-di-2019/0/sorotan_media).

Pemerintah dalam hal ini Kemkominfo tahu soal strategi exit melalui bursa saham, bahkan mendukung strategi exit tsb. Pemerintah bahkan mempermudah persyaratan startup untuk melantai di bursa. Jika perusahaan lain umumnya harus menyerahkan laporan keuangan 3 tahun terakhir, untuk startup hanya 1 tahun terakhir. Inilah yg bikin saya mulai malas membahas soal startup model begini. Karena Pemerintah yg saya harapkan dapat menjinakkan bom waktu yg suatu saat akan meledak ini, malah membiarkan bahkan merawat bom itu.

Namun berhubung di beberapa daerah (Jabar, Banyumas, Magelang, Batam, Yogya, Solo, Garut, Pekanbaru, Makassar, Medan, dan Tasikmalaya) Pemdanya justru melarang keberadaan transportasi online, membuat saya sedikit bersemangat untuk kembali menulis soal ini. Karena saya melihat, solusi yg diberikan oleh Pemda berupa pelarangan kurang tepat juga. Karena permasalahan sebenarnya dari transportasi online itu bukan pada keberadaannya, ataupun pada teknologi yg dipakai. Sekarang kan terkesan Pemda2 itu anti kemajuan teknologi, dianggap mundur kebelakang pemikirannya, padahal zaman makin maju. Kemajuan teknologi tidak mungkin dapat dibendung. Kitalah yg harus beradaptasi jika tidak mau digilas.

Mengatakan pemda2 tsb sebagai kolot, terbelakang, anti kemajuan teknologi dsb, hanya karena melarang keberadaan transportasi online sangatlah tidak tepat. Karena di beberapa negara maju pun terjadi pelarangan transportasi online seperti di beberapa kota di AS dan Kanada, Bulgaria, Denmark, Hungaria, Italia, Perancis, Spanyol, Belanda, Taiwan, Northern Territory - Australia, London-UK, dll (https://www.cntraveler.com/story/where-uber-is-banned-around-the-world; http://www.news.com.au/finance/business/uber-blocked-from-operating-in-london-after-company-deemed-not-fit-and-proper/news-story/6dd3b48128316372a016379ad0437bf1)

Apakah mereka akan kita sebut kolot juga? Tentu tidak. Bahkan negara2 tersebut jauh lebih maju daripada kita. Lalu mengapa mereka melarangnya? Karena memang ada permasalahan mendasar yg membuat keberadaan transportasi online tersebut menyulut konflik horizontal dengan transportasi konvensional.

Permasalahan tersebut terletak bukan pada teknologinya namun pada SUBSIDI yang dijadikan strategi perusahaan transportasi online untuk merebut pangsa pasar transportasi konvensional.

SUBSIDI TARIF

Mungkin banyak orang yang tidak tahu mengapa tarif transportasi online bisa sangat murah dibandingkan transportasi konvensional. Ada juga sebagian yang berpendapat karena sharing economy yg membuat cost dapat ditekan sehingga harga menjadi murah. Namun faktanya bukan sharing economy yg membuat tarif mereka murah, melainkan SUBSIDI DRIVER (atau Subsidi Penumpang, tergantung sudut pandangnya).

Sebagai ilustrasi, jika anda membayar Rp.2500/km bukan berarti sejumlah itu pula yg didapat oleh driver. Driver sebenarnya mendapatkan Rp.4000/km (diluar bonus). Rp.2500 dari uang anda, Rp.1500nya dikreditkan oleh perusahaan ke rekening Driver. Inilah yg disebut SUBSIDI.

SUBSIDI inilah yg sebenarnya menggerakkan roda perusahaan transportasi online. Tanpa Subsidi, tarif mereka tidak akan murah karena driver pasti tidak mau dibayar murah. Sebaliknya jika tarif mahal, maka penumpang akan sepi.

Jadi SUBSIDI inilah yg sebenarnya menjadi biang masalah antara Transportasi Online dan Konvensional yg tidak mungkin memberikan subsidi karena itu sama artinya perusahaan merugi. Sedangkan perusahaan Transportasi Online, meskipun merugi, tapi mereka tidak ambil pusing selama suntikan modal dari venture capital/investor terus mengalir. Inilah yg disebut dengan Bakar-Bakar Uang. Istilah ini bukan karangan saya, tapi memang istilah resmi yg dipakai, bahkan salah satu parameter keberhasilan startup dimata investor adalah tingginya BURNING RATE.

Mungkin ada yg bertanya, darimana perusahaan transportasi online dapat untung jika mereka hanya bakar2 uang? Sebagaimana startup lainnya mereka akan mendapat untung setelah menjual perusahaannya kepada perusahaan lain (akuisisi) atau menjual sahamnya di bursa. "Tapi kan itu perusahaan merugi, emang ada yg mau beli?" Percaya tidak percaya, jawabannya ADA. Di bursa saham apalagi. Saya banyak menjumpai perusahaan yg merugi tiga tahun berturut namun bisa masuk bursa (IPO), dan luarbiasanya harga sahamnya langsung melejit hingga ribuan persen. Bahkan yang terbaru ada Startup KIOSON, startup pertama yg melantai di BEI, harga sahamnya sudah naik 1000% (atau sepuluh kali lipat) dari harga perdananya, hanya dalam waktu kurang dari 3 minggu. Dan sekarang masih terus naik. Padahal sejak berdiri 2015 dia merugi setiap tahun.

Jangan tanyakan pada saya mengapa ada orang yang mau membeli perusahaan yg tiga tahun merugi. Silahkan anda lihat fenomena demam anturium, arwana, batu akik, dsb., maka anda akan tahu jawabannya: GREED. Walaupun tidak menutup kemungkinan perusahaan yg sekarang merugi akan mencetak profit beberapa tahun yang akan datang, sehingga inilah yang menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan yg sedang merugi. Namun bukan berarti tidak ada orang yg beli perusahaan tsb karena dilandasi faktor GREED semata, bahkan jika para trader saham mau jujur maka mereka akan menjawab bahwa motivasi utama mereka melakukan trading saham adalah karena faktor tsb.

Kembali ke soal SUBSIDI

UBER sebagai perusahaan transportasi Online terbesar di dunia, pada paruh pertama 2016 menghabiskan $1,27 Miliar (setara Rp 16,51 Triliun) hanya untuk SUBSIDI. (http://www.hybridcars.com/uber-loses-1-27-billion-as-driver-subsidies-and-competition-take-their-toll/)

GOJEK selama periode Oktober 2015-Maret 2016 menghabiskan $72,6 Juta (atau Rp943,8 Miliar) untuk SUBSIDI. (https://www.techinasia.com/gojeks-numbers-leaked)

Angka diatas hanya untuk periode 6 bulan. Bayangkan berapa banyak yg mereka habiskan untuk subsidi selama berapa tahun mereka telah beroperasi. Dan keduanya sampai sekarang masih membukukan laporan keuangan negatif alias merugi.

Sekarang mari kita pikirkan, mampukah perusahaan transportasi konvensional bersaing head to head dengan mereka jika mereka sendiri sanggup menanggung kerugian ratusan milyar hingga triliunan rupiah? Perusahaan transportasi konvensional mana yg siap menanggung kerugian sebesar itu demi mengalahkan transportasi online?

Jadi jangan pakai dalih "sharing economy", "disruptive innovation", "Adapt or Die", dan istilah2 "keren" lainnya. Karena bukan itu yg membuat GOJEK, UBER, GRAB mampu merebut pangsa pasar dari transportasi Konvensional. Mereka berhasil mencapai apa yg mereka capai sekarang semata2 karena mereka mampu bakar uang triliunan rupiah! TITIK.

BOM WAKTU

Sopir transportasi konvensional, Sopir transportasi online, dan para penumpang/masyarakat, semuanya adalah KORBAN (atau akan menjadi korban) dari ledakan bom waktu model bisnis transportasi online yg demikian.

Mengapa saya katakan begitu?
Mari kita prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang jika hal ini dibiarkan.

Pertama, angkutan konvensional akan bangkrut. Banyak sopir yg kehilangan sumber nafkah beserta keluarganya yg kehilangan sumber makan. Bukan karena mereka tidak mampu bersaing secara alami, namun karena diluar sana ada pemodal berkantong super tebal yang sedang bakar-bakar uang.

Kedua, setelah angkutan konvensional berhasil disingkirkan, tinggallah transportasi online menguasai/memonopoli pasar. Saat itulah mereka mulai memikirkan how to make profit. Caranya? Cabut SUBSIDI. Tarif akan dinaikkan ke level yg menguntungkan bagi perusahaan. Dan karena tidak ada aturan yg membatasi berapa tarif maksimal yg bisa mereka tetapkan, maka suka2 mereka mau pasang tarif berapa. Bisa saja lebih mahal dari transportasi konvensional. Dampaknya... Masyarakat dirugikan. Mau naik transportasi konvensional tidak bisa karena sudah tidak ada atau minimal susah dicari karena sudah pada bangkrut.

Bisa saja masyarakat menggunakan transportasi massal, tapi ini akan berdampak driver transportasi online kehilangan penumpang. Merekapun akhirnya dirugikan.

Jadi bagi anda yg sekarang merasa senang dengan keberadaan transportasi online bertarif murah itu, tunggulah masanya akan tiba dimana anda harus bayar mahal. Dan kepada driver online yg merasa pekerjaannya memberikan keamanan finansial, tunggulah waktunya ketika Subsidi anda dicabut.

SOLUSINYA

Sebenarnya solusi ini sudah pernah ada. Dulu sempat ada, sekarang tidak ada lagi. Apa itu? Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 yang didalamnya diatur soal batas bawah dan batas atas tarif transportasi online. Sayangnya Permenhub ini diuji materil ke MA oleh (katanya) para driver transportasi online. Mereka menolak adanya pembatasan tarif bawah!!

Bukankah ini aneh? Dimana2 pembatasan tarif bawah ditujukan untuk melindungi sopir agar tidak dibayar kemurahan oleh penumpangnya. Permenhub itu menetapkan tarif bawah Rp3500/km dan tarif atas Rp. 6000/km. Logikanya, para driver ini tidak ingin dibayar Rp. 3500, maunya mereka dibayar Rp 2500 atau bahkan Rp1.500. Aneh kan? Alasan penolakan mereka adalah penetapan batas bawah membuat mereka tidak bisa menetapkan harga yg lebih murah. Ini mereka katakan sendiri. (http://www.beritasatu.com/ekonomi/448528-ma-perintahkan-menhub-cabut-aturan-tarif-angkutan-online.html).

Padahal, murahnya tarif online itu bukan karena cost yg murah, tapi karena SUBSIDI seperti yg telah diuraikan di atas. Makanya saya sendiri tidak yakin mereka itu menyuarakan aspirasi driver, tapi sepertinya mereka sedang menyuarakan aspirasi manajemen transportasi online yang ingin tetap merebut pangsa pasar transportasi dari perusahaan konvensional dengan cara bakar-bakar uang itu.

Sayangnya, MA mengabulkan gugatan tersebut!.

Saya yakin, di lapangan para driver yang sesungguhnya pasti akan lebih memilih dibayar Rp.3500 daripada Rp.2500. Selain ini sangat logis, ada bukti lainnya. Ketika beberapa waktu yg lalu manajemen Gojek memperbesar prosi bagi hasil utk perusahaan, banyak driver Gojek yg demo. Porsi mereka diperkecil aja mereka demo, maka tentu jika dikasih pilihan mau 3500 atau 2500, mereka pasti pilih yg pertama.

Sayangnya sekarang Driver Gojek tidak bisa demo lagi. Sudah dilarang sama manajemen. Barangsiapa yg demo, langsung dipecat! Ini ada dalam peraturan Gojek mengenai pelanggaran yg berakibat manual suspend no. 29 (https://driver.go-jek.com/hc/id/articles/115000020907-Jenis-jenis-Pelanggaran-GO-JEK).

Buruh aja masih boleh mogok kerja, dan itu dilindungi UU. Driver Gojek malah demo aja gak boleh. Seperti itukah "Karya Anak Bangsa"?

Read more...

Minggu, 08 Oktober 2017

Habib munzir vs biarawati

0 komentar

Mengharukan, Begini Sikap Habib Munzir (alm) kepada seorang Biarawati Tua di Papua. (Sebuah sikap yang patut utk di tiru)

Kemarin saya menceritakan saat Habib Munzir berdakwah di papua. Sungguh didalam perjalanan tsb begitu banyak hikmah yang bisa di petik. Salah satunya adalah kisah berikut ini. Ditengah perjalanan (dalam perjalanan dari Sorong menuju Teminabuan) dalam perjalanan itu Habib Munzir dan Tim menggunakan mobil 4×4 bak terbuka, di tengah perjalanan rombongan ini diberhentikan oleh salah seorang biarawati, wanita pimpinan agama non muslim yang berusia diatas 50 an, sepertinya ia ingin ikut menumpang mobil, Asri (yg menyupir mobil) menanyakan kepada Habib Munzir, karena mobil ini sudah di carterkan utk Habib Munzir dan Tim.
"Habib, apakah ibu biarawati ini boleh di naikkan?". Tanya sopir (Asri) kepada Habib Munzir.
Tanpa pikir panjang lagi Habib Munzir menjawab "Boleh, tapi mau ditempatkan dimana? disini sudah tidak ada tempat".
"Taruh di Bak belakang aja bib bersama barang" kata Asri.
"Hm tapi saya merasa tidak tega jika ibu itu harus duduk di belakang bersama barang" jawab Habib Munzir.
"Dia sudah biasa seperti itu kok bib" jawab Asri.

Mendengar jawaban "sudah biasa" tsb Habib Munzir kaget dan terkejut, beliau menceritakan, saya kaget dan merasa tercekik mendengarnya, "sudah biasa ??", "dia sudah biasa seperti itu bib", seorang biarawati penyeru kepada agama keyakinannya ia ternyata sudah terbiasa untuk berjalan dan duduk di bak bagian belakang dari kampung ke kampung demi berjuang untuk menyebarkan keyakinannya.

Kata Habib Munzir lagi "maka tidak salah kalau seandainya agama non muslim yang menjadi maju, karena para dai muslim hanya bersembunyi di kota-kota besar, tidak mau keluar seperti mereka . Maka jangan salahkan mereka jika muslimin semakin mundur , karena para dai nya juga semakin mundur. Dan ketika sopir mengatakan ia sudah terbiasa, maka semakin sakit hati saya, bukan semakin tenang tapi semakin sakit saya mendengarnya."

Dan Ibu biarawati tersebut pun naik di Bak belakang mobil 4X4 yang dipakai, satu tempat bersama barang.

Perjalanan pun diteruskan, 1 jam perjalanan terasa rintik rintik gerimis mulai turun. Melihat itu Habib Munzir menjadi gelisah, risau, tak tenang, ia terpikir kepada ibu biarawati yang sedang duduk di bak belakang.

Kata Habib Munzir "Hati saya terasa tercekik, sungguh! walaupun ia adalah seorang non muslim, tapi bagaimanapun ia adalah seorang wanita yg usianya cukup tua, duduk di Bak terbuka di belakang dengan terpaan hujan, ia seorang pemuka dan guru agama non muslim, ia sangat tabah dalam berdakwah membela agamanya dengan semangat juang yg luar biasa, ia berjalan dari kampung ke kampung, terus mengajar dengan sukarela sepanjang hidupnya, mengabdi pada agamanya, sampai rela duduk di Bak belakang mobil, dalam keadaan hujan dan panas, ia wanita, sudah cukup lanjut usia, demikian tabahnya Da’i non muslim ini, hati saya seperti tercabik cabik, saya malu, malu sekali.."

Hujan pun turun semakin deras, Habib Munzir semakin gelisah. Beliau sudah tak tahan lagi, semakin risau dengan keadaan ibu biarawati tsb.

"Berhenti Asri, berhenti..!" kata Habib Munzir seketika sambil memegang tangan Asri. Asri pun menghentikan mobil.

"Ada apa bib?" Tanya Asri

"Saya mau pindah ke belakang bak menggantikan posisi ibu itu, biar ibu itu duduk didalam sini menggantikan tempat saya duduk" jawab Habib Munzir.

Mendengar itu Asri menjadi kaget dan tentu saja menolak. "Itu tidak mungkin Habib, Tidak mungkin habib turun dan pindah ke bak belakang..!, habib sudah carter mobil saya..!!, lagi pula ini sedang hujan habib..!!",

Habib Munzir menjawab "Dia seorang wanita yang lebih tua dari saya meskipun ia beda agama, Rasulullah saw menghormati yang lebih tua ".

Habib Munzir tetap bersikeras memaksa, akhirnya mau tidak mau Asri yang menyupir mobil pun pasrah menuruti.

Habib Munzir pindah ke bak belakang, beberapa rombongan yang lain pun ikut ingin kebelakang, tetapi Habib Munzir melarang mereka
"Yang lainnya tetap dalam posisinya, cukup satu orang yang menemani saya di Bak Belakang, sudah ada satu orang penjaga Barang kok di belakang"

Dan mereka pun sangat bersempit sempit 4 orang di kursi belakang.

Tapi Ibu itu ternyata tak mau pindah ia tetap mau duduk di bak saja, ia seakan merasa tahu diri bahwa dirinya menumpang, ia merasa malu dan haru.

"Kalau Ibu tidak mau turun dan masuk kedalam maka saya tidak akan mau naik ke mobil" jawab Habib Munzir.

Mau tidak mau akhirnya ibu itupun masuk kedalam mobil. Habib Munzir duduk di bak belakang di temani KH Ahmad Baihaqi. Di saat itu hujan turun semakin deras membasai tubuh Habib Munzir yang duduk di bak terbuka. Habib Munzir membuka sorban dan kacamatanya, cuma pakai peci. Habib Munzir menangis, bukan menangis karena keadaannya, tapi menangis karena faktor biarawati tadi.

Kata Habib Munzir "Saya menangis, memikirkan, betapa kuat dan tabahnya biarawati itu, betapa malunya saya karena saya dimanjakan di Jakarta, sekedar turun dari mobil dan naik ke mimbar, sedangkan mereka, para dai non muslim di wilayah pedalaman, terus berdakwah, maka siapa yang akan terjun kesana jika kita para da'i muslim hanya duduk di kota-kota besar?"

Dalam derasnya hujan itu mobil kembali berhenti. Bang Ipul (Saeful Zahri) turun dan meminta agar Habib Munzir masuk kedalam menggantikan tempatnya, tapi Habib Munzir menolak.
"saya sudah duduk dan malas berdiri lagi, kalau mau ganti saja KH Ahmad baihaqi kedepan, tapi saya tidak mau pindah".

maka demikian bergantian beberapa waktu terus 4 personil bergantian pindah ke belakang, namun Habib Munzir tetap tak ingin beranjak dari bak, hanya yang lain saja bergantian.

kata Habib Munzir menceritakan "Saya duduk di Belakang untuk membalas pilu saya akan semangat seorang wanita tua itu yang penyeru kepada agama non muslim, aku seorang penyeru ke Jalan Allah, aku malu pada Allah.. patutnya aku berjalan kaki 200 km bukan duduk di Bak terbuka yg masih bisa santai".

Subhanallah...sebuah kata2 yang penuh hikmah, patut utk di renungkan.


🍂Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala aalihi washohbihi wasalim🍂

Read more...

Sabtu, 07 Oktober 2017

Definisi Yakin

0 komentar

Mencapai Maqom Yaqin
(Sari Ceramah Menyejukkan Syaikh Ala Mushtofa Na'imah di Sahah Indunisia)

Dalam jawaban Rasulullah ﷺ ketika beliau ditanya oleh Malaikat Jibril, apakah itu ihsan?:

الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك

Tersirat dalam pengertian di atas makna yang lebih tinggi daripada makna iman dan islam, yaitu sebuah maqom yang disebut dengan maqom Al-Yaqīn.

Seorang manusia dalam meniti suluk menuju Allah Ta’ala, benih imannya semakin bertambah dan bertambah sehingga suatu saat sampai kepada Maqom Yaqin. Maqom ini ingin saya jadikan sebagai pusat tinjauan bertepatan dengan peringatan Hijrah Rasul ini.

Dahulu, saat gerombolan jawara Kafir Quraisy memblokade rumah Baginda Nabi  ﷺ dengan pedang terhunus membidik nyawa beliau. Ajaibnya, di saat segenting itu, Baginda keluar dari rumah dengan tenang melewati para algojo sambil memimirkan pasir di atas kepala mereka satu-persatu itu seraya membaca:

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ سَدَّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدَّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

Orang yang berani melakukan ini tanpa takut adalah pemilik Maqom Yaqin dan keteguhan bahwa ada Allah yang melindungi dan menolongnya. Mengapa saya takut? Mengapa saya bersedih? Mengapa saya mengeluh? Sedangkan Allah ada bersama saya.

Tak kalah menakjubkan di saat bersamaan, keberanian Saidina Ali RA tidur di ranjang Rasulullah ﷺ. Sementara orang kafir stand by di pintu rumah dengan pedang siap memotong leher orang yang tidur di ranjang itu.

Bayangkan bagaimana gaduhnya jantung andaikan kita berada di posisi membahayakan itu!

Namun Sayidina Ali RA ketika ditanya di akhir hayat, “Kapankah kau merasakan tidur paling nyaman dan nyenyak sepanjang hidupmu?”. Beliau menjawab: “Di saat malam hijrah aku tidur di ranjang Rasulullah”.

Perhatikanlah bagaimana maqom yaqin mampu membalikkan keburukan menjadi kebaikan. Membalikkan masalah menjadi sebuah kebahagiaan.

Tak kalah menakjubkan, saat Nabi Ibrahim AS ditelentangkan dan ditarik di Manjanik untuk dilemparkan ke api yang berkobar. Datang Malaikat Jibril bertanya: “Wahai Ibrahim, apakah kau butuh bantuanku?”. Aneh memang, di situasi genting semacam itu, Malaikat Jibril perlu memberikan penawaran dan tidak mengulurkan bantuan secara langsung. Lebih aneh dari itu, jawaban Ibrahim: “Maaf Jibril, kalau untuk meminta bantuanmu aku tidak perlu”.

Jawaban mantap itu, karena Ibrahim yakin dengan janji Allah kepada orang yang menolong agama-Nya:
إن تنصروا الله ينصركم

Maka setelah Ibrahim tercebur kedalam api, ia merasa bagaikan di air yang segar dan sejuk, seperti di pantai kami di Alexandria. Beliau bertahan di dalam api yang tidak padam selama 40 hari, dengan pelayanan malaikat Jibril membawa makanan dan pakaian dari Surga. Ketika keluar, baju beliau masih putih bersih seperti sediakala.

Menjelang wafat, Nabi Ibrahim ditanya: “Kapankah hari terindah yang pernah kau lalui selama di dunia?”Beliau menjawab: “Tentu saja di hari saat saya berada dalam api”.

Karena Ibrahim telah sampai ke Maqom Yaqin akan pertolongan Allah dan tak bergantungan lagi kepada selain-Nya.
Seorang salik yang belajar di tangan syaikh murobbi rabbani akan selalu ditransferkan spirit keyakina. Apabila hati seseorang telah dipenuhi keyakinan kepada Allah, maka dia akan melihat keajaiban dalam segala hal.

Saidina Salim bin Abdullah bin Umar bin Khattab tatkala duduk di hadapan ka’bah, dihampiri oleh Gubernur dan ditanya: “Wahai Salim, apakah kau punya keperluan? Apapun itu akan aku berikan”.

Salim menjawab: “Saya malu meminta kepada selain-Nya, sedangkan saya berada di rumah-Nya”.

Gubernur pun malu oleh jawaban itu dan keluar menunggu beliau di depan masjid.

Setelah Salim keluar, gubernur kembali bertanya: “Waha Salim, sekarang kau telah berada di luar rumah-Nya. Sekarang mintalah keperluanmu, akan aku berikan.”

“Baiklah, maksudmu permintaan dunia ataukah permintaan akhirat?”

Gubernur menjawab: “Kalau permintaan akhirat, aku tidak mampu untuk memberikannya. Mintalah keperluan dunia!”.

“Wahai gubernur, kami satu kalipun tak pernah meminta dunia kepada Sang Pemiliknya. Maka bagaimana kami akan meminta kepada yang tidak memilikinya!?”.

Para Ulama rabbani dan Awlia arifin mereka sepenuhnya yakin bahwa rizki sudah dijamin dan pasti akan datang kepada mereka:

وفي السماء رزقكم وما توعدون

Lalu buat apa saya gusar dan gelisah? Mengapa hati saya selalu dipenuhi kegundahan akan dunia?

Semua ulama rabbani dan awliya mencapai maqom ini dengan satu cara, yaitu dengan menyingkirkan dunia dari hati dan sepenuhnya bergantung kepada Allah. Karena hijab yang menutupi hati disebabkan oleh ketergantungan kepada dunia.

Beginilah Syaikh Mutawalli Asy-Sya’rowi didoktrin sejak masih belia oleh Syaikh murobbinya dengan pesan:

يَا بُنَيَّ، تَعَلَّقْ بِالله، إِنَّ اللهَ خَدَمَكَ فِي أَيِّ مَكَانٍ

Maka yakinlah akan kebenaran setiap Firman Allah..
Yakinlah akan kebenaran setiap janji-Nya..
Hidup yang paling berharga adalah saat kau hidup bersama Allah.. .
Hidup yang paling indah adalah saat kau hidup bersama Rasulullah…

اللهم يا من خلقت الدنيا ولم تنظر إليها، سخرها لنا، ولا تسلطها علينا

Demikianlah sekelumit sari dari pidato sejuk Syaikh Ala Musthofa Na’imah kemarin saat di Sahah Indonesia usai menyampaikan pidato arahan kepada Mahasiswa Baru di Acara Ormaba PPMI 2017.

Kemudian Syaikh Ala Musthofa Na’imah menutup majelis yang penuh barokah itu dengan pengijazahan Wirid dan Sholawat dari guru-guru beliau.

Syaikh Abdussalam Ali Syita berpesan untuk sering mengulang-ulangi doa ini:

يَا اَللهُ يَا نُوْرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، امْلَأْ قَلْبِي بِأَنْوَارِ حَبِيْبِك الْمُصْطَفَى، وَاجْعَلْنِي مِنْ أَهْلِ الصَّفَا وَالْوَفَا، يا رب العالمين

Seorang murid bertanya kepada beliau bagaimana menghadapi rasa rindu ingin berjumpa dengan Baginda Rasulullah ﷺ agar bisa benar-benar berjumpa. Syaikh Abdussalam berpesan untuk memperbanyak sholawat dengan shigoh berikut:

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، حَبِيْبِ قَلْبِي، وَنُوْرِ عَيْنِي، وَأَنِيسِ رُوْحِي، صَلَاًة تَجْمَعُنَا عَلَيْهِ جِسْمًا وَرُوْحًا، يَقْظَةً وَمَنَامًا، حِلّا وَتِرْحَالًا، دُنْيَا وَآخِرَة، يا رب العالمين

Beliau juga mengijazahkan Sholawat dari Syaikh Muhammad Ibrahim Abdul Ba’its Al-Kattani:

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَاةً يَعْظَمُ بِهَا سُرُوْرُه، وَيَتَضَاعَفُ بِهَا حُبُوْرُه، وَيُشْرِقُ عَلَى قُلُوْبِنَا وَوُجُوْهِنَا بِهَا نُوْرُه

Dan masih banyak wirid-wirid yang lain, semoga kita istiqomah dalam mengamalkannya.

Read more...