KEUTAMAAN ULAMA DAN ILMU
----------------------------
1. Ampunan Dosa Karena Memandang Ulama.
ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣﻦ ﻧﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻧﻈﺮﺓ ﻓﻔﺮﺡ ﺑﻬﺎ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻦ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻨﻈﺮﺓ ﻣﻠﻜﺎ ﻳﺴﺘﻐﻔﺮ ﻟﻪ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ .
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa memandang wajah orang ‘alim dengan pandangan yang menyenangkan maka Allah akan menciptakan malaikat dari pandangan tersebut yang akan memohonkan ampunan kepada orang tersebut di hari kiamat.”
2. Memuliakan Ulama, Surga Imbalannya..
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣﻦ ﺃﻛﺮﻡ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻓﻘﺪ ﺃﻛﺮﻣﻨﻲ، ﻭﻣﻦ ﺃﻛﺮﻣﻨﻲ ﻓﻘﺪ ﺃﻛﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﺃﻛﺮﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻤﺄﻭﺍﻩ ﺍﻟﺠﻨﺔ ...
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa memuliakan orang ‘alim, berarti ia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, berarti memuliakan Allah. Barang siapa memuliakan Allah, maka tempat kembalinya adalah surga.”
3. Keutamaan Tidurnya Ulama.
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻧَﻮْﻡُ ﺍﻟﻌَﺎﻟِﻢِ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺍﻟﺠَﺎﻫِﻞِ
Nabi SAW bersabda: “Tidurnya orang ‘alim adalah lebih utama dari pada ibadahnya orang bodoh.”
4. Belajar Satu Bab Lebih Utama
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺑَﺎﺑًﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ، ﻳَﻌْﻤَﻞُ ﺑﻪِ ﺃﻭْ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻤَﻞْ ﺑﻪِ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻓْﻀَﻞَ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺃَﻟْﻒَ ﺭَﻛْﻌَﺔٍ ﺗَﻄَﻮُّﻋًﺎ
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa belajar ilmu satu bab, diamalkan atau tidak, adalah lebih utama dari pada shalat sunnat 1000 (seribu) rekaat.”
5. Keutamaan Berkunjung Kepada Orang ‘Alim
ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻣَﻦْ ﺯَﺍﺭَ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻓَﻜَﺄَﻧَﻤَّﺎ ﺯَﺍﺭَﻧِﻲ، ﻭَﻣَﻦْ ﺻَﺎﻓَﺢَ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤﺎ ﺻَﺎﻓَﺤَﻨِﻲ، ﻭَﻣَﻦْ ﺟَﺎﻟَﺲَ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻓَﻜَﺄَﻧَّﻤﺎ ﺟَﺎﻟَﺴَﻨِﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ، ﻭَﻣَﻦْ ﺟَﺎﻟَﺴَﻨِﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺃَﺟْﻠَﺴْﺘُﻪُ ﻣَﻌِﻲْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa mengunjungi orang alim, maka seolah-olah ia mengunjungiku. Barang siapa berjabat tangan dengan orang alim, maka seolah-olah ia berjabat tangan denganku. Barang siapa duduk berdampingan dengan orang alim, maka seolah-olah ia duduk berdampingan dengan denganku di dunia. Barang siapa duduk berdampingan denganku di dunia, maka ia akan duduk berdampingan denganku di hari kiamat.”
Disarikan dari Tanqihul Qaul Al-Hatsits karya Syaikh Nawawi Al-Bantani, syarh atas Lubabul Hadits karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi.