Yah allah wahai zat maha mendengar rahmatilah guru kami dan mudahkan lah urusan beliau, dan berkahilah amal nya, dan mudahkan lah kami untuk meneladani nya
Satu hari, saya diperintahkan mengikuti Pimpinan Pesantren (Kyai Syukri) untuk perjalanan ke Subang dengan pesawat. Beliau diminta untuk memberikan sambutan peresmian sebuah Masjid di sebuah cottage di subang. Sampai disana, ternyata beliau tidak hanya meresmikan Masjid disana, tapi juga bertemu dengan IKPM, mengunjungi pondok alumni, bersilaturrahmi dengan saudara beliau di Bandung, mengunjungi sentra kebun nanas, dan berkunjung ke BEC untuk beli HP. Hari pertama saya sudah kewalahan mengiringi semua kegiatan beliau. Begitu datang langsung pertemuan dengan pemilik Masjid, kemudian langsung pergi ke pertemuan IKPM Subang, sampai jam 01 malam baru selesai, dan pulang sampai penginapan pukul 01.30 dini hari. Masih juga menemui tamu yang sudah lama menunggu beliau di cottage. Saya betul-betul kaget, karena pada pukul 04.00 beliau sudah siap untuk ke masjid dan memimpin Jamaah di sana. Saya yang masih muda saja teller mengikuti aktifitas beliau yang dahsyat itu.
Keesokan harinya, saya dipanggil beliau menghadap, Kemudian di hadapan sang pemilik Masjid, beliau menyatakan : “Ul (panggilan kecil saya memang UUL), kalau kamu kepengen tahu, darimana biaya perjalanan dinas saya di Subang ini, silahkan tanya sama Pak Ibrahim ini (pemilik masjid). Beliau inilah yang memberikan biaya perjalanan dinas kita hingga sampai disini sekarang ini. Jadi tidak pakai Uang Pondok. Kalau ada yang mempertanyakan, dari mana Kyai Gontor itu uangnya, kok kemana-mana jalan-jalan terus. Maka sepeserpun uang pondok tidak kami pakai, kecuali untuk acara yang memang di maksudkan untuk kepentingan pesantren sendiri….dari yang mengundang kami-lah biaya perjalanan dinas kami selama ini…” Aku terpaku, kembali harus aku akui…pengorbananku ini sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Usaha yang beliau sudah lakukan...
Sekali lagi saya mendengar hal yg mungkin menurut sebagian orang terasa "aneh". Sebuah kenyataan bahwa ternyata, bahkan sampai detik ini sekalipun KH Hasan Abd Sahal tidak punya Mobil Pribadi..!! Dan KH Abd Syukri Zarksyi itu, membeli mobil setelah beliau sakit. Setelah beliau tidak bisa mensopiri sendiri mobil beliau...Jadi selama ini mobil yg dipakai beliau berdua itu ternyata mobil dinas dari Pondok. Yang pemakaiannya ditentukan, hari apa yg dibayai pondok, hari apa saja yg beliau gunakan dengan biaya beliau sendiri.. Saya mendengar ini langsung dari Guru yang alumni Gontor. Sanhat dkat dengan Pak Hasan. Masya Allah...Gontor, pesantren dengan 24.000 santri di seluruh cabangnya. Kyai-nya belum punya mobil pribadi?? Ya Rahman...kecil nian apa yg saya lakukan ya Allah, jika di Banding apa yg beliau lakukan... "Ada dua orang yg mukafaah ("gaji" bulanan yg sama sekali jumlahnya tidak bisa ditentukan) tidak diambil sampai sekarang...Pak Syukri dan Pak Hasan..." Lanjut guru itu. "Saya ingat Pak Syukri dulu pernah berkata : Saya tidak pernah ambil mukafaah saya...tapi kalian lihat, anak istri saya tercukupi, anak saya bisa kuliah, saya punya rumah...itulah...hidup-hidupilah pondok, maka kalian akan hidup...!!" Kali ini mata beiau berkaca-kaca... *** Kyai kami...Ayah kami...Guru kami...Ya Allah Rahmati beliau berdua...
0 komentar:
Posting Komentar