Banner 468 x 60px

 

Jumat, 16 November 2018

Cara agar anak menjadi pintar dan cerdas dalam ilmu pelajaran dan ilmu lainnya

0 komentar

*AYAH BUNDA, DOAKAN ANAK-ANAK KITA*

Tidak semua anak bisa kita ubah dengan metode pendidikan terbaik sekalipun. Nasihat tidak didengar, pujian tidak membuatnya termotivasi, hukuman tidak membuatnya takut. Apalagi yang akan kita lakukan sebagai orang tua atau guru?

Dudukkan anak di pangkuan, peluk, usap kepalanya, lalu doakan kebaikan untuknya. Mungkin, metode pendidikan modern tidak pernah menganjurkan Anda menggunakan metode ini. Tapi, metode ini dipraktikkan Nabi, sang murabbi sejati. Dan metode ini benar-benar efektif.

Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas:

ضمني رسول الله صادلى الله عليه وسلم إلى صدره وقال: اللهم علمه الحكمة.

_"Rasulullah saw. mendekapku ke dadanya, lalu berdoa: 'Ya Allah, ajarkanlah hikmah kepadanya.'"_

Dalam riwayat lain:

اللهم فقهه في الدين و علمه التأويل.

_"Ya Allah jadikanlah ia seorang yang fakih tentang agama ini dan ajarilah ia ilmu tentang takwil (tafsir Al-Qur'an)."_

Berkat doa tersebut, di kemudian hari Ibnu Abbas ra. menjadi ulama besar dan pakar tafsir Al-Qur'an.

Ummu Sulaim pernah membawa Anas kepada Rasulullah Saw. Lalu berkata, "Wahai Rasulullah, inilah Anas kecil, anakku. Saya bawa kepadamu agar ia membantumu maka doakanlah ia!"

Rasulullah Saw. pun mendoakannya,

اللهم أكثر ماله وولده وبارك له فيما أعطيته

"Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya serta berkahilah ia dalam apa yang Engkau berikan kepadanya."

Anas berkata: "Demi Allah, hartaku banyak! Sedangkan anak dan cucuku, hari ini, jumlahnya sekitar seratus silih berganti mengunjungiku."

Orang tua dan guru jangan bosan mendoakan anak atau anak didiknya. Karena, doa orang tua dan guru untuk anak dan anak didiknya dikabulkan. Apalagi pada waktu-waktu yang mustajab. Bawalah anakmu dan anak didikmu kepada orang shalih agar didoakan.

Belum tentu metode ini diterapkan di sekolah paling favorit sekalipun. Terapkan di lembaga pendidikan yang Anda kelola.

Sukoharjo, 17 November 2018

*Hawin Murtadlo*

Read more...

Jadi Tahu

0 komentar

*JADI TAHU*

~ JADI TAHU
siapa yang pertama memberitakan kemerdekaan Indonesia? : koran-koran ARAB.

~ JADI TAHU siapa yang pertama mengakui kedaulatan Republik Indonesia? : ARAB Mesir & Palestina.

~ JADI TAHU
siapa yang pertama mengirim bantuan senjata dari luar Indonesia pasca Proklamasi? ARAB, senjata dari Mesir diangkut atas biaya Arab Saudi.

~ JADI TAHU
siapa tokoh yang pertama mengucapkan selamat atas kemerdekaan Indonesia? ARAB, Syaikh Ismail Husein Mufti Palestina.

~ JADI TAHU
Proklamasi 1945 dibacakan di rumah orang ARAB, Faraj Martak. Jalan Proklamasi 56.

~ JADI TAHU
Bung Karno sakit beri-beri sebelum proklamasi, sembuh diberi MADU ARAB oleh Faraj Martak.

~JADI TAHU
Kakeknya Bung Hatta belajar di ARAB.

~ JADI TAHU
Kyai Ahmad Dahlan dan Kyai Hasyim menimba ilmu di ARAB.
Orang yang dianggap berbahaya oleh Snouck Hurgronje adalah orang yang pulang dari ARAB, karena itu ditandai dengan gelar HAJI.

~ JADI TAHU
Yang menyelamatkan Bendera Pusaka saat agresi militer Belanda II 1948 adalah orang ARAB, Mayor Husein Muthahhar. Beliau juga penyusun lagu Dirgahayu Indonesiaku, Hymne Syukur dan Mars Pramuka.

~ JADI TAHU
Salah satu bapak pendiri bangsa kita adalah orang ARAB, AR. Baswedan anggota BPUPKI dan Wakil Menteri Penerangan 1946. Kakek Anis Baswedan Gubernur Jakarta.

~
JADI TAHU
Lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, dibuat oleh keturunan ARAB, Syarif Abdul Hamid al-Kadrie. Sultan Pontianak.

~
JADI TAHU
Sultan Syarif Kasim II keturunan ARAB, menyerahkan mahkota, istana, dan hampir seluruh kekayaan Kesultanan Siak Sri Inderapura kepada pemerintah RI termasuk Uang sebesar 13 juta gulden setara 69 juta euro atau lebih dari 1 triliun rupiah. Segepok uang itulah yang diberikan secara cuma-cuma oleh Sultan Syarif Kasim II kepada Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno. Belum lapangan minyak Stanvac yang menjadi pemasukan utama NKRI selama 73 tahun ini

~
JADI TAHU
Dan banyak lagi ...
*Dalam praktik hidup kita alami juga banyak sekali W.N.I. turunan Cina yang pergi dan memihak kepada bangsa aslinya: RRC. Warga negara keturunan Arab boleh dikatakan tidak ada yang semacam itu. Indonesia sudah benar-benar menjadi Tanah Airnya*.

JADI TAHU
Arab banyak memberi bantuan gratis, bukan hutang yang disebut bantuan, benar-benar gratis, dari pendidikan, keagamaan, bantuan saat bencana dan lainnya. Arab hampir tak pernah meminta-minta pada Indonesia, justru banyak memberi. Kalau tak bisa membalas budi, setidaknya kata-kata yang manis dan ucapan terima kasih.
Sukrooon
Aina sukron... 😄😫😇

Read more...

Rabu, 07 November 2018

Nilai nilai pendidikan di Gontor yang di ragukan masyarakat Indonesia

0 komentar

KH.Prof.Dr. Amal Fathullah Zarkasyi .MA :

1. Ada wartawan yang bertanya kepada Pak KH.Zarkasyi berapa banyak alumni Gontor yang menjadi orang besar. Pak Zar menjawab: "Ukuran besar menurut kami dan anda beda!". Orang besar menurut kami adalah alumni yang ikhlas mengajar disurau kecil. InsyaAllah surganya tidak kalah dengan surga para pejabat.

2. Panca Jiwa sebetulnya sudah dicetuskan KH.Imam Zarkasyi sejak tahun 1966 di Yogyakarta tetapi yang merespon saat itu tidak banyak.

3. Lima aspek penting Panca Jiwa itu yang tahu dan bisa menerapkan ya alumni Gontor sendiri bukan orang lain.

4. Keberhasilan Panca Jiwa itu terletak bukan hanya pada teori tetapi pada praktek dan keteladanan.

5. Kemandirian pondok itu berarti  bahwa segala urusan  berusaha diurus sendiri.

6. Nilai pendidikan yang ada di Gontor itu semuanya ada  baik teori, akhlaq, karakter building, kepemimpinan dll.

7. Pendidikan di Gontor itu bersifat holistik dalam arti menyeluruh.

8. Gontor ibarat pabrik yang menyediakan onderdil dan suku cadang yang dibutuhkan masyarakat.

9. Dulu ada seorang santri dengan bekal pendidikan di Gontor bisa sekolah di Madinah dan menjadi sastrawan yang kumpulan syair- syairnya dibukukan dan dicetak di Saudi dengan judul :

ديوان رحمة عارفين

Padahal waktu di Gontor seorang pemusik.
Ada lagi seorang pengusaha yang kemudian jatuh dari usahanya, lalu berawal dari sebuah acara yang seyogyanya diisi oleh seorang muballigh dan ternyata berhalangan, akhirnya dia yang menggantikan posisi muballigh tersebut dan ternyata apa yang dia sampaikan sangat memukau dengan kutipan ayat Al- Quran, hadist, mutholaah dan  mahfudzatnya maka akhirnya dia ketagihan dan ujung-ujungnya dia menjadi penceramah. Padahal dulu di Gontor cuma sampai kelas 2 KMI. Dan ketika ditanya ternyata modalnya ia dapatkan dari kegiatan  muhadharah ( latihan pidato) ketika di pondok.

10. Nahwu di Gontor ada yang  menganggap remeh dan menganggap bahwa  buku Nahwu Gontor dipelajari di Mesir di tingkat Ibtidaiyyah. Mereka tidak faham bahwa penggunaan buku itu dipilih karena sistimatis dan mudah difahami. Belum lagi dibarengi dengan metodologi pengajaran yang efektif dan efisien sehingga mudah untuk diterapkan. Terbukti bahwa para menerjemah resmi pada saat kedatangan raja Salman dari Saudi yang  datang berkunjung ke Indonesia adalah anak- anak Gontor.

11. Pola pendidikan Gontor itu tercakup dalam pendidikan akhlaq  baik intra, ektra dan co kulikuler. Ingat! Bahwa dalam Islam ilmu itu sangat berkaitan dengan nilai akhlak . Maka dari itu menjadi alim saja tidak cukup, jangan sampai menjadi orang _alim ghoiru sholih._.
Itulah hakikat ilmu yang bermanfaat itu yaitu ilmu yang mampu membangun keshalihan maka dari itu Nabi men gajarkan doa :

اللهم إنا نعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لا يخشع ومن دعاء لا يسمع
_" Yaa Allah aku berlindung padaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak takut padaMu dan dari permohonan yang tidak didengar ( dikabulkan)!"._

12. Kiat- kiat memajukan pesantren. Gontor tak punya etalase tapi alumni- alumni dengan kiprahnya di masyarakat itulah etalase Gontor dengan terus menjaga kwantitas dan kwalitasnya.

13. Kedatangan tamu dan _ikroomu Dhaif_ itu adalah salahsatu sarana membangun diplomasi pesantren. Begitu juga dengan network atau jaringan ke berbagai lembaga baik dalam maupun luar harus terus dijalin.

14. Ada yang bilang : " Kiayi kok sering keluar !" Kita jawab kalau keluar untuk kepentingan pondok itu harus, daripada wara-wiri nyari istri baru !" .

15. Pondok tidak harus selalu menggunakan prinsip _yaadu suflaa_( tangan yang selalu dibawah untuk meminta) tapi prinsipnya sama- sama membangun. Mesjid UNIDA dari pak Probo 600 juta, ada yang bantu lagi 600 juta ternyata masih kurang maka pondok mengeluarkan dana 700 juta, jadilah mesjid UNIDA.

16. Ingat ! Barokah itu bukan hanya rizki tetapi barokah koneksi. Dan muadalah itu juga bagian dari barokah koneksi.

17. Pemerintah terlambat mengakui Gontor . Mesir sudah mengakui ijazah Gontor sejak tahun 1957 sedangkan pemerintah baru tahun 2000. Kursus jahit saja diakui pemerintah masa Gontor tidak!. Hanya karena tidak mau ikut kurikulum pemerintah, padahal diluar negeri, sekolah yang punya sistem mandiri walau  berbeda dengan pemerintah justru dihargai. Yang jadi ukuran adalah keberhasilan dan kiprah alumninya. Akhirnya Universitas Brawijaya menulis di formulirnya : Lulusan SMA atau KMI Gontor. Begitu juga Polda Jatim .

18. Seribu Gontor itu berarti 1000 KMI. bukan Tsanawiyah.

19. Sekarang ini Universitas Negeri apa Swasta tidak terlalu penting tetapi yg lebih penting nilai akreditasi A atau B.

20. Di UNIDA fakultas tidak penting pokoknya keluar dari UNIDA harus siap dipanggil Ustadz.

21. Diera digital kita harus mengerti perangkat- perangkat itu karena akan sangat memudahkan .

من لم يعرف الحاسوب الآلي فليذهب الى الغابة ، لأنه لا يليق أن يعيش في العصر الحديث

" _Barangsiapa yang tidak mengenal perangkat komputer maka pergilah ke hutan karena ia adalah orang yang tidak layak hidup di abad modern ini!"._

Wallohu ' alam Bishowab. 
_(* Ditulis berdasarkan catatan saat seminar  disampaikan, dengan tanpa mengurangi substansi yang dipaparkan. Semoga bermanfaat!_)

Read more...

Minggu, 28 Oktober 2018

Makna kecerdasan sesungguhnya

1 komentar

Semoga dengan membaca ini tidak ada lagi perkataan : "anak dokter kok tdk pinter", "anak dosen kok tdk pinter", anak karyawan bank kok tidak pinter", dll...

Nih bagus buat para orang tua dan guru untuk mengetahui kecerdasan anak-anak kita. Yg tenyata sangat ber-beda2, gak bisa di-banding2kan... Silakan dibaca:

*MAKNA KECERDASAN*

Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa di tepi pantai itu.

® Anak ke 1 :  Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang dihasilkan dari kelapa yang jatuh
lengkap dengan persamaan matematika dan fisika.

Lalu saya bertanya kepada siswa saya : "Apakah anak ini cerdas?"
dijawab serentak sekelas : "iya... Dia anak yang cerdas." Lalu saya lanjutkan cerita ...

® Anak ke 2 : Dengan gesit anak kedua ini datang memungut kelapa yang jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia : "bersorak ... yesss ... laku Rp 5.000"

Kembali saya bertanya ke anak-anak di kelas : "apakah anak ini cerdas?"
Anak-anak menjawab : "iyaa ... Dia anak yg cerdas."
Lalu saya lanjutkan cerita...

® Anak ke 3 :  Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon.

Saya bertanya kepada anak-anak : "apakah anak ini cerdas?"
anak-anak dengan mantap menjawab : "Iya ... dia anak yang cerdas."
Sayapun melanjutkan cerita ke empat ...

® Anak ke 4 :  Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia
melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh di pinggir
jalan. "Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya".
Lalu saya bertanya : "apakah anak ini, anak yg cerdas?"
Anak-anak  menjawab :"Iya ... dia anak yang  cerdas."

Anak-anak menyakini bahwa semua cerita di atas menunjukkan anak yg cerdas. Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki "Kecerdas-unikan-nya".
Dan mereka ingin dihargai *"Kecerdas-unikan-nya"* tersebut.

Namun yang sering terjadi, di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ?

"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik", Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN.

Sedang ...
"Kecerdasan Finansial" (anak no 2), "Kecerdasan Karakter" (anak no 3) dan "Kecerdasan Sosial" (anak no 4). Belum ada ruang yg diberikan untuk mengakui kecerdasan mereka.

Anak Anda termasuk nomor berapa?
Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok-olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas? Bagaimana kira-kira perasaan buat anak IPS? Terkadang terasa diperlakukan jadi siswa yang terpinggirkan.... Duh menyedihkan...😥

Anak Anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan "Keunikan dan Kecerdasan-nya" masing-masing. Hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri Anda sendiri.

Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing,  dan siapkan mereka dengan *4 kecerdasan*  _(Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial)_  sebagai pedoman di mana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak.
#Tiap_manusia lahir dengan kecerdasan dan keunikan masing-masing#🌟🌟🌟

Share by
_*Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, danh Keluarga*_
Selamat siang semua Semangat berkarya
Semangat Mendidik biar cerdas👍🙏

Read more...

Senin, 22 Oktober 2018

SK yang tergadaikan

0 komentar


  السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ 

PNS.. Pegawai Negeri Sipil namanya, pernah ada yang memplesetkan jadi Pegawai Ngutang Selalu! Kawan-kawan PNS tidak perlu marah dengan sindirian itu, justru bagus buat intropeksi diri.. ngambil kaca apakah saya termasuk pegawai yang hobinya  ngutang dengan menggadaikan SK (Surat Keputusan) Pengangkatan? Kisah nyata dibawah ini bener-bener saya alami sendiri, ketemu orang-orangnya, semoga jadi pelajaran berharga buat kita semua..

Masih dengan baju PNS coklatnya, suatu sore orang ini memaksa ketemu saya.. naik motor dengan plat merah, mmm motor kantor. Setelah duduk dia langsung mengeluarkan semua keluhannya, seolah-olah saya bisa jadi dewa penolongnya.

"Mas, saya terjerat utang besar! 250 juta.. di dua bank yang berbeda. Saya khilaf mas, ada uang bantuan sosial yang saya pegang sebagai bendahara, nah uang itu jarang dipakai di kantor dinas saya, akhirnya diam-diam saya pakai untuk invest di bisnis rental mobil, di bisnis umroh, di bisnis obat herbal, semua bangkrut mas bahkan saya ditipu! Padahal Desember 2016 itu ada audit mas, uangnya harus ada di bank, tahun lalu saya lolos ketika dapat pinjaman dari bank lain, terus saya pindahin ke rekening bansos.. ternyata bunganya tiap bulan terus nambah, sampai puncaknya 250 juta sekarang mas, saya gak punya asset apapun... saya harus gimana mas?"

Kalau kamu diposisi saya, dicurhatin kayak gitu mau njawab apa?

Lain waktu usai mengisi seminar di Magelang, seorang bapak dengan rambutnya sudah memutih menghampiri saya. Badannya tegak dan gagah..
"Mas, Saya pensiunan polisi.. utang saya 2,5 milyar mas, sejak dulu sebelum pensiun SK saya buat jaminan utang, saya nyambi usaha, karyawan sekarang 10 orang dan mulai kerasa berat membayar cicilan utang mas. Pilihan saya menjual asset mas, walaupun belum bisa semua agar usaha saya bisa tetap jalan.. mohon doanya mas"

Fiiuuh! Usia pensiun hampir 60 tahun, harusnya tenang di rumah momong cucu masih bergelut dengan cicilan utang yang bertahun-tahun tidak terselesaikan. Kesalahan di masa lalu, pengorbanannya bisa seumur hidup..

Lain hari usai seminar untuk para dosen dan pegawai di sebuah kampus, saya membawakan materi "Inspirasi Hidup Manfaat" yang saya selipkan materi riba.. banyak yang terkejut dengan materi saya.
Usai seminar sambil memberikan tanda tangan di buku-buku yang mereka beli, saya hanya bilang begini: "bu.. bu.. pernah enggak ngerasain hidup tanpa utang dan cicilan sama sekali? Bener-bener utuh itu gaji.. tenaaang gak ada yang ngejar-ngejar!"

Sekumpulan ibu-ibu dosen itu langsung bersahutan menimpali,
"Iya nih mas.. duh kapan yaa utang saya lunas!"
"Capek mas.. tiap bulan mikir cicilan kok kayak gak ada habisnya!"
"Suami saya masih suka utang mas, saya sampai saya capeeek ngingetin dia, enaknya gimana ya mas?"
Dan kicauan lain bersahutan yang saya gak bisa menangkap semua..

Kalau kamu jadi saya, dicurhatin emak-emak dosen beruntun gitu mau jawab apa?

Itulah fenomena di Indonesia.. SK yang tergadai adalah hal biasa, dapat cair uang puluhan juta dengan jaminan gaji tiap bulan terpotong dengan paksa. Hanya dibawa pulang sisa-sisa, gak cukup? Terpaksa harus cari obyekan diluar pekerjaan, yang membuat pekerjaan utama bisa jadi terbengkalai.. yang gelap mata, maka nilep dan korupsi adalah cara cepat uang dicari..

Sampai kapan SK tergadai? Ya selama ngutang dengan status pegawai.. 5 tahun bisa lunas, biasanya godaan datang lagi. Rayuan maut! Gaji naik maka utang harus naik juga plafonnya. Sayang kaaan SK hanya di lemari saja, mending digadai lagi buat memenuhi nafsu yang tak akan pernah cukup..

Benar peringatan dari Nabi ini:
"Utang membuat kehinaan di siang hari dan kegelisahaan di malam hari.."

Solusi mas! Solusi dong!! Jangan ngomong doang!!
Tuh kan... yang ngutang siapa, yang menikmati siapa, kok saya jadi kena imbasnya! Hehe..

Seorang kawan PNS yang curhat ke saya, dari gajinya 5 juta tiap bulan hanya 700 ribu saja yang dia terima, sisanya ludess buat bayar cicilan ini itu.. disini dan disana..

nyesek!!

Ini yang saya bilang ke dia:
1. Taubat! Minta ampun sama ALLAH atas kesalahan masa lalu yang suka numpuk utang dan mainan riba. Sholat taubat bukan hanya sekali, berkali-kali sampai ampunan ALLAH itu datang, biasanya tandanya hati jadi tenaaang.. masih punya utang, tapi hati mulai gak bimbang.

2. Berazzam kuat bebas utang, dan berjanji sungguh-sungguh tidak mengulanginya akad riba lagi.

3. Jual asset yang masih punya nilai jual, apapun itu asal bisa nutup semua utang atau minimal mengurangi pokoknya. Mobil kreditan lepas gakpapa, naik motor lagi juga gak bakal bisulan kok..

4. Cari tambahan penghasilan diluar jam kerja sebagai abdi negara, putusin urat malu! Tapi ingat jangan pernah korupsi waktu.. penuhi jam kerjamu di kantor dengan tanggungjawab penuh, selebihnya cari pintu rejeki lainnya yang halal dan berkah, jadi driver ojek online juga boleh kok..

5. Tambahi ilmunya.. rejeki banyak dimana-mana, tapi gak punya kemampuan meraihnya, maka tambahi ilmu, jangan hanya menunggu!

6. Putusin semua akses-akses yang membuat jebol keuangan keluarga, gak pandang bulu tunda kesenangan. Jangan mau diperbudak gaya hidup! Sabaaaar dulu.. inget, targetnya adalah bebas dari semua utang, bebas dari semua cicilan.

7. Perbaiki ibadah total, memantaskan diri di depan ALLAH agar ampunan ALLAH turun dan ALLAH juga berikan solusinya, jalan-jalan kemudahan ada di depan mata yang sebelumnya gelap gulita..

Hidup hanya sekali kawan, tak inginkah engkau hidup bebasss lepasss tanpa beban utang dan cicilan?

Ribuan orang sudah hijrah, lalu kapan engkau akan berubah..?

Read more...

Jumat, 06 Juli 2018

Bersabar dalam doa

0 komentar

BERSABAR DALAM BERDOA
by.attambuni

قال الفضيل بن عياض رحمه الله :-
Berkata al Fudhail bin ‘Iyadh –semoga Allah merahmati beliau-:

” تعلمت الصبر من صبي صغير: ذهبتُ مرة إلى المسجد فوجدت امرأة داخل دارها تضرب ابنها وهو يصرخ ففتح الباب وهرب فأغلقت عليه الباب.

“Aku belajar tentang kesabaran dari anak yang masih kecil. Suatu ketika aku pergi ke Masjid, dan aku mengetahui ada seorang ibu didalam rumahnya sedang memukul anaknya. Lalu anaknya berteriak, membuka pintu dan berlari. Maka ibu itu menutup pintu darinya.

قال: فلما رجعتُ نظرتُ، فلقيت الولد بعدما بكى قليلا نام على عتبة الباب يستعطف أمه فرق قلب الأم ففتحت له الباب.

Ia (al-Fudhail) berkata : “Maka tatkala aku pulang, aku meninjau. Maka aku menjumpai anak laki-laki itu setelah menangis sebentar,  lalu ia tidur di ambang pintu.

Ia membuat iba ibunya dan melunakkan hati sang ibu. Maka ibunya pun membukakan pintu untuknya.

فبكى الفضيل حتى ابتلت لحيته بالدموع

Maka menangislah al-Fudhail hingga basah jenggotnya dengan linangan air matanya.

وقال: سبحان الله !لو صبر العبد على باب الله عز وجل– لفتح الله له…! “

Dan ia berkata: Subhanallah!” Jikalau seorang hamba bersabar dihadapan pintu Allah –‘Azza wa Jalla- niscaya Allah akan membukakan pintu untuknya.

قال أبو الدرداء رضي الله عنه: “جـدوا بالدعـاء فإنه من يكثـر
قـرع الباب يوشك أن يفتح له

Berkata Abu Darda’ –semoga Allah meridhainya- :

“Bersungguh-sungguhlah engkau dalam berdoa, karena sesungguhnya siapa yang memperbanyak mengetuk pintu, maka akan dibukakan baginya.”

Read more...

Sabtu, 21 April 2018

Cara menyikapi perbedaan dari Imam Syafi’i

0 komentar

Sebuah Renungan:
~~~~~~~~~~~~~

*YANG MASIH TERUS BERTENGKAR KARENA PERBEDAAN MADZHAB, PERBEDAAN HARAKAH, PERBEDAAN ORMAS, PERBEDAAN GURU DAN PERBEDAAN USTADZ FAVORIT...*

SIMAKLAH DENGAN SEKSAMA KISAH DIBAWAH INI!

*KISAH INDAH PENUH HIKMAH WEJANGAN IMAM SYAFI'I KEPADA MURIDNYA*

Diriwayatkan bahwa Yunus bin Abdi Al-'Ala, berselisih pendapat dengan sang guru, yaitu Al-Imam Muhammad bin Idris As-Syafi'i (Imam Asy Syafi'i) saat beliau mengajar di Masjid.

Hal ini membuat Yunus bangkit dan meninggalkan majelis itu dalam keadaan marah..

Kala malam menjelang, Yunus mendengar pintu rumahnya diketuk ... Ia berkata : "Siapa di pintu..?"
Orang yang mengetuk menjawab : "Muhammad bin Idris."

Seketika Yunus berusaha untuk mengingat semua orang yang ia kenal dengan nama itu, hingga ia yakin tidak ada siapapun yang bernama Muhammad bin Idris yang ia kenal, kecuali Imam Asy Syafi'i..

Saat ia membuka pintu, ia sangat terkejut dengan kedatangan sang guru besar, yaitu Imam Syafi'i..

Imam Syafi'i berkata : "Wahai Yunus, selama ini kita disatukan dalam ratusan masalah, apakah karena satu masalah saja kita harus berpisah..?

Janganlah engkau berusaha untuk menjadi pemenang dalam setiap perbedaan pendapat...

Terkadang, meraih hati orang lain itu lebih utama daripada meraih kemenangan atasnya..

Jangan pula engkau hancurkan jembatan yang telah kau bangun dan kau lewati di atasnya berulang kali, karena boleh jadi, kelak satu hari nanti engkau akan membutuhkannya kembali.."

"Berusahalah dalam hidup ini agar engkau selalu membenci perilaku orang yang salah, tetapi jangan pernah engkau membeci orang yang melakukan kesalahan itu..

Engkau harus marah saat melihat kemaksiatan, tapi berlapang dadalah dan bimbinglah para pelaku kemaksiatan..

Engkau boleh mengkritik pendapat yang berbeda, namun tetap menghormati terhadap orang yang berbeda pendapat..

Karena tugas kita dalam kehidupan ini adalah menghilangkan penyakit, dan bukan membunuh orang yang sakit.."

Maka apabila ada orang yang datang meminta maaf kepadamu, maka segera maafkan...

Apabila ada orang yang tertimpa kesedihan, maka dengarkanlah keluhannya...

Apabila datang orang yang membutuhkan, maka penuhilah kebutuhannya sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadamu..

Apabila datang orang yang menasehatimu, maka berterimakasihlah atas nasehat yang ia sampaikan kepadamu..

Bahkan seandainya satu hari nanti engkau hanya menuai duri, tetaplah engkau untuk senantiasa menanam bunga..

Karena sesungguhnya balasan yang dijanjikan oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Dermawan jauh lebih baik dari balasan apapun yang mampu diberikan oleh manusia.."

Beliaupun menangis dan merangkul Sang Imam sembari mohon maaf dan berterima kasih atas nasihatnya.
----------------------

Mari kita bersatu dalam Aqidah..

Bertoleransi dalam Khilafiyah..

Berjuang bersama dalam Da'wah..

SEMOGA KITA SEMUA BISA MENELADANI KEBESARAN HATI ULAMA ULAMA TERDAHULU. AAMIIN

Read more...

Selasa, 27 Maret 2018

Prinsip kyai Hasan Abdullah Sahal, pengasuh pondok Modern Darussalam Gontor

0 komentar

KYAI NUSANTARA

Belakangan ini Kyai Hasan Abdullah Sahal disebut oleh beberapa orang yang fanatik dengan pemerintah dengan sebutan "bukan kyai betulan". Gegara kalimat "Blue Shoe Cant" sepatu biru tidak bisa apa-apa (blusukan). Padahal bagi orang-orang yang mengenal secara pribadi, pasti tahu beliau adalah sosok Kyai yang mengeluarkan pemikirannya selalu dibarengi ilmu dan hati kecil (nurani).
Contoh, saat mengemukakan ketidaksenangannya terhadap seorang Ustadz di televisi yang kerap bermain-main, beliau menggunakan bahasa, "hati saya kok tidak sreg, saat melihat ustadz di televisi lebih banyak bermain ketimbang memberikan ilmu. Atau mungkin hati saya yang banyak dosa, astaghfirullah," ucapnya di hadapan para guru.
Lain hal saat ustadz membandingkan dirinya dengan Abu Rizal Bakrie, "Lebih kaya mana saya dengan Abu Rizal Bakrie? Saya sudah tidak lagi mencari harta. Saya sudah menyerahkan diri (wakaf) saya kepada Dzat yang memiliki semua kekayaan. Sedangkan Abu Rizal Bakrie masih terus mencari uang. Jadi sebenarnya siapa yang lebih kaya?"
Kyai Hasan, sejak dulu konsisten dengan bidangnya yaitu menjadi pengajar. Bahkan Kyai yang hafal 30 Juz ini, tidak pernah meninggalkan tugas menjadi imam sholat jumat di Gontor kecuali sakit dan berada di luar negeri. Jika ada kepentingan di Jakarta beliau pasti menyempatkan pulang untuk mengimami sholat Jum'at di Gontor Ponorogo Jawa Timur.
Tahu tidak, saat acara 90 tahun pondok Gontor, dengan tawadhu Kyai Hasan datang kepada santrinya Menteri Agama Luqman Saifuddin di Jakarta utuk menyampaikan undangan. Lalu santrinya yang saat itu tidak berada di kantor, dengan tergesa-gesa langsung datang ke kantor, "Ustadz kenapa susah payah datang ke sini? kalau antum suruh saya datang ke Gontor saya pasti datang."
Ustadz Hasan adalah sosok yang memegang teguh pendirian. Pernah, saat seorang presiden datang ke Gontor, ajudan kepresidenan mengganti tempat duduk. Sehingga antara tuan rumah (kyai) tidak bisa berbicara langsung dengan tamu (presiden) karena dipisah oleh tempat duduk gubernur. Tidak sesuai dengan adat bertamu, maka Kyai Hasan meminta untuk mengganti tempat duduk tersebut kepada protokoler Presiden. Karena tidak disetujui  maka esoknya Kyai Hasan tidak hadir. Beliau selalu berkata, tidak ada yang perlu ditakuti di dunia ini, di atas hanya Allah di bawah hanya tanah.
Apa salahnya, seorang Kyai memperhatikan keadaan bangsa? memperhatikan akhlak bangsa, ekonomi bangsa, kondisi umatnya. Malah kurang benar orang yang mengatakan, kyai urus umat (agama) saja jangan urus politik. Sama halnya, saat Kyai ikut mengembangkan perekonomian umat, lalu ada orang bilang, Kyai urus agama saja, jangan urus ekonomi. Jangan karena kita benci kepada sekelompok orang (politik) membuat  kita tidak adil terhadap mereka. Lalu lupakah dengan gerakan Kyai Dahlan, Kyai Hasyim yang ikut andil dalam membangun bangsa (politik) dengan caranya masing-masing. 
Semboyan di Gontor adalah "di atas dan untuk semua golongan". Tidak ada kaos partai, kaos ormas bahkan kaos klub sepakbola di dalam pondok. Tidak boleh berkumpul satu daerah kecuali ditentukan waktunya.Sampai jika Kyai Gontor menganut ideologi NU atau Muhammadiyah. Pondok tidak boleh diNUkan atau dimuhammadiyahkan.  Jadi bagaimana Gontor akan memihak partai? orang?. 
Lalu apa yang terjadi jika ternyata Ustadz Hasan Abdullah Sahal "bukan kyai betulan"? Tentu beliau akan ikut mencalonkan diri menjadi DPR RI. Atau Gubernur Jawa Timur. Bermain proyek. Lalu merestui berdirinya Partai Gontor.  Tapi apa kata beliau melalui ketua IKPM saat silaturohim nasional di Cirebon, "Jangan kalian menghajikan orang tua kalian dengan menjual sertifikat tanah orang tua". Artinya bisa jadi begini, alumni ingin membesarkan nama Gontor tapi dengan menggadaikan idelogi Gontor yang "di atas dan untuk semua golongan." Biarlah alumninya mengikuti partai politik, Kyainya harus tetap "ma'sum" dari perselisihan umat.
Berikut beberapa petikan pesan dan nasehat beliau:

“Kaya itu penting, tapi jangan yang penting kaya; yang penting kaya bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa orang itu kaya dan sehat. Sehat itu penting, karena maksiat saja perlu sehat, apalagi ketaatan dan kebaikan perlu kesehatan. Berusahalah jadi orang kuat.”

“Hidup itu nikmat dan indah, maka nikmatilah keindahan hidup. Yang membuat tidak nikmat itu manusianya. Allah sudah menjadikan semuanya indah di dunia ini. “Dia-lah yang membuat indah segala sesuatu yang Dia ciptakan” (Qs.[32]: 7).”
“Keindahan dan kenikmatan bagi seorang guru yaitu murid; bagi suami adlh istri; bagi orang tua adlah anak; bagi pemimpin adalah rakyat, dst. Ini surga kita: guru punya murid, murid punya guru,itu surga. Bayangkan murid tidak punya guru, atau guru tidak punya murid. Dokter tidak punya pasien, pasien tidak punya dokter.”

“Guru bukan sekedar mengajar ilmu, tapi juga mengajar kehidupan. Kiai yang bener itu ada di pondok 24 jam, 7 hari seminggu, 31 hari sebulan, dst; pesantren tidak boleh jadi sambilan, mendidik dan mengajar tidak boleh hanya sambilan. Harus totalitas; tenaga, pikiran, hati, dan keikhlasan.”

“Kita syukuri kenikmatan ini, dan kita nikmati kesyukuran ini. Jangan sampe kenikmatan kita disyukuri orang lain, atau kesyukuran kita orang lain yang menikmati. Ramadhan dan Idul Fitri, itu kesyukuran dan kenikmatan kita, jangan sampai malah orang-orang nasrani, yahudi, kapitalis, komunis, dll yang menikmati.”

“Memberi sedekah saat-saat sulit itu bagus, mulia. Memberi sedekah saat lapang itu biasa. Ingat hadis Rasul: “juhdul muqill”, kerja kerasnya orang yang serba terbatas; maka keterbatasan diri tidak boleh membuat orang tidak berbuat kebaikan.”“Maka, jangan sampe jadi manusia yang tidak punya prestasi. Berprestasilah, dan harus punya keunggulan. Berprestasilah dalam kebaikan, kemakrufan dan kebenaran.”

“Di pondok ini semangatnya adalah kebersamaan untuk memberi, bukan kebersamaan untuk bagi-bagi. Ingat, dalam berjuang dan berjihad jangan berpikir dapat apa, berapa, itu sampah-sampah perjuangan.”

“Di pondok ini kita tanamkan “bom,” yaitu “bom spiritual,” bukan bom kimiawi. Kita didik santri-santri ini menjadi “bom spiritual,” untuk “mengebom” sesuatu yang tidak benar, kemungkaran dan kemunduran.”

“Tiap orang punyz aib, tiap lembaga punya kekurangan. Boleh membaca aib orang, tapi jangan membacakannya. Bedakan antara membaca dan membacakan. Suasana sekarang ini semrawut, karena saling membacakan aib orang lain.”

“Ulama yang mempertahankan harga diri dan meninggalkan persatuan umat, menjauhi ukhuwah Islamiyah, tidak usah diikuti, itu ulama palsu. Umat ditinggalkan ulama itu pahit, tapi lebih pahit lagi kalo ulama ditinggalkan umat.”

*Rudy bin Abdurrahman*

Read more...

Sabtu, 17 Maret 2018

Sejarah pencipta lagu 17 agustus dan sejarah pangeran diponegoro adalah ulama besar

0 komentar

"PONOROGO - JETIS - TEGALSARI DAN SEJARAH BANGSA"
================
(Untuk para guru tolong di disampaikan ke murid2nya karna penting)

Dahulu, ada tokoh pendidikan internasional, bernama  Dr. Sudjatmoko (Rektor Universitas PBB).

Beliau pernah berkata, pada zaman akhir ini, alternatif pendidikan terbaik adalah pondok pesantren, dengan catatan: memakai manageman modern.

Secara metode mengaji tetap memakai kitab salafiyah, namun dalam hal tata-kelola menggunakan manajemen modern.

Santri pondok pesantren itu ampuh.

_Di tanah Jawa ini, yang paling ditakuti penjajah Belanda adalah santri dan tarekat/thariqah._

_Ada seorang santri yang juga penganut tarekat, namanya Abdul Hamid._

Ia lahir di Dusun Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta.

*Mondok pertama kali di Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo kepada KH Hasan Besari.*

Abdul Hamid *ngaji kitab kuning kepada Kyai Taftazani* Kertosuro.

*Ngaji Tafsir Jalalain kepada KH Baidlowi* Bagelen yang dikebumikan di Glodegan, Bantul, Jogjakarta.

Terakhir Abdul Hamid *ngaji ilmu hikmah kepada KH Nur Muhammad* Ngadiwongso, Salaman, Magelang.

Abdul Hamid sangat berani dalam berperang melawan penjajah Belanda selama lima tahun, 1825-1830.

Abdul Hamid wafat dan dikebumikan di Makassar, dekat Pantai Losari.

Abdul Hamid adalah Putra Sultan Hamengkubuwono ke-III dari istri Pacitan, Jawa Timur.

Abdul Hamid patungnya memakai jubah dipasang di Alun-alun kota Magelang.

Menjadi nama di Kodam Jawa Tengah.

Terkenal dengan nama: Pangeran Diponegoro.

Belanda resah menghadapi perang Diponegoro.

Dalam kurun lima tahun itu, uang kas Hindia Belanda habis, bahkan punya banyak hutang luar negeri.

_Nama aslinya_ *Abdul Hamid.*
_Nama populernya_ *Diponegoro.*

Adapun *nama lengkapnya adalah* _Kyai Haji Bendoro Raden Mas Abdul Hamid Ontowiryo Mustahar Herucokro Senopati Ing Alogo Sayyidin Pranotogomo Amirul Mu’minin Khalifatullah Tanah Jawi Pangeran Diponegoro Pahlawan Goa Selarong._

Tidak hanya Diponegoro, anak bangsa yang didik para ulama menjadi tokoh bangsa.

Diantaranya, di Yogjakarta ada seorang ulama bernama Romo Kyai Sulaiman Zainudin di Kalasan Prambanan.

Punya santri banyak, salah satunya bernama _Suwardi Suryaningrat._

_*Suwardi Suryaningrat*_ ini kemudian oleh pemerintah diangkat menjadi Bapak Pendidikan Nasional *yang terkenal dengan nama* _*Ki Hajar Dewantara.*_

Jadi, *Ki Hajar Dewantara itu santri, ngaji, murid seorang ulama besar.*

Sayangnya, *sejarah Ki Hajar mengaji al-Quran tidak pernah diterangkan di sekolah-sekolah,* _yang diterangkan hanya Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani._
Itu sudah baik, namun belum komplit.

*Ki Hajar Dewantara*  _selain punya ajaran Tut Wuri Handayani,_ *juga punya ajaran Al-Quran Al-Karim.*

Perlu diketahui bahwa ketika Indonesia merdeka, ada sayyid warga Kauman Semarang yang mengajak bangsa kita untuk bersyukur.

Sang Sayyid tersebut menyusun lagu syukur.

Dalam pelajaran Sekolah Dasar disebutkan _H Muthahar._

_H Mutahar_ Itu *bukan* _Haji Muthahar,_ *namun* _Habib Husein Muthahar,_ *yang menciptakan lagu syukur.*
Beliau adalah Pak Dhenya Habib Umar Mutohar SH Semarang.

_Jadi, *yang menciptakan* lagu *syukur* yang kita semua hafal adalah *seorang sayyid, cucu/ keturunan baginda Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wassalam.*_

Mari kita nyanyikan bersama-sama.

_Dari yakinku teguh_
_Hati ikhlasku penuh_
_Akan karuniamu_
_Tanah air pusaka_
_Indonesia merdeka_
_Syukur aku sembahkan_
_Kehadiratmu tuhan_

*Itu yang menyusun cucu nabi, Sayyid Husein Muthahar, warga kauman Semarang.*

Akhirnya oleh pemerintah waktu itu diangkat menjadi Dirjen Pemuda dan Olahraga.

Terakhir oleh pemerintah dipercaya menjadi Duta Besar di Vatikan, negara yang berpenduduk Katholik.

Di Vatikan, Habib Husein tidak larut dengan kondisi, malah justeru membangun masjid.   Hebat !!!

Lebih hebatnya lagi, *Habib Husein Muthahar menyusun lagu yang hampir se-Indonesia hafal semua.*

Suatu ketika Habib Husein Muthahar sedang duduk, lalu mendengar adzan shalat dzuhur.

Sampai pada kalimat hayya alas shalâh, terngiang suara adzan.

Sampai sehabis shalat berjamaah, masih juga terngiang.
Akhirnya hatinya terdorong untuk membuat lagu yang cengkoknya mirip adzan, ada “S” nya, “A” nya, “H” nya.

Kemudian pena berjalan, tertulislah dan lahirlah lagu :

_17 Agustus tahun 45_
_Itulah hari kemerdekaan kita_
_Hari merdeka nusa dan bangsa_
_Hari lahirnya bangsa Indonesia_
_Merdeka_
_Sekali merdeka tetap merdeka_
_Selama hayat masih dikandung badan_
_Kita tetap setia tetap setia_
_Mempertahankan indonesia_
_Kita tetap setia tetap setia_
_Membela negara kita_

*Maka peran para ulama, kyai dan para sayyid tidak sedikit dalam pembinaan patriotisme bangsa.*

Malahan, Bung Karno, ketika mau membaca teks proklamasi di Pegangsaan Timur Jakarta, _minta didampingi putra ulama atau kyai._

Tampillah seorang dari kampung Batu Ampar, Maya Kumbung, Sumatera Barat.
Siapa beliau?
H. Mohammad Hatta.
Beliau putra ulama.

*Bung Hatta* _adalah putra Ustadz Kyai Haji Jamil, *Guru Thariqah Naqsyabandiyyah – Kholidiyyah.*_

Akhirnya, Bung Hatta menjadi wakil presiden pertama.

Sayang, sejarah Bung Hatta adalah putra ulama dan putra penganut tarekat/thariqah tidak pernah dijelaskan di sekolah, yang diterangkan hanya Bapak Koperasi.

Mulai sekarang, mari kita terangkan sejarah dengan utuh.
*Jangan sekali-kali memotong sejarah.*
Jika anda memotong sejarah, suatu saat, sejarah anda akan dipotong oleh Allah SWT. 
Semoga bermanfaat.

Read more...

Sabtu, 20 Januari 2018

Sumber Bencana Alam

0 komentar

~"WASPADALAH, SUMBER BENCANA"~
Oleh★ Kiai Hasan Abdullah Sahal★

#Manusia ingat dunia lupa akherat adalah sumber bencana, manusia berusaha tanpa berdoa adalah bencana, manusia berdoa tanpa berusaha adalah bencana. Yang di atas tidak merasa kalau di atas, tidak mau bertanggung jawab atas amanatnya. Yang di bawah juga tidak mau tahu kapan taat dan kapan tidak taat. Disinilah sumber bencana “Karena adanya kekosongan, al-ajwaf-jawfa’, keropos, memikirkan materi tidak memikirkan moral, orang memikirkan moral tidak memikirkan materi, akhirnya kekosongan”.

#Alam rusak karena manusia, manusia tidak menempatkan dirinya sebagai makhluk yang akan memimpin alam. Nabi kita, Nabi Muhammad itu rahmatan lil’alamin, "wa maa arsalnaaka illaa rahmatan lil’aalamiin, wa nunazzilu minal Qur’ani maa huwa syifaa’un wa rahmatun." Rahmah, untuk supaya ke-rahmatanlil’alamin-nya Nabi kita Muhammad, untuk menjadi fungsinya al Qur’an sebagai syifa’ dan rahmah perlu hidayah, dan Islam itu lah yang namanya hidayah .

#Bagaimana alam di sekitar ini tetap abadi, tetap terjaga, tetap bermanfaat? Semua itu untuk manusia di dalam beribadah kepada Allah, “Lakum” (untuk kalian manusia). Di dalam al Qur’an itu “khalaqo lakum maa fissamaawaati wal ardh” “ja’ala lakumul ardho”, lakum, “alladzii ja’ala lakumul ardho firoosyan wassamaa_a binaa_an", Lakum. Kamu kalau bertanya “Hai kebo, hai wedus, hai kadal, kodok, kamu diciptakan untuk apa?”. Mereka akan menjawab “untukmu wahai manusia”. Bertanya kepada nyamuk “Kamu nyamuk diciptakan di dunia untuk apa?”. Mereka akan menjawab “untukmu manusia”. Apalagi tumbuh-tumbuhan, untukmu . Tetapi manusia diciptakan “liya’buduni” untuk menyembah Allah.

#Sumber bencana karena apa? “Karena meninggalkan fungsi”. Jadi, mengapa terjadi bencana disana-sini? “Karena adanya kehilangan atau perpindahan atau kerusakan fungsi”. Manusia capek jadi manusia, binatang pengen jadi manusia juga nggak bisa, laki-laki bosan jadi laki-laki, perempuan juga bosan jadi perempuan, payah. Monyet-monyet itu sekarang itu pada protes, karena apa? Karena manusia ganti nama, kalau pacaran mereka jadi cinta monyet. Marah mereka, mbok cinta manusia kenapa cintanya kok cinta monyet? Mbok cintanya “cinta kirik (anak anjing)” gitu, kok nama saya yang dipake? Kerbau itu juga marah. Mereka pengen ganti nama, karena apa? Karena namanya sudah dikorup oleh manusia, dicopet oleh manusia, kenapa nama saya dipake? itu di atap kita ada cicak, mbok namanya “kumpul cicak” kenapa nggak itu?, kumpul tanpa akad nikah itu. Marah, kecewa mereka.

#Laki-laki bosan jadi laki-laki, pakai giwang, pakai anting-anting, pakai kalung, tinggal kasih lonceng aja itu. Perempuan capeee’ jadi perempuan, pengen jadi laki-laki. Cape’ bosan jadi perempuan, ulah tingkahnya itu, teruskan sendiri. Gajah cape, di Lampung itu gajah pakai jilbab, warnanya hijau, dihiasi, tapi di atasnya itu ada makhluk ndak pakai baju, yang tertutup auratnya hanya tinggal seperempat atau sepersepuluh dari badannya. Bingung, ini manusianya mana? binatangnya mana? Itu di Lampung, manusia cape berpakaian. Betul? Ya Allah…

#Sumber bencana, La hawla wa la quwwata illa billah. Kita yang bertanggungjawab mengembalikan manusia kepada kemanusiaan yang sempurna. Kamu jadi santri harus bisa macam-macam termasuk pramuka, renang dan lain-lain. Kamu kalau berada di sungai, di danau, naik sampan, meskipun kamu pinter bahasa Arab, pinter bahasa Inggris, Matematika 9, Fisika 9, tapi nggak bisa berenang, kalau sampan terguling apa yang terjadi? Hah? Bahasa Arabmu itu ghoiru musta’mal ketika itu.

“SOMBONGNYA MANUSIA KARENA BISANYA, LUPA BERAPA YANG TIDAK DIBISAI”. Itulah makanya, disinilah banyak kekosongan akhirnya banyak tidak beres, sumber bencana.

#Kita jangan menyalahkan orang lain. Yang harus disalahkan adalah diri kita sendiri. Sekarang di Indonesia, terjadi bencana. Dulu waktu Tsunami di Aceh, apa komentar orang? “itu gara-gara Aceh banyak maksiat, karena disana banyak bid’ah, banyak khurofat, atau mau keluar dari Indonesia, akhirnya diterjang oleh Tsunami”, yang ngomong itu kira-kira orang Jawa Barat. Habis itu ganti Jawa Barat kena Tsunami, banjir lagi. Apa kata orang Jawa Tengah? “Ooo, itu gara-gara banyak maksiat, disitu banyak molimo, disitu banyak syirik, banyak orang yang berbuat maksiat, makanya dapat adzab dari Allah”, seakan-akan dia orang yang sholeh.

#Habis itu kena lagi, ganti Jogja yang kena gempa, apa kata orang lain? “wah itu gara-gara banyak syirik, disana banyak bid’ah, banyak orang yang maksiat, banyak orang yang kumpul kebo, pasti itu dapat adzab dari Allah”, yang ngomong itu seakan-akan orang sholeh. Jalan lagi, Jawa Timur lumpur Lapindo. Apa katanya? “gara-gara maksiat”. Seakan-akan orang hanya tinggal menyalahkan orang lain, seakan-akan dirinya yang paling sholeh. Ini termasuk sumber bencana. Apa sumber bencana? “Karena merasa dirinya itu sholeh, seakan-akan dirinya itu paling takut atau taqwa, kemudian menyalahkan orang lain”.

#Celakanya, waktu ada Tsunami itu ada selebriti atau artis yang ngomong “Ini peringatan dari Tuhan supaya orang-orang jangan sombong, yang sombong itu adalah orang yang suka mengkritik artis-artis”. Padahal Ulama’ kemarin mengatakan “Kita mendapat bencana karena banyak zina, banyak maksiat, banyak mengumbar aurat, banyak hubungan yang tidak beres, dan sebagainya dan sebagainya”, yang dimaksudkan adalah kaum artis. Besok pagi baru artis ada yang ngomong, “gara-gara maksiat”, apa maksiatnya? “Itu lho orang-orang yang menjelek-jelekkan artis” . Ini yang menjadi sumber bencana “Menyalahkan orang lain, membela diri tidak pada tempatnya”.

#Maka, “MARI KITA ISI HIDUP INI DENGAN YANG BERMANFAAT, JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT, JANGAN HANYA PANDAI MEMANFAATKAN DAN JANGAN SAMPAI HANYA DIMANFAATKAN”.

●Pesan saya kepada kalian, sama halnya saya berpesan kepada anak kandung saya sendiri meskipun bukan saya yang mengandung, “JANGAN SAMPAI KAMU TIDAK MEMPUNYAI KEUNGGULAN YANG DIANDALKAN”. Keunggulan yang baik-baik, bukan seperti: keunggulan saya adalah ngebut di jalanan, nongkrong di tepi jalan, dan sebagainya, diteruskan sendirilah. “BERSYUKURLAH KAMU MENJADI SANTRI” ●

●"Semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Kyai-kyai kita, guru-guru kita selalu mengharapkan dan mendoakan kita menjadi orang yang alim dan sholeh, mempunyai peradaban sendiri, merubah keadaan yang kacau ini menjadi baik. Dalam bahasa Ustadz Syukri “Kita punya peradaban sendiri, kita ini perang peradaban dengan orang luar (non muslim), maka pandai-pandailah kamu mempantas-pantaskan dirimu sebagai santri sebagai ustadz, sebagai alumni Gontor. Pantas pola pikirnya, sikapnya dan tingkah lakunya”●

★☆★Sambutan Beliau saat Musyawarah Kerja Koordinator Gerakan Pramuka di Pondok Modern Darussalam Gontor★☆★

[Jazaakumullah khairan bagi siapapun yang menulis ulang dan yang ikut sebarkan posting an #spiritGONTOR ini.... Semoga jadi amal jariyah bagi kita semua... Aamiinn Allahumma Aamiinn]

Read more...

Jumat, 12 Januari 2018

Kisah pengorbanan pimpinan pondok Modern Darussalam Gontor

0 komentar

Yah allah wahai zat maha mendengar rahmatilah guru kami dan mudahkan lah urusan beliau, dan berkahilah amal nya, dan mudahkan lah kami untuk meneladani nya

Satu hari, saya diperintahkan mengikuti Pimpinan Pesantren (Kyai Syukri) untuk perjalanan ke Subang dengan pesawat. Beliau diminta untuk memberikan sambutan peresmian sebuah Masjid di sebuah cottage di subang. Sampai disana, ternyata beliau tidak hanya meresmikan Masjid disana, tapi juga bertemu dengan IKPM, mengunjungi pondok alumni, bersilaturrahmi dengan saudara beliau di Bandung, mengunjungi sentra kebun nanas, dan berkunjung ke BEC untuk beli HP. Hari pertama saya sudah kewalahan mengiringi semua kegiatan beliau. Begitu datang langsung pertemuan dengan pemilik Masjid, kemudian langsung pergi ke pertemuan IKPM Subang, sampai jam 01 malam baru selesai, dan pulang sampai penginapan pukul 01.30 dini hari. Masih juga menemui tamu yang sudah lama menunggu beliau di cottage. Saya betul-betul kaget, karena pada pukul 04.00 beliau sudah siap untuk ke masjid dan memimpin Jamaah di sana. Saya yang masih muda saja teller mengikuti aktifitas beliau yang dahsyat itu.

Keesokan harinya, saya dipanggil beliau menghadap, Kemudian di hadapan sang pemilik Masjid, beliau menyatakan : “Ul (panggilan kecil saya memang UUL), kalau kamu kepengen tahu, darimana biaya perjalanan dinas saya di Subang ini, silahkan tanya sama Pak Ibrahim ini (pemilik masjid). Beliau inilah yang memberikan biaya perjalanan dinas kita hingga sampai disini sekarang ini. Jadi tidak pakai Uang Pondok. Kalau ada yang mempertanyakan, dari mana Kyai Gontor itu uangnya, kok kemana-mana jalan-jalan terus. Maka sepeserpun uang pondok tidak kami pakai, kecuali untuk acara yang memang di maksudkan untuk kepentingan pesantren sendiri….dari yang mengundang kami-lah biaya perjalanan dinas kami selama ini…” Aku terpaku, kembali harus aku akui…pengorbananku ini sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Usaha yang beliau sudah lakukan...

Sekali lagi saya mendengar hal yg mungkin menurut sebagian orang terasa "aneh". Sebuah kenyataan bahwa ternyata, bahkan sampai detik ini sekalipun KH Hasan Abd Sahal tidak punya Mobil Pribadi..!! Dan KH Abd Syukri Zarksyi itu, membeli mobil setelah beliau sakit. Setelah beliau tidak bisa mensopiri sendiri mobil beliau...Jadi selama ini mobil yg dipakai beliau berdua itu ternyata mobil dinas dari Pondok. Yang pemakaiannya ditentukan, hari apa yg dibayai pondok, hari apa saja yg beliau gunakan dengan biaya beliau sendiri.. Saya mendengar ini langsung dari Guru yang alumni Gontor. Sanhat dkat dengan Pak Hasan. Masya Allah...Gontor, pesantren dengan 24.000 santri di seluruh cabangnya. Kyai-nya belum punya mobil pribadi?? Ya Rahman...kecil nian apa yg saya lakukan ya Allah, jika di Banding apa yg beliau lakukan... "Ada dua orang yg mukafaah ("gaji" bulanan yg sama sekali jumlahnya tidak bisa ditentukan) tidak diambil sampai sekarang...Pak Syukri dan Pak Hasan..." Lanjut guru itu. "Saya ingat Pak Syukri dulu pernah berkata : Saya tidak pernah ambil mukafaah saya...tapi kalian lihat, anak istri saya tercukupi, anak saya bisa kuliah, saya punya rumah...itulah...hidup-hidupilah pondok, maka kalian akan hidup...!!" Kali ini mata beiau berkaca-kaca... *** Kyai kami...Ayah kami...Guru kami...Ya Allah Rahmati beliau berdua...

Read more...