Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 22 Maret 2014

Mikro Linguistik Bahasa Arab, Mata Kuliah Akon Akes

0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Untuk menguasai kemampuan berbahasa dengan baik, baik bahasa ibu maupun bahasa asing, seseorang dapat mempelajarinya secara alamiah ataupun melalui lembaga formal dan informal seperti sekolah atau kursus. Dalam prosesnya, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, sehingga tingkat kemampuan setiap orang berbeda-beda. Kemampuan yang berbeda-beda ini pula akan berpengaruh pada peristiwa komunikasi yang berlangsung. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang baik tentu tidak akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dengan bahasa yang tepat. Tetapi pada orang yang tingkat kemampuan berbahasanya kurang maka yang terjadi adalah sebaliknya.
Dalam proses mempelajari bahasa asing termasuk di dalamnya proses pembelajaran bahasa Arab pasti tidak luput dari kesalahan. Dengan kata lain, kesalahan berbahasa merupakan suatu bagian dari pembelajaran bahasa itu sendiri. Umumnya kesalahan yang terjadi dalam berbahasa tersebut disebabkan oleh adanya interferensi bahasa dan penyamarataan. Meskipun merupakan bagian dari pembelajaran bahasa, kesalahan-kesalahan tersebut dapat mempersulit tercapainya tujuan pembelajaran bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa harus diminimalisir bahkan dihapuskan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik.
Fenomena bahasa yang memiliki tabiat morfologi ada pada setiap bahasa, namun kasus makna yang disebabkan oleh morfem yang ada pada setiap bahasa tentu berbeda-beda. Fenomena bahasa yang ada dalam pembelajaran morfologi Arab adalah kajian perubahan bentuk kata kerja dari segi waktu yang harus disesuaikan dengan kata gantinya. Misalnya saja masih banyak siswa yang masih belum bisa menentukan bentuk kata kerja mana yang sesuai dengan kata gantinya.
Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka muncul pertanyaan sebagai berikut:
Apa hakikat analisis kesalahan?
Apa hakikat kata kerja dalam kaidah morfologi Arab?
Apa hakikat kata kerja dari segi waktu?
Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka pemakalah membatasi masalah pada kesalahan bentuk kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang lebih spesifik, yaitu:
Bentuk-bentuk kesalahan apa saja yang dilakukan oleh siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?
Berapa besar prosentase kesalahan siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?

1.5 Kegunaan Penelitian
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Untuk mengetahui besar prosentase kesalahan siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Untuk mengetahui penyebab kesalahan-kesalahan tersebut.
Untuk mendapatkan solusi dalam mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.


BAB II
KAJIAN TEORI
Hakikat Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan lahir sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap analisis kontrastif. Salah satu tokohnya ialah Jack C. Richards. Dia berpendapat bahwa unsur “ramalan” pada analisis kontrastif tidaklah selalu benar kecuali pada tingkat fonologi. Meskipun demikian, aktivitas analisis kesalahan ini dapat menjadi pelengkap aktivitas analisis kontrastif.
Menurut Corder, analisis kesalahan adalah aktivitas kajian kesalahan-kesalahan yang dibuat pembelajar BT dalam proses belajar mengajar.
Menurut Richard & Sampson, analisis kesalahan adalah kajian kesalahan pelajar BT yang ditinjau dari 7 faktor penyebab kesalahan tersebut, yaitu:
Pengalihan bahasa (language transfer), pengaruh BS masih kuat sehingga belum mampu mengungkapkan ide dalam BT dengan sempurna.
Pengalihan BT (intralingual interferences), generalisasi yang salah dalam proses belajar mengajar BT.
Situasi linguistik karena latar belakang yang berbeda.
Modalitas.
Usia (age).
Kurang stabilitasnya antarbahasa seseorang, pemerolehan bahasa yang tidak sama (fonologi, morfologi, dll) dari masing-masing individu.
Hierarki kesulitan yang semesta (universal), maksudnya dalam sistem bahasa memungkinkan ada butir-butir yang memang sukar dipelajari oleh pelajar BT, ataupun latar belakang pelajar itu.
Jadi, analisis kesalahan adalah analisis yang mendalam mengenai kesalahan-kesalahan pada pembelajar bahasa target. Dan ini mencakup tipe-tipe kesalahan berbahasa dan sebab-sebab kesalahan. Seorang guru yang baik wajib mengoreksi siswa, saat ia melihat adanya penyimpangan kebahasaan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Ia juga harus menemukan sumber serta penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan itu. Kesalahan-kesalahan yang telah ditemukan kemudian diklasifikasikan berdasarkan sifat dan jenis kesalahannya, lalu ditetapkan daerah kesalahannya. Langkah-langkah yang dikerjakan oleh seorang guru inilah yang disebut dengan analisis kesalahan.
Corder menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa, yaitu antara lain:
Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadinya kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.
Kesalahan  dalam  kajian  analisis  kesalahan  dapat  diklasifikasikan  ke  dalam  2  macam,  yaitu  kesalahan  (error)  dan  kekeliruan  (mistakes).  Kekeliruan  terkait  ketidakmampuan  menghasilkan  ujaran  berbahasa  yang  tidak  disengaja,  kekeliruan  bukan  merupakan  hasil  dari  kurangnya  kompetensi  berbahasa  yang  dimiliki  pembelajar.  Kekeliruan  ini  sifatnya  tidak  sistematis,  sehingga  ketika  pembelajar  bahasa  menyadari  kekeliruan  tersebut, maka dapat  segera  memperbaikinya.  Sebaliknya  kesalahan  (error)merupakan  kesalahan  yang  dibuat  oleh  pembelajar  bahasa  bersifat  sistematis  yang  disebabkan  karena  tidak  memiliki  kompetensi  berbahasa yang memadai. Kompetensi  yang  dimaksud  di  sini  adalah  kemampuan  pembicara  atau  penulis  untuk  melahirkan  bahasa  sesuai  dengan  kaidah  bahasa  yang  digunakannya.  Karena  bahasa  yang  dihasilkan  berwujud  kata,  kalimat  dan  makna,  maka  kesalahan  yang  perlu  dianalisis  mencakup pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan menyebabkan saling berpengaruh antara bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2). Penggunaan sistem bahasa tertentu pada bahasa lain disebut transfer. Bila transfer sistem itu bersamaan, mendukung dan memudahkan pada penggunaan bahasa, itu disebut transfer positif (fasilitasi). Bila itu tidak mendukung dan memberikan kesulitan atau bertentangan, maka itu disebut transfer negatif. Akibat transfer negatif, pembelajar (siswa) mendapat kesulitan dalam belajar bahasa (B2) dan sekaligus menjadi sumber kesalahan dalam berbahasa (B2). Transfer negatif lebih dikenal dengan istilah interferensi, yakni: penggunaan sistem bahasa pertama (B1) dalam penggunaan bahasa kedua (B2), dan sistem tersebut tidak terdapat atau tidak sama dalam bahasa itu. Analisis kesalahan berbahasa adalah cara untuk mendeskripsikan fenomena kesalahan dalam bahasa kedua (B2) atau bahasa setelah bahasa pertama (B1).
2.1.1 Kategori Kesalahan Berbahasa
Kesalahan Interferensi dan bukan Interferensi (Interlingual>< Intralingual)
Kesalahan Interlingual adalah kesalahan yang mengacu pada pengaruh negatif terhadap BT. Sedangkan, kesalahan Intralingual adalah kesalahan dalam perkembangan pemerolehan BTakibat kesulitan pelajar BT dalam bahasa asing itu sendiri.Adapun sumber kesalahan itu menurut Richard adalah:
Generalisasi yang terlalu luas (over generalization) terjadi karena penerapan dan struktur (BT dan BS) menjadi satu.
Tidak mengetahui batas-batas suatu kaidah (Ignorance of Rule restriction) penerapan kaidah yang salah.
Penerapan kaidah yang kurang lengkap akibat kesulitan penerapan penggunaan struktur atau kaidah tertentu.
Kesalahan pembuatan kesimpulan konsep-konsep disebabkan interferensi yang salah tentang nuansa perbedaan dalam BT dan penyajian guru yang kurang tepat.
Kesalahan karena ketidakbenaran unsur-unsur bahasa mikrolinguistik dan interpretasi makrolinguistik.
Kesalahan dalam mikrolinguistik adalah:
Kesalahan fonologi
Kesalahan morfologi
Kesalahan kosakata,  biasanya penggunaan istilah bukan pada tempatnya (error approprianteness) yang dibagi ke dalam 4 macam yaitu:
Kesalahan referensi
Kesalahan register
Kesalahan sosial
Kesalahan struktur
Kesalahan dalam makrolinguistik yaitu kesalahan yang disebabkan oleh unsur-unsur yang tidak benar interpretasinya dalam tataran makro, contohnya interpretasi budaya silang.


Kesalahan yang mendarah-daging (fossilized errors) bagi orang-orang tertentu.
Kesalahan ini sukar dihapus karena digunakan bertahun-tahun oleh pelajar BT. Hal ini berkaitan dengan usia siswa, seperti “Saya pulang daripada surabaya”
Kesalahan global dan kesalahan lokal.
Kesalahan global adalah kesalahan linguistik yang menyebabkan penutur BT salah menafsirkan pesan atau pesan tersebut kurang dimengerti dalam konteks tekstual tersebut.
Kesalahan lokal adalah kesalahan linguistik secara gramatikal tetapi tidak menyebabkan kesalahan penafsiran makna penutur asli.
Kesalahan ini dibagi menjadi 4 macam yaitu antara lain:
Kesalahan global leksikal dan lokal leksikal, akibat kurang lengkapnyakompetensi BT.
Kesalahan global morfologis dan lokal morfologis.
Kesalahan global sintaksis& lokal sintaksis.
Kesalahan global ortografis dan lokal ortografis

2.1.2 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa bukanlah semata-mata harus dihindari, melainkan fenomena yang dapat dipelajari. Oleh karena itu, analisis kesalahan berbahasa memiliki tujuan yang mulia, antara lain:
Sebagai umpan balik (feedback) bagi guru dalam menentukan tujuan, bahanajar, prosedur pengajaran serta penilaian yang sudah dilaksanakannya.
Sebagai bukti bagi peneliti (penelitian) dalam mengetahui anak didik  memperoleh dan mempelajari bahasa.
Sebagai input (masukan) penentuan sumber atau tataran unsur-unsurkesalahan berbahasa pada anak didik dalam proses pemerolehan danpembelajaran bahasa (B2).

Hakikat Kata Kerja (الفعل)dalam Kaidah Morfologi Arab
Kata kerja (الفعل)adalah setiap kata yang menunjukkan terjadinya suatu kegiatan dalam waktu tertentu.Kata kerja (الفعل)digunakan untuk menerangkan subjek atau sesuatu yang dibicarakan.Kata kerja (الفعل)di dalam kaidah morfologi terbagi menjadi tujuh macam, yaitu antara lain:
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari bangunan huruf akhirnya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari bangunan huruf akhirnya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل الصحيحyaitu kata kerja (الفعل)yang pada huruf aslinya tidak ada huruf illat (ا, و, ي). الفعل الصحيحterbagi menjadi 3, yaitu المهموز، المضعّف، السالم.
الفعل المعتل yaitu kata kerja (الفعل)yang pada huruf aslinya ada huruf illat (ا, و, ي). الفعل المعتلterbagi menjadi 5, yaitu المثال، الأجوف، الناقص، لفيف مفروق، لفيف مقرون.

Kata kerja (الفعل)ditinjau dari penyusunannya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari penyusunannya  terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المجرّدyaitu kata kerja (الفعل) yang semua huruf penyusunannya asli. الفعل المجرّدterbagi menjadi 2, yaitu الفعل المجرّد الثلاثي dan الفعل المجرّد الرباعي .
الفعل المزيد yaitu kata kerja (الفعل) yang ditambahkan pada huruf aslinya 1, 2, atau 3 huruf. الفعل المزيدterbagi menjadi 2, yaitu الفعل المزيد الثلاثي dan الفعل المزيد الرباعي.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari waktu kejadiannya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari waktu kejadiannya terbagi menjadi 3, yaitu:
الفعل الماضيyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian di waktu lampaudan menunjukkan arti “telah….”.
الفعل المضارعyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian pada waktu berbicara atau yang akan datang dan menunjukkan arti “sedang…..”atau“akan…..”.
فعل الأمر yaitu kata kerja (الفعل) yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu pembicaraan.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari objeknya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari objeknya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل اللازمyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak membutuhkan objek.
الفعل المتعدّيyaitu kata kerja (الفعل) yang membutuhkan objek.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari subjeknya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari subjeknya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المبنيّ للمعلومyaitu kata kerja (الفعل)yang diketahui pelakunya.
الفعل المبنيّ للمجهولyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak diketahui pelakunya.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari tashrifnya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari tashrifnya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل الجامدyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak bisa diubah ke kata kerja (الفعل)lain.
الفعل المتصرفyaitu kata kerja (الفعل) yang bisa diubah ke kata kerja (الفعل)lain.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari perubahannya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari perubahannya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المبنيّyaitu kata kerja (الفعل) yang bentuknya tetap meskipun kemasukan ‘amil.
الفعل المعرب yaitu kata kerja (الفعل) yang bentuknya berubah karena kemasukan ‘amil.

Hakikat Kata Kerja (الفعل)dari Segi Waktu
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari segi waktu terbagi menjadi 3, yaitu:
الفعل الماضي yaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian di waktu lampau, dan menunjukkan arti “telah…..”.
Perubahan bentuk dalamالفعل الماضيadalah sebagai berikut
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
نَصَرْنَا نَصَرْتُ





الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

نَصَرْتُنَّ نَصَرْتُمَا نَصَرْتِ نَصَرْتُمْ نَصَرْتُمَا نَصَرْتَ




الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

نَصَرْنَ نَصَرَتَا نَصَرَتْ نَصَرُوْا نَصَرَا نَصَرَ

Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il madhi
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال الماضية )              adalah:
التاء المتحركة terdapat 7 buah, yaitu نَصَرْتُ ، نَصَرْتَ ، نَصَرْتُمَا  نَصَرْتُمْ، نَصَرْتِ ، نَصَرْتُمَا ، نَصَرْتُنَّ
ألف الاثنين terdapat 2 buah, yaituنَصَرَا ، نَصَرَتَا
واو الجماعة  terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرُوْا
نون النسوة terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرْنَ
نا "فاعل"  terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرْنَا

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il madhi
ضمائر الرفع المستترة بالأفعال الماضية   adalah :
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia laki-laki tunggal” ضمير مستتر تقديره "هو"terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرَ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia perempuan tunggal” ضمير مستتر تقديره "هي"terdapat hanya sebuah, yaituنَصَرَتْ

الفعل المضارعyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian pada waktu berbicara atau yang akan datang dan menunjukkan arti “sedang…..” atau “akan…..”.
Perubahan bentuk dalam الفعل المضارع adalah sebagai berikut
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
نَنْصُرُ أَنْصُرُ





الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

تَنْصُرْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرِيْنَ تَنْصُرُوْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُ
الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

يَنْصُرْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُ يَنْصُرُوْنَ يَنْصُرَانِ يَنْصُرُ

Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il mudhari
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال المضارعة )              adalah:
ألف الاثنين terdapat 4 buah, yaitu تَنْصُرَانِ ، تَنْصُرَانِ  يَنْصُرَانِ ، تَنْصُرَانِ
واو الجماعة terdapat 2 buah, yaitu تَنْصُرُوْنَ ، يَنْصُرُوْنَ
نون النسوةterdapat 2 buah, yaitu تَنْصُرْنَ ، يَنْصُرْنَ
الياء المخاطبةterdapat hanya sebuah, yaitu تَنْصُرِيْنَ

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il mudhari (ضمائر  الرفع المستترة بالأفعال المضارعة )  adalah:
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "هو") terdapat hanya sebuah, yaituيَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia perempuan tunggal” (ضمير مستتر تقديره "هي") terdapat hanya sebuah, yaituتَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “saya/aku” (ضمير مستتر تقديره "أنا") terdapat hanya sebuah, yaitu أَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kita/kami” (ضمير مستتر تقديره "نحن") terdapat hanya sebuah, yaituنَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kamu laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "أَنْتَ") terdapat hanya sebuah, yaituتَنْصُرُ

فعل الأمرyaitu kata kerja (الفعل) yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu pembicaraan.
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
X X


الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

اُنْصُرْنَ اُنْصُرَا اُنْصُرِيْ اُنْصُرُوْا اُنْصُرَا اُنْصُرْ



الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

X X X X X X









Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il ‘amr
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال الأمر )                adalah:
ألف الاثنين terdapat 2 buah, yaitu اُنْصُرَا ، اُنْصُرَا
واو الجماعة terdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرُوْا
نون النسوة  terdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرْنَ
الياء المخاطبةterdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرِيْ

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il ‘amr
 ضمائر الرفع المستترة بأفعال الأمر adalah kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kamu laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "اَنْتَ") terdapat hanya sebuah, yaitu اُنْصُرْ











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta kisi-kisi soal.

Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai bentuk- bentuk kesalahan, besar prosentase kesalahan, dan faktor penyebab kesalahan dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya yang dilakukan oleh siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, JakartaUtara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, Jakarta Utara dan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak tanggal 13-16 Mei tahun 2013.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif berupa analisis kesalahan. Pertama-tama kesalahan dikumpulkan, lalu  diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan dan diprosentasekan data-data kesalahan dalam penentuan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya, kemudian dianalisis.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, Jakarta Utara.Sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 10 orang.


Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengumpulkan data berupa hasil tes siswa.
Mencari dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam setiap jawaban.
Mencatat kesalahan-kesalahan yang ditemukan.
Mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan dalam setiap kelompok jenis kesalahan yang telah ditentukan.
Menghitung frekuensi dan prosentase kesalahan tersebut.

Kisi-kisi Soal
No Unit Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal
1 Memahami الفعل الماضي  sesuai dengan kata gantinya Menentukan الفعل الماضي  dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره هو 1 buah (butir soal nomor 11)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakan  ضمير مستتر تقديره هي 1 buah (butir soal nomor 1)

  Menentukan الفعل الماضي dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْن 1 buah (butir soal nomor 2)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakanضمير الرفع المتصل بالتاء المتحركة للمخاطبات 1 buah (butir soal nomor 3)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakan  ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِين 1 buah (butir soal nomor 4)

2 Memahami الفعل المضارع  sesuai dengan kata gantinya Menentukan الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبتَين 1 buah (butir soal nomor 5)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره أنا 1 buah (butir soal nomor 6)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بنون النسوة للغائبات 1 buah (butir soal nomor 7)

  Menentukan الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره نحن 1 buah (butir soal nomor 12)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره هي 1 buah (butir soal nomor 13)

3 Memahami فعل الأمرsesuai dengan kata gantinya Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره اَنْتَ 1 buah (butir soal nomor 8)

  Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبتين و للمخاطبَيْن 2 buah (butir soal nomor 9  dan 15)

  Menentukan فعل الأمر  dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِيْنَ 1 buah (butir soal nomor 10)

  Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بالياء المخاطبة 1 buah (butir soal nomor 14)


Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket soal (teks).Instrumen penelitian berjumlah 15 butir soal.




























































BAB  IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data Kesalahan
Instrumen penelitian ini berjumlah 15 butir soal yang merupakan angket soal berbahasa Arab dan sampel penelitian berjumlah 10 orang siswa. Jadi jumlah keseluruhan soal yang dikerjakan oleh siswa adalah 150 butir soal. Dari jumlah 150 butir soal ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Jumlah dan prosentase kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan kata kerja sesuai dengan kata gantinya adalah sebagai berikut:
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑ Betul per siswa ∑ Salah per siswa
Responden
A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 3
B 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 8 7
C 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 7 8
D 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 9 6
E 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
F 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10 5
G 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 11 4
H 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5 10
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 2
J 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 6
∑Betul per butir soal 4 7 8 8 3 9 5 8 8 6 9 7 8 5 3 98 52
∑Salahper butir soal 6 3 2 2 7 1 5 2 2 4 1 3 2 5 7

Adapun untuk menentukan persentase dari setiap jenis kesalahan yang ada, menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
P :  prosentase kesalahan yang dicari
  :  jumlah kesalahan yang dialami siswa
  :  jumlah ketidaksalahan yang dialami siswa
Tingkat prosentase kesalahan:
0%   P < 20% : sangat rendah
20%     P < 40% : rendah
40%     P < 60% : sedang
60%       P < 80% : tinggi
80%     P < 100% : sangat tinggi

Jumlah dan prosentase kesalahan siswa dalam menentukan kata kerja yang sesuai dengan kata gantinya. Berikut tabel prosentase kesalahan
Responden ∑ Jawaban Betul ∑ Jawaban Salah ∑ Betul + ∑ Salah Prosentase Kesalahan Tingkat Prosentase Kesalahan

A 12 3 15 20% Rendah
B 8 7 15 47% Sedang
C 7 8 15 54% Sedang
D 9 6 15 40% Sedang
E 14 1 15 7% Sangat Rendah
F 10 5 15 34% Rendah
G 11 4 15 27% Rendah
H 5 10 15 67% Tinggi
I 13 2 15 14% Sangat Rendah
J 9 6 15 40% Sedang
Jumlah 98 52 150 35% Rendah

Keterangan :
Dari tabel di atas dapat diketahui terdapat 150 jawaban siswa yang terdiri dari 98 jawaban yang benar dan 52 jawaban yang salah. Oleh karena itu, dapat ditentukan prosentase kesalahan dari total keseluruhan siswa yaitu 35% yang berada pada tingkat prosentase kesalahan Rendah.   Dan kesalahan tertinggi siswa terdapat pada siswa H yang berada pada  tingkat prosentase kesalahan 67% (Tinggi) dengan jumlah jawaban salah sebanyak 10 butir soal dari 15 butir soal, sedangkan kesalahan terendah siswa terdapat pada siswa E yang berada pada tingkat prosentase kesalahan  7% (Sangat Rendah) dengan jumlah jawaban salah sebanyak 1 butir soal dari 15 butir soal.

Hasil Analisis Data
Penyajian bentuk-bentuk kesalahan dalam memahami kata kerja sesuai dengan bentuk kata gantinya akan diuraikan menurut kategori kesalahannya terdiri dari:
No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

1 Penggunaanضمير مستتر تقديره هي di dalam  الفعل الماضي nomor 1 أكَلَتْ أكَلْتِ 6


Total Kesalahan 6
Prosentase Kesalahan 60%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

2 Penggunaanضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam الفعل الماضي nomor 2 ذَهَبَا ذَهَبْنَا 3


Total Kesalahan 3
Prosentase Kesalahan 30%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

3 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بالتاء المتحركة للمخاطبات di dalam الفعل الماضي nomor 3 كَتَبْتُنَّ كَتَبْنَ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%




No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

4 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبين  di dalam الفعل الماضي nomor 4 دَخَلُوْا دَخَلْتُمْ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

5 Penggunaan ضمير مستتر تقديره هو  di dalam الفعل الماضي nomor 11 الأبُ قَرَأ الْجَرِيْدَةَ الأبُ قَرَأتْ الْجَرِيْدَةَ 1


Total Kesalahan 1
Prosentase Kesalahan 10%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

6 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للغائبتين di dalam الفعل المضارع nomor 5 تَشْرَبَانِ يَشْرَبَانِ 7


Total Kesalahan 7
Prosentase Kesalahan 70%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

7 Penggunaan ضمير مستتر تقديره أنا di dalam الفعل المضارع nomor 6 أجْلِسُ يَجْلِسُ 1


Total Kesalahan 1
Prosentase Kesalahan 10%


No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

8 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بنون النسوة للغائبات di dalam الفعل المضارع nomor 7 يَفْهَمْنَ تَفْهَمِيْنَ 5


Total Kesalahan 5
Prosentase Kesalahan 50%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

9 Penggunaan ضمير مستتر تقديره نحن di dalam الفعل المضارع nomor 12 نَحْنُ نَلْعَبُ كُرَّةَ الْقَدَمِ نَحْنُ تَلْعَبُ كُرَّةَ الْقَدَمِ 3


Total Kesalahan 3
Prosentase Kesalahan 30%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

10 Penggunaan ضمير مستتر تقديره هي di dalam الفعل المضارع nomor 13 زَيْنَبُ تَدْخُلُ الْفَصْلَ زَيْنَبُ يَدْخُلُ الْفَصْلَ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

11 Penggunaan ضمير مستتر تقديره اَنْتَ  di dalam فعل الأمر nomor 8 افْتَحْ افْتَحِيْ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%


No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

12 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر nomor 9 & 15 افْهَمَا افْهَمْنَ 2
يَا زَيْد وَ حَسَن اُنْصُرَا الضُّعَفَاءَ ! يَا زَيْد وَ حَسَن اُنْصُرُوا الضُّعَفَاءَ ! 7

Total Kesalahan 9
Prosentase Kesalahan 90%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

13 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِيْنَ di dalam فعل الأمر nomor 10 انْطِقُوْا انْطِقْ 4


Total Kesalahan 4
Prosentase Kesalahan 40%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

14 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بالياء المخاطبة di dalam فعل الأمر nomor 14 يَا عَائِشَة، اِطْبَخِيْ الْمَكْرُوْنَةَ ! يَا عَائِشَة، اِطْبَخْ الْمَكْرُوْنَةَ ! 5


Total Kesalahan 5
Prosentase Kesalahan 50%






4.3 Deskripsi Kesalahan
Setelah menganalisis data kesalahan di atas, dapat dirumuskan bahwa kesalahan yang terbanyak terdapat pada kategori penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر dengan prosentase kesalahan sebanyak 90% (Sangat Tinggi).
Dan dapat dirumuskan pula bahwa penyebab dari kesalahan yang terjadi adalah kesalahan intralingual yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kesulitan yang ada dalam bahasa target. Adapun sumber kesalahan itu adalah karena generalisasi yang terlalu luas (over generalization) terjadi karena penerapan dan struktur (BT dan BS) menjadi satu, siswa kurang memahami batas-batas suatu kaidah dan penerapan kaidahnya. Dan bisa juga dikarenakan kesalahan pembuatan kesimpulan konsep-konsep yang muncul akibat interferensi yang salah tentang nuansa perbedaan dalam BT, contohnya penyajian materi oleh guru yang kurang tepat. Sering kita menemukan di lembaga-lembaga bahasa Arab yang membelajarkan siswa dalam mentashrifkan kata kerja dari segi waktu secara salah, contohnya نَصَرَ – نَصَرَا – نَصَرُوْا – نَصَرَتْ – نَصَرَتَا – نَصَرْنَ hal itu akan membuat para siswa hanya bisa menghafal susunan tashrif  tersebut tanpa mengetahui konsep siapa pelakunya. Mungkin dengan mentashrifkan secara benar seperti contoh di bawah:
هُوَ نَصَرَ – هُمَا نَصَرَا – هُمْ نَصَرُوْا – هِيَ نَصَرَتْ – هُمَا نَصَرَتَا...
akan membuat siswa paham atas konsep siapa pelakunya di dalam kata kerja.








BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa total kesalahan yang dilakukan :52⁄150 x 100 =  35%. Untuk prosentase kesalahan sebesar 20%  P < 40% (taraf rendah) berarti siswa cukup mampu dalam menentukan kata ganti di dalam kata kerja dari segi waktu. Dan kategori kesalahan terbanyak terdapat pada penggunaanضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر dengan prosentase kesalahan sebanyak 90% (Sangat Tinggi). Dan dapat disimpulkan bahwa penyebab kesalahan tersebut terjadi karena kesalahan intralingual yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kesulitan yang terdapat dalam bahasa target.

Saran
Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih kurangnya pemahaman siswa dalam menentukan kata ganti di dalam kata kerja dari segi waktu. Oleh karena itu, diharapkan para siswa lebih memahami konsep kata ganti di dalam kata kerja dan ketika mempelajari kaidah bahasa Arab maka jangan hanya memahami konsep kata kerjanya saja tetapi harus juga mengetahui siapa pelakunya dan perubahannya seperti apa.








DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian – Suatu Penden Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Munawari, Akhmad. 2008. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab. Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Nababan.1994. Analisis Kontrastif Dan Kesalahan Suatu Kajian Dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: Ikip Rawamangun.
Rasyid, Yumna. 2011. Al-fi’lu shighah wa ‘anwauhu.Jakarta: FBS UNJ.
Rofiq, Aunur. 2007. Ringkasan Kaidah-kaidah Bahasa Arab. Jawa Timur: Pustaka Al-Furqon

Read more...

KISAH KEAJAIBAN ADZAN

1 komentar

KISAH KEAJAIBAN ADZAN
Dering suara Hand Phone (HP) di malam nan sunyi membangunkan tidur Ustadz Abdurahman yang sedang beristirahat di rumahnya..

Saat itu jam menunjukkan pukul 10 malam,dilayar HP beliau Muncul nomor yang tidak dikenal..

Beliau sebenarnya tidak ingin mengangkatnya, namun karena beliau penasaran akhirnya beliau mengangkatnya dan mulai menyapa : Assalamu’alaikum, siapa ini..??

Kemudian penelpon itu menjawab : Wa’alaikumussalam, Ini Ahmad, ustadz, maaf saya mengganggu ustadz malam ini..

Ustadz, saya mohon datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz..!!

Ustad Abdurrahman baru paham kalau yang menelpon barusan adalah salah seorang pengurus masjid besar Bully, New South Wales Australia..

Ustad Abdurrahman mengenal Ahmad karena di daerahnya, pengurus masjid terdaftar dengan rapi dan mendapat pengakuan dari pemerintah..

Mereka sering bertemu apabila ada acara Fun Raising, Ied Festival, bahkan acara-acara yang diadakan oleh pemerintah Australia..

Sejenak Ustad Abdurrahman bangun dari tempat tidurnya, Kemudian beliau bergegas berangkat setelah mendapatkan nomor kamar di sebuah Rumah Sakit dari si penelpon..

Assalamualaikum : sapanya ketika memasuki ruangan dimana Abdullah terbaring tak berdaya..

Perban serta bau obat meliputi disekujur tubuhnya..

Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah,Ustad,terimakasih atas kedatangannya, saya mohon ucapkanlah sesuatu untuk Abdullah, dokter sudah tidak mampu berbuat banyak dan mengatakan jika dia akan meninggat,tolong katakan sesuatu pada Abdullah : Pinta kakaknya dengan menangis..

Beliau memandang di sekitar ruangan itu telah ada beberapa keluarga yang juga menangis..

Baik, saya akan mencoba bercakap-cakap dengannya, tolong jangan menangis disini karena hanya akan membuatnya tidak bisa berkata apa apa (sedih) : kata Ustad Abdurrahman..

Kemudian beliau mendekat ke tubuh Abdullah yang penuh dengan luka..

Di lihatnya sebuah sosok yang masih hidup, tetapi tidak bergerak sedikitpun, bahkan menggerakkan bibir dan mengedipkan mata saja ia tak mampu..

Kemudian Ustad Abdurrahman duduk tepat disebelah kanan kepala Abdullah, sehingga memungkinkan beliau untuk berbicara ditelinga Abdullah dengan jarak paling dekat..

Sejenak Beliau berdoa dan kemudian menggenggam lemah tangan Abdullah..

Assalamu’alaikum saudaraku, saya Ustad Abdurrahman dari Wollongong..

Saudaraku, saya datang kesini untuk menemuimu, saya tahu kamu adalah muslim yang baik, kamu telah menolong ALLAH untuk mengumandangkan adzan setiap hari di masjid..

Kamu mengingatkan orang-orang untuk sholat di masjid, saya yakin kalau ALLAH dan semua orang menyayangi kamu, ALLAH akan menolong kamu, DIA akan memberimu kesehatan dan kebahagiaan..

Saudaraku, kami masih ingin mendengar engkau mengumandangkan adzan dimasjid, dapatkah engkau melakukannya, ALLAH akan menyukainya, Tolong engkau kumandangkan adzan untuk kami..

Sejenak terlihat airmata keluar dari kedua matanya dan menetes melewati pipi Abdullah..

Tak berapa lama kelopak matanya bergerak-gerak perlahan, kemudian matanya membuka sedikit demi sedikit..

Bibirnyapun kemudian bergerak- gerak perlahan, seolah ia berusaha untuk mengumandangkan adzan..

Ustad Abdurrahman memandang wajah Abdullah dengan tersenyum : Alhamdulillah,teruskan saudaraku, kumandangkan adzan untuk kami..Dan.. SubhanALLAH, secara tidak diduga monitor alat pendeteksi jantung yang dipasangkan di tubuh Abdullah menunjukkan kerja jantung yang berangsur-angsur normal, itu menunjukkan jika Abdulloh telah melewati masa kritisnya..

Ahmad yang mengetahui hal itu kemudian melakukan sujud syukur di dalam ruangan itu, kemudian diikuti saudaranya yang lain..

Ahmad memeluk Ustad Abdurrahman dan berkali-kali mengucapkan terima kasih..

Tak berapa lama Sang Dokter muncul kembali dan mengecek kesehatan Abdullah..

Seraya bertanya : Apa yang terjadi..??

Apa yang telah kamu berikan kepadanya..?? Ia bertanya kepada Ahmad yang berada di dekatnya..

“Adzan” Jawab Ahmad dengan tersenyum.

Adzan..?? Apakah adzan yang telah menyembuhkannya..??

Tanya sang dokter kepada Ustad Abdurrahman yang juga masih berada disitu..

Ya, ALLAH menyembuhkannya dengan Adzan : jawab Ustad Abdurrahman dengan tersenyum pula..

Sang dokter yang bukan muslim tersebut semakin terheran-heran, kemudian ia mengangguk-angguk, ikut tersenyum dan berkata kepada Ustad Abdurrahman : Suatu hari saya ingin bertanya kepadamu tentang Adzan, tolong beri aku nomer yang bisa dihubungi, katanya..

Dengan senang hati dokter : jawab Ustad Abdurrahman penuh keyakinan..

Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri..

(QS.Fushshilat: 33)

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya DIA akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

(QS. Muhammad [47] : 7)

Maha Benar ALLAH, Dengan Segala Firman-NYA.

Subhanallah...

Semoga kisah ini menjadi Ikhtibar dan pengajaran buat kita semua. Aamiin.
Read more...

Kata Mutiara dari KH. Pndok Modern Darussalam Gontor

0 komentar

Smga brmanfaat.

Kalau setelah keluar kalian mengabdi (menyembah) pada Kyai,saya akan menganggap kalian tdk pernah jdi santri saya (KH. Hasan Abdullah
Sahal )

Kyai Haji tidak pernah jadi
Nabi, Kyai Haji juga bukan
manusia suci (KH. Hasan
Abdullah Sahal , Allahu
Yahfadzuhu)

"Kalau kamu hidup tidak lebih
baik dari saya, maka lebih baik kamu tidak usah lahir, dan saya gak usah mati, nambah jatah beras saja" ( K.H Hasan Abdullah Sahal )

Pejabat dahulu (Yusuf AS)dari penjara menuju istana, pejabat sekarang (koruptor) dari istana menuju penjara. (KH. Hasan Abdullah Sahal )

Kita punya gudang, tapi karena kita tidak membukanya maka kita lupa apa yang kita punya --KH Hasan Abdullah
Sahal , Pimpinan Gontor

Carilah, ikuti, temukan dan
kerjakan kebenaran, kamu akan menemukan orang-orang yang benar.. (KH. Hasan Abdullah Sahal )

Banyak orang bertitel, tapi
tidak berkualitas. Dan banyak
orang yang berkualitas,
walaupun tidak bertitel~K.H
Hasan Abdullah Sahal

Banyak orang berfikir
bagaimana hidup yg
baik,tetapi mereka lupa
bagaimana mati yg baik. #KH
Hasan abdullah sahal

Modern itu watak. Kalo
sistemnya kuno, orangnya
modern. Ga masuk. Dan begitu
jg sebaliknya, dan seterusnya.
- KH. Hasan Abdullah Sahal

Ust K.H Hasan Abdullah sahal
berkata : "jangan sampai kamu
terkecoh dengan ilmumu”.
Banyak orang pinter yang
sombong dengan
keilmuannya.

Bercerminlah
dgn cermin yg banyak, agar
kamu tidak sombong ataupun
rendah diri --KH Hasan
Abdullah Sahal

Masinis bisa berubah, tapi rel
tidak boleh berubah --KH
Hasan Abdullah Sahal

Kamu boleh membaca raport
seseorang sesukamu, tp
jangan sampe kamu
membacakan raport orang ke
orang lain - Ust.KH. Hasan
Abdullah Sahal -

Bukan hanya haji yg harus
mabrur, perdagangan juga hrs
mabrur, pernikahan juga harus
mabrur. - KH Hasan Abdullah
Sahal

Masalah kebangsaan,kita
berbicara mslh kemanusiaan.
Karena tak ada manusia yg tak
mempunyai bangsa. KH.Hasan
Abdullah Sahal .
Kerjakanlah hal-hal besar,
maka kalian akan jadi orang
besar - Dr. KH Abdullah Syukri
Zarkasyi, MA

Ikhlas membuat kita menjadi
tegar, kuat, dan berprinsip. -
Dr. K.H. Abdullah Syukri
Zarkasyi, M.A.

Teringat perkataan DR. KH.
Abdullah Syukri Zarkasyi, MA.
bahwa kita harus siap mengisi
dan harus siap ketika kita diisi

Belajar keras, bekerja keras,
berusaha keras dan berdoa
keras. KH. Abdullah Syukri
Zarkasyi

Jika sholat berjamaah gagal
kalian jaga, berarti saya telah
gagal (KH. Abdullah Syukri
Zarkasyi, Allahu Yasyfihim)

Jangan pernah tinggalkan
sholat berjamaah,kalian kami
didik disini untuk menjaga
sholat berjamaah dimana saja
(KH. Abdullah Syukri Zarkasyi )

Kalo pengen belajar sukses,
banyak2lah belajar/membaca
Biografi dari orang2 yang udah
sukses -KH. Abdullah Syukri
Zarkasyi-

"Jika setelah 5 tahun, sesuatu
belum memperlihatkan hasil,
maka hal tersebut dapat
dikatakan gagal - K.H.
Abdullah Syukri Zarkasyi,
M.A."

Meskipun kita
memiliki banyak kekurangan,
kita harus tetap berprestasi.
(KH Abdullah Syukri Zarkasyi)

KH. Abdullah Syukri Zarkasyi: Tetaplah berjuang dibumi yang kau pijak demi menegakkan agama yang kau genggam karena hidupmu didunia tidak lama.. dan berdaganglah dengan Allah karena dengan begitu kalian tidak akan pernah rugi.

"Orang besar menurut Gontor adalah yang bersedia mengabdi dan berjuang di masyarakat dengan segala keikhlasannya meski di kampung kecil atau langgar terpencil,’

Pendidikan adalah
Pelajaran, Penugasan, Pelatihan, Pembiasaan, pengawalan,& uswatun hasanah. (KH. abdullah Syukri Zarkasyi)

Pendidik itu pasti bisa
memimpin... tetapi seoarang
pemimpin belum tentu bisa
mendidik... #DR. KH. Abdullah
Syukri Zarkasyi M.A

Mental Juara; dpuji, biasa
saja. Dcela, biasa sja. Diuji,
maju terus. Smakin mndekati
finish, smakin cpat (KH
Abdullah Syukri Zarkasyi)
Read more...

Mikro Linguistik Akon dan Akes

0 komentar


Read more...

Rabu, 12 Maret 2014

Cerpen . KISAH MENGHARUKAN, .. WANITA - WANITA YANG MENCINTAI SUAMIKU ..

1 komentar

.. KISAH MENGHARUKAN, .. WANITA - WANITA YANG MENCINTAI SUAMIKU ....

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sahabat-sahabat tercinta, kisah nyata kali ini, sangatlah panjang, perlu kesabaran ekstra dalam membacanya .. tapi Sungguh!! .. sangat bagus, mengharukan dan sarat hikmah di dalamnya, insya Allah .. Jadi tidak berpanjang lebar lagi selamat membaca ....

------------------

Telah 2 tahun lamanya kami menikah, namun belum ada tanda-tanda Sang Pencipta menitipkan benih di rahimku. Aku benar-benar serba salah. Tiap kali mendengar berita seseorang hamil atau melahirkan, entah kerabat, entah selebriti, Ibu mertua selalu membahas masalah tersebut dan menyindir-nyindir aku yang belum juga memberinya keturunan. Aku dan Suami telah sama-sama memeriksakan diri ke dokter, dan hasilnya kami berdua baik-baik saja.

Suamiku anak pertama dari 3 bersaudara yang kesemuanya laki-laki. Sebagai anak tertua, wajarlah bila Ibu mertuaku begitu mengharapkan kehadiran cucu dari garis keturunan Suamiku sebagai penerus klan keluarga.

Yang membuat aku sangat sedih adalah Ibu mertua sering menyarankan agar Suamiku menikah lagi, bila aku memang tidak jua dapat memberinya keturunan. Aku tahu, walau dengan nada bercanda, sesungguhnya Ibu mertua serius, beliau benar-benar ingin menggantikan aku dengan wanita lain sebagai pendamping Suamiku.

Hubunganku dengan Ibu mertua memang kurang harmonis. Aku, bukanlah wanita yang diinginkan untuk menjadi menantunya. Aku bisa memahami ketidak setujuannya, karena di lihat dari sisi manapun, aku tidak sebanding dengan anaknya.

Suamiku berasal dari keluarga berada, terpandang dan berpendidikan. Sedangkan aku? Ayahku hanyalah seorang buruh di pabrik. Kalaupun aku dapat kuliah, itupun karena aku mendapat beasiswa dan akhirnya dapat bekerja di tempat yang cukup lumayan.

Akupun pernah ragu untuk menerima pinangannya. Aku merasa kami tidak ‘sederajat’. Aku takut keluarga besarnya tidak bisa menerima kehadiranku. Tetapi, Suamiku -calon Suami pada waktu itu- meyakinkanku bahwa keluarganya tidak mungkin bersikap seperti itu.

Akupun menerima pinangannya setelah berhari-hari tenggelam dalam sujud panjang di sepertiga malam. Ku pajatkan do’a sepenuh pengharapan agar Allah menunjukkan jalan yang terbaik bagiku. Akupun bermimpi melihatnya di rumahku sedang bercengkrama dengan kedua orangtuaku. Aku menganggap mimpi itu sebagai jawaban atas doa-doaku. Dan akhirnya kamipun menikah.

Setelah menikah, aku memang masih tinggal dengan Ibu mertua. Dua tahun, seatap dengan Ibu mertua, aku bisa merasakan ketidaksukaannya terhadapku. Ada saja yang salah denganku di matanya, sehingga aku sering menerima sidiran ataupun kemarahan-kemarahannya. Hal-hal kecil, yang aku rasa bukan masalah, ternyata menjadi masalah besar baginya.

Aku benar-benar pusing menghadapinya. Aku menghormatinya sebagai Ibu dari orang yang sangat aku cintai. Akupun berusaha sekuat hati untuk menyenangkannya, berharap aku dapat memenangkan hatinya. Tetapi, usahaku sia-sia. Ia tidak pernah menganggapku sebagai menantu. Aku hanyalah wanita asing yang menumpang tinggal di rumahnya. Jika Ia hendak pergi, baik untuk silaturahmi maupun untuk keperluan lain, Ia jarang sekali mengajak aku turut serta.

Suatu ketika, kerabat jauh datang, Suamiku tidak ada di rumah ketika itu. Akupun bergegas ke dapur membuatkan minuman. Ketika minuman ku suguhkan, Ibu mertua tidak memperkenalkan aku dengan kerabat tersebut sebagai menantunya. Akh, aku memang tidak pernah dianggap sebagai bagian dari keluarga ini, kecuali oleh Suamiku.

Hampir tiap malam aku menangis. Aku sedih dengan sikap Ibu mertua terhadapku. Tidak tahan dengan apa yang aku rasakan, akupun mengajak Suami untuk bicara serius. Kugenggam kedua tangannya erat, ku letakkan di dadaku.

“Maafkan aku, seandainya aku tidak dapat menjadi seperti yang kau harapkan.”

“Kok, tiba-tiba bicara seperti itu, ada apa Sayang?” Tanya Suamiku lembut seraya melepaskan tanggannya dari genggamanku, dan menatapku heran.

Ku hela nafas dalam-dalam. “Aku sudah berfikir masak-masak. Aku mencintaimu. Sangat bahkan. Tiada yang lebih memberiku ketentraman selain melihatmu bahagia.”

“Aku bahagia bersamamu.” Jawabmu segera, memotong pembicaraanku.

“Akupun bahagia bersamamu. Tapi, bukan itu yang hendak aku bicarakan. Kau pernah mengatakan bahwa demi bakti seorang anak terhadap ibunya, maka akan lebih baik jika anak tersebut menikah dengan seorang wanita yang tidak ia cintai demi keridhoan ibunya, karena harganya adalah surga. Daripada menikah dengan wanita yang ia cintai tetapi membuat ibunya murka, dan itu berarti neraka.”

“Aku ingat, tapi, apa hubungannnya dengan semua ini?” Tanya suamiku heran.

“Hmm…ini tentang Ibu. Kau tahu bagaimana sikapnya terhadapku. Aku ingin melihatnya bahagia. Sekian lama bersamanya, aku menyadari, aku bukanlah wanita yang ia harapkan untuk menjadi istrimu. Ia tidak benar-benar merestui pernikahan kita.”

“Jangan bicara seperti itu! Ibu menyayangimu, Ia hanya agak keras dan terlalu angkuh untuk memperlihatkan cintanya terhadapmu.”

“Dari sikap dan kata-katanya, aku tahu Ibu tidak suka kepadaku. Aku bisa merasakannya. Aku tahu, ia kecewa aku menjadi istrimu. Demi kebahagiannya, dan demi ketentraman batinmu, carilah wanita lain yang lebih layak untuk bersanding denganmu. Wanita yang pasti direstui ibumu. Lagipula, hingga saat ini, aku belum bisa memberimu keturunan.” Jawabku sambil terisak.

“Aku tidak mungkin mencintai wanita lain. Aku hanya punya satu hati. Untukmu. Don’t give up like this. I thought you love me so much.” Dan dipeluknya aku erat-erat. Aku semakin dalam menangis.

“Bersabarlah, pasti ada jalan keluar yang terbaik untuk kita semua. Lambat laun, hati Ibu pasti akan melunak. Ia wanita yang sangat baik dan berpikiran terbuka. Jika tidak, ia tidak mungkin membiarkan aku menikahimu. Lihat saja nanti. Mudah-mudahan Allah segera memberi kita keturunan. Mungkin itu akan menjawab semuanya.” Hibur suamiku.

Hatiku merasa lega, walau masih tertinggal sedikit rasa tidak nyaman.

*****

Setelah pembicaraan malam itu, Suamiku menjadi lebih romantis. Itu menghiburku tentu saja. Dan Ia pun jarang pulang larut malan lagi. Sesuatu yang sebelumnya jarang Ia lakukan. Ia sering mengajakku keluar untuk sekedar makan malam berdua. Ia benar-benar ingin memanjakan hatiku.

Hal itu, membuat Ibu mertua marah kepadaku. Dinasehatinya aku agar tidak foya-foya, hidup lebih hemat dan lain sebagainya. Mungkin Ibu cemburu, entahlah.

Perhatian Suamiku yang semakin besar menambah ketidaksukaan Ibu terhadapku. Suatu hari, aku merasa benar-benar kurang sehat, dan memutuskan untuk lebih banyak berada di dalam kamar untuk beristirahat. Akupun cuti dari tempatku bekerja. Entah apa yang sedang ada dalam pikiran Ibu, tiba-tiba ia memarahiku dan menyebutku sebagai menantu yang tidak sopan, tidak tahu diri, sudah menumpang, tapi malas-malasan.

Masya Allah, padahal, sekiranya aku sedang sehat, usai shalat tahajjud, aku tidak pernah tidur lagi. Ku lakukan ritual harianku, mecuci baju, menyiapkan sarapan, membereskan apa saja yang bisa kubereskan sebelum berangkat bekerja. Aku tidak pernah membiarkan pembantu di rumah Ibu mencuci pakaianku dan pakaian suamiku.

Kulakukan semua sendiri. Sehabis gajian, akupun tidak pernah lupa untuk segera berbelanja segala kebutuhan di rumah itu. Entahlah, kebencian terpendam yang Ia rasakan terhadapku mungin tidak dapat ditahannya lagi. Ya Allah, Sang Pemilik hati, lembutkan hatinya agar dapat menerimaku.

*****

Menjalani hari-hari seatap dengan Ibu mertua sekian lama, belum juga menghilangkan kekikukanku. Ritual makan bersama di satu meja, tetap membuat aku salah tingkah tidak karuan. Suatu malam, di hari ulang tahun Ibu, Ibu merencanakan makan bersama. Ibu memasak hidangan istimewa untuk mentasyakuri nikmat sehat yang telah Allah limpahkan kepadanya.

Semua keluarga inti berkumpul. Ibupun mengeluarkan perlengkapan makan yang tidak biasa kami pakai sehari-hari. Tanpa sengaja, ketika hendak menyusun piring-piring tersebut di meja makan, aku terpeleset sehingga pecahlah semua piring-piring yang ku bawa. Ibu marah sekali, dituduhnya aku sengaja merusak kebahagiannya.

Aku dimarahi seperti layaknya anak kecil yang nakal. Hatiku sakit sekali, terlebih Ibu melakukannya di hadapan orang lain. Selama ini, kendati sering marah terhadapku, jarang ada yang tahu. Biasanya ibu baik-baik saja ketika ada orang lain diantara kami.

Alhamdulillah, ternyata insiden tersebut memberi berkah tersendiri. Suamiku memutuskan untuk membeli sebuah rumah. Aku bahagia sekali. Sesuatu yang telah lama aku inginkan, tetapi tidak berani aku utarakan. Bukan, bukan karena aku tidak ingin melayani ibu. Hanya saja, aku merasa perlu berjarak dengannya, mungkin ini akan memperbaiki hubungan kami. Selain itu, dokter memang menyarankan agar aku lebih rileks, tidak terlalu lelah dan tidak banyak pikiran.

Empat bulan setelah menempati rumah tersebut, akupun hamil. Lengkaplah sudah kebahagiaanku. Aku pikir, kabar kehamilanku akan membahagiakan dan mengubah perasaan Ibu mertua terhadapku.

Ternyata aku salah. Kehamilanku justru membuatnya lebih membenciku. Jika kehamilanku tidak jua meluruhkan hatinya, aku tidak tahu lagi dengan cara apa aku merebut hatinya. Sungguh di dalam hati kecilku, aku sangat mencintainya. Bagaimana aku tidak mencintai orang yang dicintai suamiku? Akupun tidak ingin melukai hatinya, tapi apa yang bisa kulakukan lagi? Aku tidak pernah membantahnya, aku terima segala perlakuannya.

*****

Kini aku telah dikaruniai 2 orang putra. Aku merasa lebih bahagia karena memiliki 2 malaikat kecil yang senantiasa menyemarakkan hari-hariku. Akupun berhenti bekerja full time dan memutuskan bekerja paruh waktu sehingga aku tetap bisa mengurus anak-anak dan keluarga. Hubunganku dengan Ibu mertua tetap dingin. Dua orang cucu yang sudah kupersembahkan kepadanya tidak merubah perasaannya terhadapku. Ia mencintai anak-anakku.

Tentu saja, mereka darah dagingnya. Dan kamipun tetap saling mengunjungi. Terkadang Ibu mertua datang sekedar menjemput anak-anak untuk diajaknya pergi. Ia sungguh memanjakan anak-anak.

Suatu hari ketika libur sekolah, Suami meminta izin untuk membawa anak-anak pergi berlibur bersama Ibu mertua. Aku tidak diajaknya turut serta. Aku tahu diri, mungkin Ibu tidak ingin moodnya untuk berlibur rusak karena keberadaanku. Mulanya anak-anak menolak, mereka ingin aku turut serta.

Akupun membujuk, bahwa aku benar-benar tidak bisa ikut karena banyak pekerjaan yang harus ku lakukan. Merekapun mengerti. Tetapi, entah kenapa, perasaanku tidak tenang melepas kepergian mereka. Ingin rasanya mencegah, tapi aku tidak ingin membuat masalah. Akupun hanya bisa berdoa, semoga semua baik-baik saja.

Mereka pulang keesokkan hari. Aku bersyukur, tidak terjadi apa-apa. Aku yang melihat mereka kelelahan tidak berani bertanya macam-macam. Ku lihat mereka membawa begitu banyak oleh-oleh. Dari mulai pakaian, tas dan mainan. Aku cukup heran, oleh-oleh sebanyak ini? Tidak mungkin Ibu atau Suamiku yang membelikannya. Aku tahu, mereka cukup bijak dalam hal pengeluaran.

Sambil membongkar tas yang berisi oleh-oleh, mulailah anak-anakku berkicau tentang pengalaman berlibur mereka. Mereka bercerita tentang Tante Lia yang sangat baik. Tante Lia lah yang telah membelikan mereka oleh-oleh sebanyak itu. Tante Lia? Suamiku tidak mengatakan ada orang lain yang turut serta dalam liburan kemarin? Tiba-tiba hatiku bergemuruh tidak menentu.

Setelah puas berceloteh, akupun menyuruh anak-anak untuk beristirahat. Aku masuk ke dalam kamar. Ku lihat suamiku melepaskan penat di tempat tidur. Aku tidak dapat menahan gejolak batinku yang tidak karuan.

Aku ingin bertanya kepadanya siapa Tante Lia itu? Kenapa ia tidak mengatakan dari awal? Apa yang ia sembunyikan? Aku berusaha merangkai kata-kata agar pertanyaanku terdengar biasa dan normal.

“Bagaimana liburannya, Yah?” tanyaku hati-hati.

“Liburan? Biasa saja. Senang saja melihat anak-anak bahagia.”

“Tumben, Ayah membelikan begitu banyak oleh-oleh untuk anak-anak.” Ucapku.

“Oo, itu, bukan Ayah yang beli, tapi Lia.” Jawab suamiku terdengar kikuk.

“Lia? Memang kemarin Ayah berlibur bukan hanya berempat saja?” Tanyaku menyelidik.

“Ibu memang mengajak berlibur bersama karena ada kerabat jauh yang datang ke Jakarta, ya Lia itu.”Jawab suamiku lagi.

“Kenapa Ayah yang diajak menemani? Khan masih ada yang lain.”

“Ayah juga tidak tahu. Tapi Ibu yang mengajak. Tidak enak menolak. Nanti Ibu tersinggung. Sudahlah, jangan curiga, Ayah tidak melakukan apa-apa.”

“Bunda tidak curiga, Bunda hanya heran.”

“Heran apa cemburu?” Tanya suamiku.

“Kalau Bunda cemburu, apa salah?” Kataku balik bertanya.

Suamiku tidak menjawab, Ia bangkit dari tempat tidur, menghampiriku dan berbisik di telingaku, “Ya, Bunda salah… kalau tidak cemburu.”

Dikecupnya pipiku,”I love you and always will.”

Suamiku memang paling tahu caranya membungkam mulutku.

*****

Aku mengira Ibu mertuaku sudah bisa menerima aku apa adanya, dan membiarkan kami hidup dalam damai. Hingga, suatu hari Suamiku tergolek sakit dan harus di rawat di Rumah Sakit karena thypus. Tidak ada yang mengurus anak-anak, sehingga aku tidak dapat sepanjang hari berada di Rumah Sakit. Karenanya Ibu mertua lebih banyak mendampingi Suami. Aku sangat bersyukur dan merasa lebih tenang karena Suami ada yang menemani.

Tetapi, ketenanganku terkoyak, karena suatu siang ketika aku datang ke Rumah Sakit, ku lihat seorang wanita cantik berada di kamar tempat Suamiku dirawat, bersama Ibu mertua. Aku masuk dengan perasaan masgul. Ku hampiri Ibu mertua yang sedang duduk di sofa, ku cium tangannya, dan ku salami wanita tersebut.

“Ratna, kenalkan, ini Lia.” Kata ibu Mertua memperkenalkan wanita cantik itu. Ya Tuhan, rupanya inilah wanita yang ketika itu pergi berlibur bersama suami dan anak-anakku.

“Dia sengaja datang dari jauh untuk menjenguk Irwan. Kau tidak perlu repot-repot ke rumah sakit, kau urus saja anak-anakmu, biar Ibu dan Lia yang mengurus Irwan di Rumah Sakit.” Lanjut Ibu mertua.

“Tidak mengapa Bu, saya tidak merasa repot. Memang sudah kewajiban istri mengurus suaminya.” Jawabku.

Bagaimana mungkin, aku membiarkan wanita lain mengurus suamiku. Hatiku berkata.

“Sudahlah, tidak usah melawan. Dibantu, bukannya berterimakasih.” Jawab Ibu mertuaku sewot.

Kemudian Lia angkat bicara,”Tenang Bu, jangan terlalu keras suaranya, nanti Kak Irwan bangun, kasihan diakan perlu ketenangan.” Diambilnya tangan ibu dan diusap-usapnya dengan lembut, Ibupun tidak menolak. Duh, sungguh, aku cemburu melihat adegan itu. Akupun ingin bisa mengusap tanganmu, memelukmu, Ibu.

Tak ingin larut dalam kesedihan, akupun beranjak menuju ke tempat tidur tempat suamiku terbaring. Suamiku…tahukah kau apa yang bergejolak dalam batinku?

*****

Alhamdulillah, suamiku tidak perlu berlama-lama di Rumah Sakit. Tapi, Ia masih harus beristirahat di rumah. Yang membuatku terganggu adalah, selama Suamiku beristirahat di rumah, Ibu mertua tiap hari datang ke rumah. Jika Ia datang sendiri, tidaklah mengapa. Tapi Ia datang bersama wanita itu.

Dan mereka bersikap seolah-olah rumah tempat kami tinggal, seperti rumah mereka sendiri. Ku lihat Ibu Mertua bersama Lia tidak sungkan-sungkan bolak-balik masuk ke kamar pribadi kami. Aku sungguh terluka. Jika Ibu datang dan hendak tidur di kamar kami sekalipun, aku tidak berkeberatan. Tapi, melihat wanita lain masuk ke kamar kami? Aku benar-benat tidak bisa menerima. Aku merasa tidak dihargai. Tapi, apa yang bisa kulakukan?

Anak-anakpun terlihat senang melihat Lia datang. Mereka memanggilnya Tante. Dan Liapun terlihat menikmati keadaan. Dihadiahinya anak-anakku setiap hari dengan segala macam makanan dan mainan. Aku ingin melarang, tapi aku tidak ingin ribut dengan Ibu Mertuaku.

Aku hanya berdoa sungguh-sungguh, agar Allah memulihkan kesehatan Suamiku segera. Aku tidak tahan berlama-lama dalam kondisi ini.

Seminggu lamanya, mereka bolak-balik ke rumah kami. Lia wanita yang cantik, cerdas, lembut dan menyenangkan sebenarnya. Aku rasa, setiap laki-laki yang berhubungan dengannya tidak kuasa untuk tidak jatuh hati kepadanya. Tetapi, di umurnya yang sudah tidak remaja lagi, kenapa Ia belum juga menikah? Aku yakin, pasti sudah banyak laki-laki yang datang menawarkan diri untuk jadi pendamping hidupnya. Siapa yang ditunggunya? Suamikukah?

Dalam sebuah kesempatan ketika ia berkunjung, Lia bercerita, Ia dan Suamiku melewati masa kanak-kanak bersama. Sesuatu yang tidak pernah diceritakan Suamiku. Aku hanya tahu, Lia adalah kerabat jauh dari garis Ibu mertua. Aku tidak pernah tahu selain kerabat, merekapun dulunya bertetangga.

Aku tidak pernah tahu meraka sedemikian akrab di masa kecil. Ia menyebut Suamiku sebagai “A man every women wanted”. Lia mengatakan bahwa aku adalah wanita yang beruntung, setiap wanita yang mengenal Suamimu, pasti ingin bertukar tempat denganmu.

Kata-kata yang membuat aku merinding dan bergelut dengan rasa takut. Apa maksud Lia berkata seperti itu? Jangan-jangan,Ia berniat merebut Suamiku. Aku terus beristighfar dan memohon agar Allah menjaga dan melindungi bahtera rumah tangga kami dari segala cobaan dan godaan.

*****

Suatu malam ketika bercengkrama di ruang keluarga. Kuberanikan diri untuk bertanya, “Ayah, kok Ayah tidak pernah bercerita tentang Lia?” Tanyaku hati-hati.

“Tentang Lia? Memang tidak ada yang harus Ayah ceritakan. Kenapa Bunda?”Suamiku balik bertanya.

“Lia bercerita, bahwa Ayah dan Lia melewati masa kanak-kanak bersama.” Lanjutku.

“Ia benar. Tapi, apa istimewanya? Dan apa pentingnya Ayah ceritakan hal tersebut kepada Bunda?” Tanyanya lagi.

Akh…laki-laki. Betapa tidak pekanya. Apakah Ia tidak bisa merasakan bahwa Lia menaruh perhatian yang besar terhadapnya. Apa Ia tidak bisa melihat tatapan cinta dari matanya yang tidak dapat ia sembunyikan. Dan apa Ia tidak bisa merasakan kecemburuan, kegelisahan dan ketakutanku?

“Apa Ayah tidak merasakan kalau Lia menaruh perhatian yang besar terhadap Ayah?” Tanyaku lebih dalam.

Suamiku tidak menjawab. Dipandanginya aku lekat-lekat. Sebuah pandangan yang membuatku salah tingkah. “Bunda, if you are worry, let me tell you, you’ll always be the only one I ever wanted. There will never be another to replace you. Till deaths do us a part, I will always love you.”

Hmm.. Maafkan aku, aku hanya begitu takut kehilanganmu.

*****

Hubunganku dengan Ibu mertuapun membaik, akhirnya. Ini adalah saat-saat yang kunanti. Aku jadi optimis rumah tanggaku akan baik-baik saja. Walau tidak terlalu sering, kami saling mengunjungi. Pagi ini Ibu mertua berkunjung. Ia meminta agar Suamiku diperbolehkan menemaninya mengunjungi kerabat-kerabatnya di sebrang. Rencananya mereka akan berada di sana selama 1 minggu.

Aku tidak berkebaratan. Bagaimanapun Suamiku adalah anaknya. Lagipula, kapan lagi dan dengan cara apa aku bisa menyenangkan hati Ibu, kecuali dengan meluluskan segala keinginannya.

Suamiku pun berangkat, di Minggu sore. Dan rencanannya akan kembali, pada hari Senin di minggu berikutnya. Betapa waktu berjalan demikian lamban. Menanti-nanti Suamiku kembali sungguh menyiksa batinku. Tidak biasanya Ia pergi tanpa mengirim kabar.

Setiap kali aku telpon, selalu terdengar kata-kata, nomor yang anda hubungi berada di luar jangkauan area, dan Iapun tidak berusaha menelpon ku. Apa yang terjadi? Tidakkah Ia kangen anak-anak? Tidakkah Ia ingin tahu kabar mereka? Ia hanya memberi kabar di hari pertama. Mengatakan Ia baik-baik saja dan telah tiba dengan selamat. Setelahnya, aku tidak lagi mendengar kabarnya.

Bip…bip…bip…hp ku berbunyi, ada sms. Alhamdulillah, dari Mas Irwan.

“Assalamu’alaikum. Bunda, Ayah sudah sampai di bandara, Ayah mengantar ibu dahulu, baru pulang. Miss you.’’ Begitu tulisan di layar Hp-ku.

Aku senang sekali. Kusiapkan makan malam untuk Suami tercinta dan ku persiapkan diri untuk menyambutnya. Ketika sampai di rumah, tanpa berkata apa-apa, Suamiku langsung masuk kamar. Kubereskan seluruh bawaannya dan tak lama kemudian aku susul Ia ke kamar.

Ketika aku membuka pintu, kudengar dengkuran halusnya. Aku kecewa, seminggu tidak bertemu, tidakkah Ia ingin tahu kabarku? Kubesarkan hatiku, ah…mungkin Ia sangat lelah. Akupun urung masuk ke kamar.

Aku tadi hanya membereskan sekedarnya barang-barang bawaan suamiku, aku belum membongkar isi kopernya. Daripada iseng, ku buka koper Suamiku. Ku lihat beberapa helai pakaian yang memang Ia bawa dari rumah. Mataku tertuju kepada sebuah bingkisan yang telah dibuka. Isinya sebuah kemeja berwarna biru– warna kesukaan suamiku- bergaris-garis kecil vertical. Di dalamnya ada sebuah kartu ucapan.

Dear Irwan,

Thank you for coming. Thank you for the joy you bring into my life. I feel more a live. Some things, after all, have never changed. My love for you. You’ve been my dream. I’ll be right here waiting for you.

Lia

Mataku terasa panas. Dadaku terasa sesak. Jadi? Suamiku pergi menemui Lia? Kenapa tidak Ia buang kartu ucapan ini? Apakah Ia sengaja, agar aku membacanya? Ku habiskan malam itu dengan tangis yang tidak juga berhenti mengalir. Mereka menghianatiku. Teganya suamiku. How come?

*****

Keesokkan pagi, aku bangun dengan mata yang sembab. Usai shalat shubuh, kubuatkan sarapan untuk kedua buah hatiku dan membereskan bekal untuk di bawa mereka ke sekolah. Kali ini, Suamiku tidak sarapan bersama anak-anak seperti biasa. Ia hanya keluar dari kamar di pagi hari, memberi pelukan sayang dan melepas rasa kangen kepada buah cinta kami dan kembali masuk kamar.

Pukul 06.00 wib merekapun berangkat ke sekolah dengan mobil jemputan. Pagi ini, Suamiku terlihat masih ingin berleha-leha. Entahlah, Ia akan berangkat kerja atau menambah cuti sehari untuk beristirahat.

Aku sudah tidak tahan ingin membicarakan perihal kepergiannya dan kartu ucapan dari Lia. Aku sibuk menata perasaanku yang campur aduk. Aku mondar-mandir tidak karuan. Dari ruang tamu, ke dapur, ke ruang tamu lagi, ke dapur lagi. Aduuuh… pikiranku kacau. Akupun memutuskan menuju ruang keluarga. Aku duduk di sofa, tapi aku tidak merasa tenang. Ku coba membaca sebuah majalah, tapi pandanganku kosong, entah apa yang ku baca.

Tidak berapa lama, kucium aroma tubuh dari seseorang yang kurindukan dan kubenci disaat yang bersamaan. Kurasakan usapan lembut di pundakku, dan mendaratlah sebuah kecupan hangat di pipiku. Aku tidak bergeming. Tiba-tiba aku merasa demikian marah terhadapnya. Mas Irwan duduk di sampingku.

“Hmm…Ayah kangen banget nih sama Bunda.” Katanya mesra.

“How could you acting like nothing happens? I was worried and you’re not even bothered to call me. Are you so busy with that woman and forget that you have family here? Why you betrayed me?” Cerocosku dengan emosi.

“Bunda lagi ngomongin apa sih?” Tanya suamiku bingung.

“Sudahlah! Ayah nggak usah pura-pura. Bunda sudah baca kartu ucapan dari Lia. Dan kenapa Ayah tidak terus terang, bahwa kerabat yang mau Ayah dan Ibu datangi itu Lia? Dan kenapa juga Ayah tidak menelpon Bunda selama di sana.” Jawabku masih dengan suara yang agak tinggi.

“I see…I can explain…kalau Ayah bilang terus terang mau mengunjungi Lia, Ayah takut Bunda tidak tenang dan berfikir macam-macam. Ini kunjungan balasan. Lia sedang sakit. Bukankah Lia datang mengunjungi Ayah ketika Ayah sakit? Ini juga permintaan Ibu.

Maafkan Ayah jika hal ini melukai hati Bunda. Mengenai kartu ucapan itu, Ayah tidak bisa menolak Lia memberikan itu kepada Ayah. Jikapun Lia memiliki perasaan khusus terhadap Ayah, tidak berarti Ayah memiliki perasaan khusus terhadapnya khan?” Jelasnya panjang lebar. Direngkuhnya bahuku.

“Apa Bunda masih meragukan cinta Ayah? Bunda tidak yakin akan kesetiaan Ayah? Did you remember, on our wedding day, I did promise you that I’ll faithful to you, I will love you and only you as long I life. Till deaths do us apart? I meant it. ” Ucap Suamiku meyakinkan.

Hatiku perlahan-lahan mencair. Tapi aku tetap memasang wajah cemberut. Masih belum bisa menerima penjelasannya. “Bunda masih mau ngambek terus? Yakin? Udah seminggu loh kita nggak ketemu? Nggak nyesel nih?” Goda suamiku.

Ah…Suamiku. Aku percaya padamu, tapi aku tidak percaya pada perempuan itu. Selain itu, Ia mendapat dukungan penuh dari Ibumu. Mungkin kau tidak tergoda dengan rayuan Lia, tapi, apa kau mampu bertahan dengan rayuan Ibu?

*****
Mungkin, kekhawatiranku tidak beralasan. Ternyata, hati Ibu melunak. Akh, senangnya. Ibu sekarang sering mengajak aku dan anak-anak makan bersama. Bahkan kami pernah pergi berdua membeli baju untuk anak-anak dan Mas Irwan. Ibu juga membelikan aku sebuah baju. Sebuah baju yang indah. Ibu sendiri yang memilihkannya untukku. Mulanya aku menolak.

“Ibu, baju ini terlalu bagus. Dan harganya mahal sekali. Ratna tidak ada rencana menghadiri perayaan apa-apa dalam waktu dekat.” Kataku, merasa tidak enak.

“Tidak apa-apa, mungkin suatu saat kau akan memerlukannya. Simpan saja dulu.” Jawab ibu.

“Terimakasih, Bu.” Ucapku, tulus.

Yang membuat aku terkejut, Ibu juga membelikan aku gelang dan cincin emas. Aku bersyukur Ibu sudah berubah. Mungkin, Ia ingin membayar rasa bersalahnya kepadaku dengan membelikan aku barang-barang mewah ini. Akh, Ibu, perubahan sikapmu sudah cukup bagiku. Aku tidak memerlukan semua ini sebenarnya.

*****

Sekali lagi Ibu meminta izin mengajak Mas Irwan pergi beberapa hari. Lagi-lagi untuk mengunjungi kerabat Ibu di sebrang sana. Aku merasa tidak enak jika tidak memberi izin. Selama ini, Ibu sudah berubah. Tapi, bagaimana seandainya mereka mengunjungi Lia lagi? Aku utarakan keberatanku kepada Suamiku. Feelingku nggak enak.

Suamiku meluruhkan hatiku dengan mengatakan,”She’s going to be sad. I won’t let her down. Let her happy in her own way. Please!”

Kulepas kepergian suamiku dengan hati yang gelisah. Hanya dua hari, begitu katanya.

*****

Suamiku tiba kembali di rumah, di waktu malam yang gerimis. Tergesa-gesa Ia masuk ke dalam rumah.

“Kita perlu bicara.” Seraya digandengnya tanganku menuju ke ruang keluarga.

“Ada apa Ayah?” Tanyaku cemas.

“Besok, Ibu mengundang kita untuk makan malam di rumah. Bagaimana? Kau bisa?” Tanya suamiku.

“Insya Allah. Tapi, ada acara apa?” Tanyaku kembali.

“Itulah yang ingin aku bicarakan.” Ucap Suamiku seraya menghela nafas. Ia terdiam cukup lama.

Akupun terdiam menanti-nanti apa yang hendak dibicarakannya.

“Kemarin, Aku dan Ibu mengunjungi Lia dan keluarganya.” Suamiku lirih berkata. Sudah ku duga. Jawab batin ku. Dan…jantungku berdetak kian tak menentu.

“Aku dan Ibu datang untuk melamar Lia menjadi istriku.” Lanjutnya lagi.

Dar!!! Kata-kata Suamiku bagai halilintar yang menyambarku. Aku tak sanggup berkata apa-apa. Baru tiga bulan yang lalu, ditempat yang sama, Ia meyakinkanku akan janjinya untuk selamanya setia. Tetapi sekarang? Aku benar-benar tidak siap dengan semua ini. Kurasakan darah yang mengalir deras hanya ke kepala. Jantungku terasa sakit bagai ditusuk belati.

Tak kuasa menahan rasa sakit, ku tinggalkan Suamiku dan berlari menuju kamar. Kuhempaskan tubuhku di tempat tidur dan menangis pilu. Rasanya aku ingin mati saja. Ya Allah, kuatkan hati hamba. Apa yang terjadi ya Allah? Aku terus beristighfar dan memohon kekuatan dari-Nya. Feelingku benar. Ketakutan-ketakutanku menjadi kenyataan. Lalu apa arti ucapannya bahwa aku adalah satu-satunya wanita yang ia inginkan? Bahwa tidak ada seorangpun dapat menggantikan aku di hatinya? Ya Allah, tolonglah hamba.

Ku lihat suamiku terduduk di tepi ranjang. Diraihnya tanganku dan diusapnya lembut.

“Maafkan aku. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu. Kau tetap cintaku dan selamanya akan menjadi satu-satunya wanita yang aku cintai. Ini semua di luar kehendakku. Lia sakit parah. She’s dying. Ia hanya memiliki sisa waktu 2 tahun untuk hidup. Aku tidak bisa menolak permintaan Ibu.

Ia mengatakan tidak akan pernah meminta apa-apa lagi seumur hidupnya, Ia hanya minta Aku menikahi Lia. Sebenarnya aku tidak menginginkannya. Tapi, aku tidak punya pilihan. Aku harap engkau mengerti. Aku tahu ini berat, tidak hanya bagimu, bagiku juga. Melukaimu sama saja melukai diriku sendiri.” Ucap Suamiku dengan airmata yang telah membasahi pipinya.

Ingin rasanya ku tuntut janjinya dahulu. Janji setia selamanya. Till death do us a part. Hatiku sakit, tapi aku juga kasihan melihatnya. Belum pernah aku melihatnya menangis seperti ini.

“Why you didn’t tell me about this before you leave?”

“I can’t. I don’t want to hurt you.”

“But, you are hurting me now.”

“I’m really sorry. You know I have no choice.”

Kami terdiam cukup lama. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Akhirnya suamiku memecah keheningan. Dibawanya aku dalam pelukannya.

“I beg your forgiveness. I wish I don’t have to do that. One thing for sure, she might have my body, but she won’t’ have my love and my soul, cause it’s belong to you. I love you with all my heart. Marrying you was the best decision I ever made. No one will replace you in my heart. I just do my job right now.”

I’m still hurting inside. You and that woman? Ukh…

“Kapan Ayah akan menikah lagi?” tanyaku parau.

“Dua minggu lagi.”

Ya Tuhan, di saat aku optimis rumah tanggaku baik-baik saja. Ibu, yang belakangan begitu baik padaku, ternyata ada udang di balik batu. Tidaaak!!! Jerit batinku.

*****

Sesudah itu, aku merasakan kehidupan pernikahan yang garing. Merasakan kemelut batin, yang belum juga usai. Antara ingin mempertahankan atau melepas. Mempertahankan? Sanggupkah aku melihatnya dengan wanita lain? Melepas? Bagaimana anak-anak? Akupun masih sangat mencintai Suamiku. Dan Iapun terlihat sangat sedih dan tertekan. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?

Akupun menghitung hari. Antara siap dan tidak siap. Aku memang pernah menyuruhnya menikah lagi dengan wanita lain yang direstui ibunya. Tapi itu dulu, ketika aku dalam keputusasaan karena belum dapat memberi keturunan. Sekarang, ketika semua baik-baik saja, rasanya aku tidak ingin. Salahkah? Tapi, inilah takdir yang harus aku jalani. Suamiku berjodoh dengan wanita lain.

Berita rencana pernikahan kedua Suamiku menyebar demikian cepat. Keluarga dan sahabat-sahabatku menganggap aku sudah gila karena aku merestui pernikahan Suamiku. Kendati sudah kuceritakan asbab Suamiku menikahi wanita tersebut, mereka tetap menganggapku tidak waras.

*****

Entah apa yang ada di benak Ibu mertuaku, Ia memintaku membantunya mempersiapkan segala hal. Kartu undangan, bawa-bawaan, catering, dll. Ya Allah, kenapa ia menyiksaku seperti ini? Tidak cukupkah dengan merebut Mas Irwan dariku? Demi baktiku padamu Ibu dan rasa hormatku, kutepiskan segala kepedihan ini, aku akan lakukan apa yang kau kehendaki.

Hasil dari musyawarah keluarga, mereka akan menikah di rumah Ibu mertuaku. Pertimbangannya, seluruh sanak family dari kedua belah pihak banyak yang sudah tinggal di Jakarta. Selain itu, Lia memang akan langsung tinggal dengan Ibu setelah menikah. Menempati kamar yang pernah aku tempati bersama Suamiku.

*****

Tibalah di hari yang tidak pernah aku harapkan kedatangannya. Pagi ini, Suamiku akan melangsungkan akad nikah dengan wanita pilihan Ibunya. Segalanya telah dipersiapkan. Kedua wanita yang mencintai Suamiku-Ibu Mertuaku dan Lia-, meminta agar akulah yang menyiapkan kamar pengantin. Kata mereka akulah yang paling tahu selera Suamiku.

Mereka benar-benar ingin membuatku menderita. Ibu mertuakupun meminta aku memakai pakaian dan perhiasan yang pernah dibelikannya dahulu. Ternyata…Ibu telah merencanakan semuanya sejak lama.

Satu persatu sanak famili datang. Ku lihat mereka memandangku dengan perasaan iba. Akh, seandainya boleh memilih, aku tidak ingin berada di tempat ini, saat ini. Aku tidak ingin ditatap dengan pandangan penuh kasihan seperti itu. Tapi, keluarga besar Lia dan Ibu memintaku. Mereka ingin semua orang tahu bahwa aku merestui pernikahan Suamiku.

Pukul 08.30, sanak family telah berkumpul di ruang tamu, di area yang dijadikan tempat melangsungkan akad nikah. Sebuah meja pendek diletakkan di tengah ruangan. Ku lihat Suamiku berjalan gugup menuju meja tersebut. God, he looked good.

Tapi juga sangat kurus. Akh…beberapa hari ini, aku memang tidak terlalu memperhatikannya. Aku sibuk dengan diriku sendiri. Aku yang berada di ruang atas, melihatnya mengedarkan pandangan kesekeliling. Akukah yang dicarinya?

Aku merasa sendiri di tengah keramaian. Hatiku makin perih. Pukul 09.00 tepat, Ijab Kabul akan dilaksanakan. Waktu…berhentilah, ku mohon. Jangan berputar lagi. Jangan ambil Suamiku dariku.

My God, it’s completely hard. After this ceremony over, my life will never be the same again. Oh God, Please help…I think, I can’t live my life happily knowing my dear husband with someone else. I am hurting so deeply.

Teng! Teng! Teng! Jam di ruang tamu berdentang 9 kali. Tanda Ijab Kabul akan segera dimulai. God, I want to die. Tidak sanggup menahan rasa, akupun bersembunyi. Aku tidak ingin melihat apa-apa, aku tidak ingin mendengar apa-apa. Wahai malaikat-malaikat, bawalah aku terbang menjauh dari tempat ini. Aku tidak kuat…

Aku tidak tahu, berapa lama aku berada dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar. Tiba-tiba aku mendengar suara gaduh di bawah sana. Ku coba melihat apa yang terjadi.

Seorang laki-laki berpakaian rapi dengan kalung melati yang masih melingkar di lehernya, sedang digotong. Apa yang terjadi? Akupun berlari ke bawah.

Ku dengar Ibu mertuku berteriak memanggil-manggil nama Suamiku. Kulihat semua orang panik. Kucari-cari Suamiku, ternyata Ia telah dilarikan ke Rumah Sakit. Tanpa pikir panjang akupun menyusulnya.

*****

Setelah ditangani tim medis beberapa jam, aku diberi kesempatan menjenguknya. Ku lihat Ia terbaring lemah dengan baju rumah sakit yang kini membungkusnya. Aku berdiri di tepi ranjang. Ku kecup lembut keningnya. Ia membuka matanya perlahan. Akh, aku melihat pancaran cinta dan kerinduan di matanya. Kugenggam erat tangannya.

Ibupun masuk ke dalam ruangan. Ia memintaku keluar. Tetapi, Suamiku menahan tanganku. Dipandangi Ibunya seraya menggelengkan kepala. Akupun urung beranjak pergi.

Kami bertiga berada dalam keheningan, terdiam cukup lama. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan atau bicarakan. Ibu tidak berhenti menangis di sisi Suamiku. Tiba-tiba Suamiku memberi isyarat agar aku mendekat.

“Don’t leave me alone. I don’t have much time.” Ucapnya lirih, hampir tak terdengar.

“Don’t say that. I still need you. The kid needs you.” Bisikku di telinganya.

“I ever promised you. Till death do us a part, didn’t I? And I’ll keep my promise.”

Setelah mengatakan itu, Suamiku tertidur… selamanya…Dunia terasa gelap, aku menangis. Ibu mertuaku menjerit-jerit histeris kemudian tak sadarkan diri.

*****

Rumah Ibu yang telah dipasangi tenda dengan kursi-kursi yang berjajar rapi, sedianya untuk menyambut para tamu yang akan memberi restu pernikahan Suamiku. Harusnya mereka datang dengan wajah gembira, kini mereka datang dengan wajah duka. Pelaminan dan segala bentuk dekorasi yang menandakan ada pesta pernikahan telah dirapikan.

Lia menghampiriku. Rias wajahnya sudah tidak jelas, terhapus oleh airmata. Baju pengantin yang dia kenakan juga sudah berantakan. “Mba, maafkan saya. Maafkan kesalahan saya.” Ucapnya lirih.

Aku pernah membencinya. Tapi sekarang tidak lagi. Dia mungkin lebih menderita kini. Setiap orang memandangnya dengan pandangan seolah-olah dialah penyebab kematian Suamiku. Aku diam saja, tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dan Iapun berlalu.

Aku beranjak ke kamar tidur Ibu, ingin melihat kondisinya. Kulihat Ibu terbaring lemah. Kuhampiri beliau, dan duduk di sisinya. Ku usap lembut tangannya, sesuatu yang ingin kulakukan sejak lama.

“Ratna, maafkan Ibu. Seandainya Ibu tahu akan jadi seperti ini…Ibu tidak akan melakukannya. Maaafkan Ibu atas semua penderitaanmu.”

“Sudahlah Ibu, tidak ada yang perlu dimaafkan, ini semua takdir yang Maha Kuasa.” Jawabku berusaha bijak.

“Ah, seandainya Ibu tidak egois seperti itu, mungkin Irwan tidak pergi dalam kesedihan. Ibu menyesal. Dia sangat mencintaimu, Ratna. Ibu memaksanya. Ibu memaksanya…Ibu…”

“Ssst…sudah Bu, tidak usah diteruskan. Saya mengerti. Sekarang Ibu istirahat saja.”

Kami berdua berpelukan, berbagi kesedihan dan juga kekuatan. Kehilangan orang yang sama-sama kami cintai telah menyatukan hati kami.

*****

Kupikir, melihatmu menikahi wanita lain akan menjadi penderitaan terbesar dalam hidupku. Ternyata kepergianmu untuk selamanya lebih menyakitkanku. Aku masih membutuhkanmu, anak-anak masih membutuhkanmu. Aku tidak berhenti memikirkanmu. I want you back. I miss you so much.

Kudatangi pusaramu yang basah oleh hujan tadi malam. Ku lihat Ibu duduk bersimpuh di samping nisanmu. Seandainya kau bisa melihat, kau akan bahagia. Ibu sekarang berubah, Ia sangat mencintaiku kini. I promise you, I’ll take care of her. I’ll try to make her happy like you always did. You don’t have to be worry.

Now, I come here to vow, I’ll faithful to you, I will always love you and only you as long I life, and I meant it. No one will replace you.

Kutatap Ibu yang semakin ringkih. Semua telah terjadi, tidak ada yang perlu disesali. Terkadang kita harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga untuk dapat menghargai apa yang ada. Dan kepedihan yang kurasakan terasa begitu agung mengetahui kesetianmu terjaga, Till death do us a part.

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....

.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ....
Read more...