Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 22 Maret 2014

Mikro Linguistik Bahasa Arab, Mata Kuliah Akon Akes

0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Untuk menguasai kemampuan berbahasa dengan baik, baik bahasa ibu maupun bahasa asing, seseorang dapat mempelajarinya secara alamiah ataupun melalui lembaga formal dan informal seperti sekolah atau kursus. Dalam prosesnya, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, sehingga tingkat kemampuan setiap orang berbeda-beda. Kemampuan yang berbeda-beda ini pula akan berpengaruh pada peristiwa komunikasi yang berlangsung. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang baik tentu tidak akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dengan bahasa yang tepat. Tetapi pada orang yang tingkat kemampuan berbahasanya kurang maka yang terjadi adalah sebaliknya.
Dalam proses mempelajari bahasa asing termasuk di dalamnya proses pembelajaran bahasa Arab pasti tidak luput dari kesalahan. Dengan kata lain, kesalahan berbahasa merupakan suatu bagian dari pembelajaran bahasa itu sendiri. Umumnya kesalahan yang terjadi dalam berbahasa tersebut disebabkan oleh adanya interferensi bahasa dan penyamarataan. Meskipun merupakan bagian dari pembelajaran bahasa, kesalahan-kesalahan tersebut dapat mempersulit tercapainya tujuan pembelajaran bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa harus diminimalisir bahkan dihapuskan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang baik.
Fenomena bahasa yang memiliki tabiat morfologi ada pada setiap bahasa, namun kasus makna yang disebabkan oleh morfem yang ada pada setiap bahasa tentu berbeda-beda. Fenomena bahasa yang ada dalam pembelajaran morfologi Arab adalah kajian perubahan bentuk kata kerja dari segi waktu yang harus disesuaikan dengan kata gantinya. Misalnya saja masih banyak siswa yang masih belum bisa menentukan bentuk kata kerja mana yang sesuai dengan kata gantinya.
Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka muncul pertanyaan sebagai berikut:
Apa hakikat analisis kesalahan?
Apa hakikat kata kerja dalam kaidah morfologi Arab?
Apa hakikat kata kerja dari segi waktu?
Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka pemakalah membatasi masalah pada kesalahan bentuk kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang lebih spesifik, yaitu:
Bentuk-bentuk kesalahan apa saja yang dilakukan oleh siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?
Berapa besar prosentase kesalahan siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya?

1.5 Kegunaan Penelitian
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Untuk mengetahui besar prosentase kesalahan siswa dalam  menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya.
Untuk mengetahui penyebab kesalahan-kesalahan tersebut.
Untuk mendapatkan solusi dalam mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.


BAB II
KAJIAN TEORI
Hakikat Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan lahir sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap analisis kontrastif. Salah satu tokohnya ialah Jack C. Richards. Dia berpendapat bahwa unsur “ramalan” pada analisis kontrastif tidaklah selalu benar kecuali pada tingkat fonologi. Meskipun demikian, aktivitas analisis kesalahan ini dapat menjadi pelengkap aktivitas analisis kontrastif.
Menurut Corder, analisis kesalahan adalah aktivitas kajian kesalahan-kesalahan yang dibuat pembelajar BT dalam proses belajar mengajar.
Menurut Richard & Sampson, analisis kesalahan adalah kajian kesalahan pelajar BT yang ditinjau dari 7 faktor penyebab kesalahan tersebut, yaitu:
Pengalihan bahasa (language transfer), pengaruh BS masih kuat sehingga belum mampu mengungkapkan ide dalam BT dengan sempurna.
Pengalihan BT (intralingual interferences), generalisasi yang salah dalam proses belajar mengajar BT.
Situasi linguistik karena latar belakang yang berbeda.
Modalitas.
Usia (age).
Kurang stabilitasnya antarbahasa seseorang, pemerolehan bahasa yang tidak sama (fonologi, morfologi, dll) dari masing-masing individu.
Hierarki kesulitan yang semesta (universal), maksudnya dalam sistem bahasa memungkinkan ada butir-butir yang memang sukar dipelajari oleh pelajar BT, ataupun latar belakang pelajar itu.
Jadi, analisis kesalahan adalah analisis yang mendalam mengenai kesalahan-kesalahan pada pembelajar bahasa target. Dan ini mencakup tipe-tipe kesalahan berbahasa dan sebab-sebab kesalahan. Seorang guru yang baik wajib mengoreksi siswa, saat ia melihat adanya penyimpangan kebahasaan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Ia juga harus menemukan sumber serta penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan itu. Kesalahan-kesalahan yang telah ditemukan kemudian diklasifikasikan berdasarkan sifat dan jenis kesalahannya, lalu ditetapkan daerah kesalahannya. Langkah-langkah yang dikerjakan oleh seorang guru inilah yang disebut dengan analisis kesalahan.
Corder menggunakan 3 (tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa, yaitu antara lain:
Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya.
Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan bahasa, terjadinya kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
Mistake
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.
Kesalahan  dalam  kajian  analisis  kesalahan  dapat  diklasifikasikan  ke  dalam  2  macam,  yaitu  kesalahan  (error)  dan  kekeliruan  (mistakes).  Kekeliruan  terkait  ketidakmampuan  menghasilkan  ujaran  berbahasa  yang  tidak  disengaja,  kekeliruan  bukan  merupakan  hasil  dari  kurangnya  kompetensi  berbahasa  yang  dimiliki  pembelajar.  Kekeliruan  ini  sifatnya  tidak  sistematis,  sehingga  ketika  pembelajar  bahasa  menyadari  kekeliruan  tersebut, maka dapat  segera  memperbaikinya.  Sebaliknya  kesalahan  (error)merupakan  kesalahan  yang  dibuat  oleh  pembelajar  bahasa  bersifat  sistematis  yang  disebabkan  karena  tidak  memiliki  kompetensi  berbahasa yang memadai. Kompetensi  yang  dimaksud  di  sini  adalah  kemampuan  pembicara  atau  penulis  untuk  melahirkan  bahasa  sesuai  dengan  kaidah  bahasa  yang  digunakannya.  Karena  bahasa  yang  dihasilkan  berwujud  kata,  kalimat  dan  makna,  maka  kesalahan  yang  perlu  dianalisis  mencakup pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan menyebabkan saling berpengaruh antara bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2). Penggunaan sistem bahasa tertentu pada bahasa lain disebut transfer. Bila transfer sistem itu bersamaan, mendukung dan memudahkan pada penggunaan bahasa, itu disebut transfer positif (fasilitasi). Bila itu tidak mendukung dan memberikan kesulitan atau bertentangan, maka itu disebut transfer negatif. Akibat transfer negatif, pembelajar (siswa) mendapat kesulitan dalam belajar bahasa (B2) dan sekaligus menjadi sumber kesalahan dalam berbahasa (B2). Transfer negatif lebih dikenal dengan istilah interferensi, yakni: penggunaan sistem bahasa pertama (B1) dalam penggunaan bahasa kedua (B2), dan sistem tersebut tidak terdapat atau tidak sama dalam bahasa itu. Analisis kesalahan berbahasa adalah cara untuk mendeskripsikan fenomena kesalahan dalam bahasa kedua (B2) atau bahasa setelah bahasa pertama (B1).
2.1.1 Kategori Kesalahan Berbahasa
Kesalahan Interferensi dan bukan Interferensi (Interlingual>< Intralingual)
Kesalahan Interlingual adalah kesalahan yang mengacu pada pengaruh negatif terhadap BT. Sedangkan, kesalahan Intralingual adalah kesalahan dalam perkembangan pemerolehan BTakibat kesulitan pelajar BT dalam bahasa asing itu sendiri.Adapun sumber kesalahan itu menurut Richard adalah:
Generalisasi yang terlalu luas (over generalization) terjadi karena penerapan dan struktur (BT dan BS) menjadi satu.
Tidak mengetahui batas-batas suatu kaidah (Ignorance of Rule restriction) penerapan kaidah yang salah.
Penerapan kaidah yang kurang lengkap akibat kesulitan penerapan penggunaan struktur atau kaidah tertentu.
Kesalahan pembuatan kesimpulan konsep-konsep disebabkan interferensi yang salah tentang nuansa perbedaan dalam BT dan penyajian guru yang kurang tepat.
Kesalahan karena ketidakbenaran unsur-unsur bahasa mikrolinguistik dan interpretasi makrolinguistik.
Kesalahan dalam mikrolinguistik adalah:
Kesalahan fonologi
Kesalahan morfologi
Kesalahan kosakata,  biasanya penggunaan istilah bukan pada tempatnya (error approprianteness) yang dibagi ke dalam 4 macam yaitu:
Kesalahan referensi
Kesalahan register
Kesalahan sosial
Kesalahan struktur
Kesalahan dalam makrolinguistik yaitu kesalahan yang disebabkan oleh unsur-unsur yang tidak benar interpretasinya dalam tataran makro, contohnya interpretasi budaya silang.


Kesalahan yang mendarah-daging (fossilized errors) bagi orang-orang tertentu.
Kesalahan ini sukar dihapus karena digunakan bertahun-tahun oleh pelajar BT. Hal ini berkaitan dengan usia siswa, seperti “Saya pulang daripada surabaya”
Kesalahan global dan kesalahan lokal.
Kesalahan global adalah kesalahan linguistik yang menyebabkan penutur BT salah menafsirkan pesan atau pesan tersebut kurang dimengerti dalam konteks tekstual tersebut.
Kesalahan lokal adalah kesalahan linguistik secara gramatikal tetapi tidak menyebabkan kesalahan penafsiran makna penutur asli.
Kesalahan ini dibagi menjadi 4 macam yaitu antara lain:
Kesalahan global leksikal dan lokal leksikal, akibat kurang lengkapnyakompetensi BT.
Kesalahan global morfologis dan lokal morfologis.
Kesalahan global sintaksis& lokal sintaksis.
Kesalahan global ortografis dan lokal ortografis

2.1.2 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa bukanlah semata-mata harus dihindari, melainkan fenomena yang dapat dipelajari. Oleh karena itu, analisis kesalahan berbahasa memiliki tujuan yang mulia, antara lain:
Sebagai umpan balik (feedback) bagi guru dalam menentukan tujuan, bahanajar, prosedur pengajaran serta penilaian yang sudah dilaksanakannya.
Sebagai bukti bagi peneliti (penelitian) dalam mengetahui anak didik  memperoleh dan mempelajari bahasa.
Sebagai input (masukan) penentuan sumber atau tataran unsur-unsurkesalahan berbahasa pada anak didik dalam proses pemerolehan danpembelajaran bahasa (B2).

Hakikat Kata Kerja (الفعل)dalam Kaidah Morfologi Arab
Kata kerja (الفعل)adalah setiap kata yang menunjukkan terjadinya suatu kegiatan dalam waktu tertentu.Kata kerja (الفعل)digunakan untuk menerangkan subjek atau sesuatu yang dibicarakan.Kata kerja (الفعل)di dalam kaidah morfologi terbagi menjadi tujuh macam, yaitu antara lain:
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari bangunan huruf akhirnya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari bangunan huruf akhirnya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل الصحيحyaitu kata kerja (الفعل)yang pada huruf aslinya tidak ada huruf illat (ا, و, ي). الفعل الصحيحterbagi menjadi 3, yaitu المهموز، المضعّف، السالم.
الفعل المعتل yaitu kata kerja (الفعل)yang pada huruf aslinya ada huruf illat (ا, و, ي). الفعل المعتلterbagi menjadi 5, yaitu المثال، الأجوف، الناقص، لفيف مفروق، لفيف مقرون.

Kata kerja (الفعل)ditinjau dari penyusunannya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari penyusunannya  terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المجرّدyaitu kata kerja (الفعل) yang semua huruf penyusunannya asli. الفعل المجرّدterbagi menjadi 2, yaitu الفعل المجرّد الثلاثي dan الفعل المجرّد الرباعي .
الفعل المزيد yaitu kata kerja (الفعل) yang ditambahkan pada huruf aslinya 1, 2, atau 3 huruf. الفعل المزيدterbagi menjadi 2, yaitu الفعل المزيد الثلاثي dan الفعل المزيد الرباعي.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari waktu kejadiannya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari waktu kejadiannya terbagi menjadi 3, yaitu:
الفعل الماضيyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian di waktu lampaudan menunjukkan arti “telah….”.
الفعل المضارعyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian pada waktu berbicara atau yang akan datang dan menunjukkan arti “sedang…..”atau“akan…..”.
فعل الأمر yaitu kata kerja (الفعل) yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu pembicaraan.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari objeknya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari objeknya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل اللازمyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak membutuhkan objek.
الفعل المتعدّيyaitu kata kerja (الفعل) yang membutuhkan objek.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari subjeknya.
Kata kerja (الفعل)ditinjau dari subjeknya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المبنيّ للمعلومyaitu kata kerja (الفعل)yang diketahui pelakunya.
الفعل المبنيّ للمجهولyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak diketahui pelakunya.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari tashrifnya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari tashrifnya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل الجامدyaitu kata kerja (الفعل) yang tidak bisa diubah ke kata kerja (الفعل)lain.
الفعل المتصرفyaitu kata kerja (الفعل) yang bisa diubah ke kata kerja (الفعل)lain.

Kata kerja (الفعل) ditinjau dari perubahannya.
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari perubahannya terbagi menjadi 2, yaitu:
الفعل المبنيّyaitu kata kerja (الفعل) yang bentuknya tetap meskipun kemasukan ‘amil.
الفعل المعرب yaitu kata kerja (الفعل) yang bentuknya berubah karena kemasukan ‘amil.

Hakikat Kata Kerja (الفعل)dari Segi Waktu
Kata kerja (الفعل) ditinjau dari segi waktu terbagi menjadi 3, yaitu:
الفعل الماضي yaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian di waktu lampau, dan menunjukkan arti “telah…..”.
Perubahan bentuk dalamالفعل الماضيadalah sebagai berikut
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
نَصَرْنَا نَصَرْتُ





الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

نَصَرْتُنَّ نَصَرْتُمَا نَصَرْتِ نَصَرْتُمْ نَصَرْتُمَا نَصَرْتَ




الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

نَصَرْنَ نَصَرَتَا نَصَرَتْ نَصَرُوْا نَصَرَا نَصَرَ

Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il madhi
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال الماضية )              adalah:
التاء المتحركة terdapat 7 buah, yaitu نَصَرْتُ ، نَصَرْتَ ، نَصَرْتُمَا  نَصَرْتُمْ، نَصَرْتِ ، نَصَرْتُمَا ، نَصَرْتُنَّ
ألف الاثنين terdapat 2 buah, yaituنَصَرَا ، نَصَرَتَا
واو الجماعة  terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرُوْا
نون النسوة terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرْنَ
نا "فاعل"  terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرْنَا

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il madhi
ضمائر الرفع المستترة بالأفعال الماضية   adalah :
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia laki-laki tunggal” ضمير مستتر تقديره "هو"terdapat hanya sebuah, yaitu نَصَرَ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia perempuan tunggal” ضمير مستتر تقديره "هي"terdapat hanya sebuah, yaituنَصَرَتْ

الفعل المضارعyaitu kata kerja (الفعل) yang menunjukkan kejadian pada waktu berbicara atau yang akan datang dan menunjukkan arti “sedang…..” atau “akan…..”.
Perubahan bentuk dalam الفعل المضارع adalah sebagai berikut
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
نَنْصُرُ أَنْصُرُ





الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

تَنْصُرْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرِيْنَ تَنْصُرُوْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُ
الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

يَنْصُرْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُ يَنْصُرُوْنَ يَنْصُرَانِ يَنْصُرُ

Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il mudhari
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال المضارعة )              adalah:
ألف الاثنين terdapat 4 buah, yaitu تَنْصُرَانِ ، تَنْصُرَانِ  يَنْصُرَانِ ، تَنْصُرَانِ
واو الجماعة terdapat 2 buah, yaitu تَنْصُرُوْنَ ، يَنْصُرُوْنَ
نون النسوةterdapat 2 buah, yaitu تَنْصُرْنَ ، يَنْصُرْنَ
الياء المخاطبةterdapat hanya sebuah, yaitu تَنْصُرِيْنَ

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il mudhari (ضمائر  الرفع المستترة بالأفعال المضارعة )  adalah:
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "هو") terdapat hanya sebuah, yaituيَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “dia perempuan tunggal” (ضمير مستتر تقديره "هي") terdapat hanya sebuah, yaituتَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “saya/aku” (ضمير مستتر تقديره "أنا") terdapat hanya sebuah, yaitu أَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kita/kami” (ضمير مستتر تقديره "نحن") terdapat hanya sebuah, yaituنَنْصُرُ
Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kamu laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "أَنْتَ") terdapat hanya sebuah, yaituتَنْصُرُ

فعل الأمرyaitu kata kerja (الفعل) yang menuntut pelaksanaan perintah setelah waktu pembicaraan.
الْمُتَكَلِّمُ
(orang pertama atau orang yang berbicara)
نَحْنُ أَنَا
kita, kami saya, aku
X X


الْمُخَاطَبُ
(orang kedua atau orang yang diajak bicara)
أَنْتُنَّ أَنْتُمَا أَنْتِ أَنْتُمْ أَنْتُمَا أَنْتَ
kamu perempuan jamak kamu perempuan ganda kamu perempuan tunggal kamu laki-laki jamak kamu laki-laki ganda kamu laki-laki tunggal

اُنْصُرْنَ اُنْصُرَا اُنْصُرِيْ اُنْصُرُوْا اُنْصُرَا اُنْصُرْ



الْغَائِبُ
(orang ketiga atau orang yang dibicarakan)
هُنَّ هُمَا هِيَ هُمْ هُمَا هُوَ
mereka perempuan jamak mereka perempuan ganda dia perempuan tunggal mereka laki-laki jamak mereka laki-laki ganda dia laki-laki tunggal

X X X X X X









Keterangan:
Kata ganti yang bersambung pada fi’il ‘amr
(ضمائر الرفع المتصلة بالأفعال الأمر )                adalah:
ألف الاثنين terdapat 2 buah, yaitu اُنْصُرَا ، اُنْصُرَا
واو الجماعة terdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرُوْا
نون النسوة  terdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرْنَ
الياء المخاطبةterdapat hanya sebuah, yaituاُنْصُرِيْ

Kata ganti yang tersimpan dalam fi’il pada fi’il ‘amr
 ضمائر الرفع المستترة بأفعال الأمر adalah kata ganti yang tersimpan dalam fi’il yang kedudukannya “kamu laki-laki tunggal” (ضمير مستتر تقديره "اَنْتَ") terdapat hanya sebuah, yaitu اُنْصُرْ











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta kisi-kisi soal.

Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai bentuk- bentuk kesalahan, besar prosentase kesalahan, dan faktor penyebab kesalahan dalam menentukan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya yang dilakukan oleh siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, JakartaUtara.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, Jakarta Utara dan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak tanggal 13-16 Mei tahun 2013.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif berupa analisis kesalahan. Pertama-tama kesalahan dikumpulkan, lalu  diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan dan diprosentasekan data-data kesalahan dalam penentuan kata kerja dari segi waktu yang sesuai dengan kata gantinya, kemudian dianalisis.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 14 Rorotan, Jakarta Utara.Sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 10 orang.


Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mengumpulkan data berupa hasil tes siswa.
Mencari dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam setiap jawaban.
Mencatat kesalahan-kesalahan yang ditemukan.
Mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan dalam setiap kelompok jenis kesalahan yang telah ditentukan.
Menghitung frekuensi dan prosentase kesalahan tersebut.

Kisi-kisi Soal
No Unit Kompetensi Dasar Indikator Jumlah Soal
1 Memahami الفعل الماضي  sesuai dengan kata gantinya Menentukan الفعل الماضي  dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره هو 1 buah (butir soal nomor 11)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakan  ضمير مستتر تقديره هي 1 buah (butir soal nomor 1)

  Menentukan الفعل الماضي dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْن 1 buah (butir soal nomor 2)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakanضمير الرفع المتصل بالتاء المتحركة للمخاطبات 1 buah (butir soal nomor 3)

  Menentukan  الفعل الماضي dengan menggunakan  ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِين 1 buah (butir soal nomor 4)

2 Memahami الفعل المضارع  sesuai dengan kata gantinya Menentukan الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبتَين 1 buah (butir soal nomor 5)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره أنا 1 buah (butir soal nomor 6)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بنون النسوة للغائبات 1 buah (butir soal nomor 7)

  Menentukan الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره نحن 1 buah (butir soal nomor 12)

  Menentukan  الفعل المضارع dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره هي 1 buah (butir soal nomor 13)

3 Memahami فعل الأمرsesuai dengan kata gantinya Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير مستتر تقديره اَنْتَ 1 buah (butir soal nomor 8)

  Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبتين و للمخاطبَيْن 2 buah (butir soal nomor 9  dan 15)

  Menentukan فعل الأمر  dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِيْنَ 1 buah (butir soal nomor 10)

  Menentukan فعل الأمر dengan menggunakan ضمير الرفع المتصل بالياء المخاطبة 1 buah (butir soal nomor 14)


Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket soal (teks).Instrumen penelitian berjumlah 15 butir soal.




























































BAB  IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data Kesalahan
Instrumen penelitian ini berjumlah 15 butir soal yang merupakan angket soal berbahasa Arab dan sampel penelitian berjumlah 10 orang siswa. Jadi jumlah keseluruhan soal yang dikerjakan oleh siswa adalah 150 butir soal. Dari jumlah 150 butir soal ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Jumlah dan prosentase kesalahan yang dilakukan siswa dalam menentukan kata kerja sesuai dengan kata gantinya adalah sebagai berikut:
Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ∑ Betul per siswa ∑ Salah per siswa
Responden
A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 3
B 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 8 7
C 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 7 8
D 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 9 6
E 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1
F 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 10 5
G 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 11 4
H 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 5 10
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 13 2
J 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 9 6
∑Betul per butir soal 4 7 8 8 3 9 5 8 8 6 9 7 8 5 3 98 52
∑Salahper butir soal 6 3 2 2 7 1 5 2 2 4 1 3 2 5 7

Adapun untuk menentukan persentase dari setiap jenis kesalahan yang ada, menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
P :  prosentase kesalahan yang dicari
  :  jumlah kesalahan yang dialami siswa
  :  jumlah ketidaksalahan yang dialami siswa
Tingkat prosentase kesalahan:
0%   P < 20% : sangat rendah
20%     P < 40% : rendah
40%     P < 60% : sedang
60%       P < 80% : tinggi
80%     P < 100% : sangat tinggi

Jumlah dan prosentase kesalahan siswa dalam menentukan kata kerja yang sesuai dengan kata gantinya. Berikut tabel prosentase kesalahan
Responden ∑ Jawaban Betul ∑ Jawaban Salah ∑ Betul + ∑ Salah Prosentase Kesalahan Tingkat Prosentase Kesalahan

A 12 3 15 20% Rendah
B 8 7 15 47% Sedang
C 7 8 15 54% Sedang
D 9 6 15 40% Sedang
E 14 1 15 7% Sangat Rendah
F 10 5 15 34% Rendah
G 11 4 15 27% Rendah
H 5 10 15 67% Tinggi
I 13 2 15 14% Sangat Rendah
J 9 6 15 40% Sedang
Jumlah 98 52 150 35% Rendah

Keterangan :
Dari tabel di atas dapat diketahui terdapat 150 jawaban siswa yang terdiri dari 98 jawaban yang benar dan 52 jawaban yang salah. Oleh karena itu, dapat ditentukan prosentase kesalahan dari total keseluruhan siswa yaitu 35% yang berada pada tingkat prosentase kesalahan Rendah.   Dan kesalahan tertinggi siswa terdapat pada siswa H yang berada pada  tingkat prosentase kesalahan 67% (Tinggi) dengan jumlah jawaban salah sebanyak 10 butir soal dari 15 butir soal, sedangkan kesalahan terendah siswa terdapat pada siswa E yang berada pada tingkat prosentase kesalahan  7% (Sangat Rendah) dengan jumlah jawaban salah sebanyak 1 butir soal dari 15 butir soal.

Hasil Analisis Data
Penyajian bentuk-bentuk kesalahan dalam memahami kata kerja sesuai dengan bentuk kata gantinya akan diuraikan menurut kategori kesalahannya terdiri dari:
No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

1 Penggunaanضمير مستتر تقديره هي di dalam  الفعل الماضي nomor 1 أكَلَتْ أكَلْتِ 6


Total Kesalahan 6
Prosentase Kesalahan 60%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

2 Penggunaanضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam الفعل الماضي nomor 2 ذَهَبَا ذَهَبْنَا 3


Total Kesalahan 3
Prosentase Kesalahan 30%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

3 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بالتاء المتحركة للمخاطبات di dalam الفعل الماضي nomor 3 كَتَبْتُنَّ كَتَبْنَ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%




No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

4 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبين  di dalam الفعل الماضي nomor 4 دَخَلُوْا دَخَلْتُمْ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

5 Penggunaan ضمير مستتر تقديره هو  di dalam الفعل الماضي nomor 11 الأبُ قَرَأ الْجَرِيْدَةَ الأبُ قَرَأتْ الْجَرِيْدَةَ 1


Total Kesalahan 1
Prosentase Kesalahan 10%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

6 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للغائبتين di dalam الفعل المضارع nomor 5 تَشْرَبَانِ يَشْرَبَانِ 7


Total Kesalahan 7
Prosentase Kesalahan 70%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

7 Penggunaan ضمير مستتر تقديره أنا di dalam الفعل المضارع nomor 6 أجْلِسُ يَجْلِسُ 1


Total Kesalahan 1
Prosentase Kesalahan 10%


No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

8 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بنون النسوة للغائبات di dalam الفعل المضارع nomor 7 يَفْهَمْنَ تَفْهَمِيْنَ 5


Total Kesalahan 5
Prosentase Kesalahan 50%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

9 Penggunaan ضمير مستتر تقديره نحن di dalam الفعل المضارع nomor 12 نَحْنُ نَلْعَبُ كُرَّةَ الْقَدَمِ نَحْنُ تَلْعَبُ كُرَّةَ الْقَدَمِ 3


Total Kesalahan 3
Prosentase Kesalahan 30%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

10 Penggunaan ضمير مستتر تقديره هي di dalam الفعل المضارع nomor 13 زَيْنَبُ تَدْخُلُ الْفَصْلَ زَيْنَبُ يَدْخُلُ الْفَصْلَ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

11 Penggunaan ضمير مستتر تقديره اَنْتَ  di dalam فعل الأمر nomor 8 افْتَحْ افْتَحِيْ 2


Total Kesalahan 2
Prosentase Kesalahan 20%


No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

12 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر nomor 9 & 15 افْهَمَا افْهَمْنَ 2
يَا زَيْد وَ حَسَن اُنْصُرَا الضُّعَفَاءَ ! يَا زَيْد وَ حَسَن اُنْصُرُوا الضُّعَفَاءَ ! 7

Total Kesalahan 9
Prosentase Kesalahan 90%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

13 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بواو الجماعة للمخاطبِيْنَ di dalam فعل الأمر nomor 10 انْطِقُوْا انْطِقْ 4


Total Kesalahan 4
Prosentase Kesalahan 40%

No. Kategori Kesalahan Butir Soal Jawaban Benar Jawaban Salah Jumlah Kesalahan

14 Penggunaan ضمير الرفع المتصل بالياء المخاطبة di dalam فعل الأمر nomor 14 يَا عَائِشَة، اِطْبَخِيْ الْمَكْرُوْنَةَ ! يَا عَائِشَة، اِطْبَخْ الْمَكْرُوْنَةَ ! 5


Total Kesalahan 5
Prosentase Kesalahan 50%






4.3 Deskripsi Kesalahan
Setelah menganalisis data kesalahan di atas, dapat dirumuskan bahwa kesalahan yang terbanyak terdapat pada kategori penggunaan ضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر dengan prosentase kesalahan sebanyak 90% (Sangat Tinggi).
Dan dapat dirumuskan pula bahwa penyebab dari kesalahan yang terjadi adalah kesalahan intralingual yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kesulitan yang ada dalam bahasa target. Adapun sumber kesalahan itu adalah karena generalisasi yang terlalu luas (over generalization) terjadi karena penerapan dan struktur (BT dan BS) menjadi satu, siswa kurang memahami batas-batas suatu kaidah dan penerapan kaidahnya. Dan bisa juga dikarenakan kesalahan pembuatan kesimpulan konsep-konsep yang muncul akibat interferensi yang salah tentang nuansa perbedaan dalam BT, contohnya penyajian materi oleh guru yang kurang tepat. Sering kita menemukan di lembaga-lembaga bahasa Arab yang membelajarkan siswa dalam mentashrifkan kata kerja dari segi waktu secara salah, contohnya نَصَرَ – نَصَرَا – نَصَرُوْا – نَصَرَتْ – نَصَرَتَا – نَصَرْنَ hal itu akan membuat para siswa hanya bisa menghafal susunan tashrif  tersebut tanpa mengetahui konsep siapa pelakunya. Mungkin dengan mentashrifkan secara benar seperti contoh di bawah:
هُوَ نَصَرَ – هُمَا نَصَرَا – هُمْ نَصَرُوْا – هِيَ نَصَرَتْ – هُمَا نَصَرَتَا...
akan membuat siswa paham atas konsep siapa pelakunya di dalam kata kerja.








BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa total kesalahan yang dilakukan :52⁄150 x 100 =  35%. Untuk prosentase kesalahan sebesar 20%  P < 40% (taraf rendah) berarti siswa cukup mampu dalam menentukan kata ganti di dalam kata kerja dari segi waktu. Dan kategori kesalahan terbanyak terdapat pada penggunaanضمير الرفع المتصل بألف الاثنين للمخاطبَيْنِ di dalam فعل الأمر dengan prosentase kesalahan sebanyak 90% (Sangat Tinggi). Dan dapat disimpulkan bahwa penyebab kesalahan tersebut terjadi karena kesalahan intralingual yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kesulitan yang terdapat dalam bahasa target.

Saran
Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih kurangnya pemahaman siswa dalam menentukan kata ganti di dalam kata kerja dari segi waktu. Oleh karena itu, diharapkan para siswa lebih memahami konsep kata ganti di dalam kata kerja dan ketika mempelajari kaidah bahasa Arab maka jangan hanya memahami konsep kata kerjanya saja tetapi harus juga mengetahui siapa pelakunya dan perubahannya seperti apa.








DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian – Suatu Penden Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Munawari, Akhmad. 2008. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab. Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Nababan.1994. Analisis Kontrastif Dan Kesalahan Suatu Kajian Dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: Ikip Rawamangun.
Rasyid, Yumna. 2011. Al-fi’lu shighah wa ‘anwauhu.Jakarta: FBS UNJ.
Rofiq, Aunur. 2007. Ringkasan Kaidah-kaidah Bahasa Arab. Jawa Timur: Pustaka Al-Furqon

0 komentar:

Posting Komentar